Thursday, March 09, 2006

Daya magisnya pada aura kelembutan dan ketenangannya.


Tengah menyeduh kopi dan teh buat persiapan quro malam Jum'atan, terdengar detak2 staccatto dari heel sepatu yang amat kukenal nada dan iramanya. Lalu dari celah jendela dapur tampak sepasang sepatu hitam yang tertutup jins putih navy-look tengah menapak menaiki strap jubin warung Betty.
Tatkala kuintip dari lubang yang timbul akibat penggalan kaca pecah dari jendela kaca timah, ternyata diajeng tengah berbelanja. Sepatunya tertutup ujung jins putih yang juga bagian pinggulnya ditutupi kemeja lengan panjang lurik biru marina yang apik. Waktu menunjukkan jam 19:25 dan diajeng tampak berbalik agaknya pamit dengan senyum yang halus. Lantas dengan menunduk menapaki jubin dengan lembut dan tenang kemudian langkahnya mengguliri KK31 menuju ke kediamannya. Subhanallah, alangkah menggetarkan hatiku penampilan itu. Sampai tengah malam panorama itu masih tercetak nyata dalam ingatan dan hati sanubari. Ternyata kekuatan magis diajeng bukannya cuma pada senyumnya yang indah, tawa yang mengorak seperti sekuntum mawar merah, bahkan nada suaranya yang renyah manja. Namun juga pada aura kelembutan dan ketenangan sikapnya. Masyallah, padahal aura itu yang agaknya rusak akibat dari upaya penghadiranku di kehadirannya yang sungguh mempesona itu. Yaa Rabb, ampuni aku untuk menghadirkan silaturahmi yang hakiki diantara kami agar semua kusut dan rudet bisa segera menguap seperti melenyapnya embun dingin yang tersapu oleh hangatnya sinar mentari pagi. Amiiien Yaa Rabb.

No comments: