Monday, December 17, 2007

Most Popular Outgoing Link by MyBlogLog Click Tagging.

Most Popular Outgoing Link by MyBlogLog Click Tagging.
Ranking of 80 blogs, on date Dec 17th, 2007. Hours 14.00
(vide URL http://renungansekilas.blogspot.com/)

Abah, Most. Ajeng, 3rd. Andra, 4th.
Denok, 5th. Tantri, 7th. Technorati, 8th.

Santa's Link Love: Santa's Link Love... Update Three
Technorati Profile

Sunday, December 16, 2007

Most Popular Outgoing Link by MyBlogLog Click Tagging.

Most Popular Outgoing Link by MyBlogLog Click Tagging.
Ranking of 80 blogs, on date Dec 16th, 2007. Hours 16.30
(vide URL http://renungansekilas.blogspot.com/)

Abah, Most. Ajeng, 2nd. DiaryFrenster, 3rd. ManaDimana, 4th.
Risanti, 5th. TebakManggis, 6th.  Technorati, 7th.

Santa's Link Love: Santa's Link Love... Update Three
Technorati Profile

Saturday, December 15, 2007

Bunga Elia


5 hari yang lalu waktu lihat terpandang bunga cantik menghiasi halaman dekat tembok kiri Menaragading. Tergerak sih hati buat memotretnya buat dipajang di Flickr. Meski hati berdebur juga takut disangka mo ngintip. Tapi kemarin sore justru Sapta yang kasih semangat buat motret sekarang juga takut keburu layu. Bunga2 itu hasil tangan dingin Elia. Klo Sapta hobbinya masak. Klo Okta bebenah beres beres. Dilantai satu ada juga Ana, Dhani, Fifi dan beberapa nama lain. Tapi8 siapa Ana ya? Blum familiar tuh.
Hehe iya juga yah, makanya meski sambil tereak2 juga minta ijin ke bu Ani buat masuk ke halaman. Jaba bu Ani dengan antusiasnya buru2 pindahin tempat sampah lagi. Huh, dikit2 juga tetep aja ngerepotin tetangga ya. Lantas jekrek2 ngambil 6 gambar. Tapi selagi gitu bener aja, ada tampang judes yang berkaus dan hotpant putih, pura2nya membereskan jemuran. Apa aku yang keren2 ginih, mana pemilik warnet RaisonE disangka mau maling jemuran ya? Huh, cape deh. Dah ah, kabuuuuuurrrrrr. Tapiiiii....Makasih ya non Elia. Tanam lagi yang banyak dong.

Friday, November 16, 2007

Sentu kenip yang cantik lucu...



Ajeng baru saja melintas di jam 17.14 menuju Mg. Berkemeja panjang es lilin putih kemerahan, berjins biru pupus dan mengenakan sentu kenip coklat yang membuat lenggangnya tampak ringan lucu. Sebuah tas kantor terselip di kelek kirinya.

Wednesday, November 14, 2007

Bujur geometris


Sekilas di jam 17.20 tampak lenggang ayu itu mengarah ke Menaragading. Sporthemp lurik hijau pucat dipadu dengan celana panjang hitam yang pas apik. Memang iya rupanya sosok Ajeng yang selalu bikin kangen itu  mengenakan wig.

Wednesday, November 07, 2007

Topi gelap apa wig yah?


Etty baru aja tadi Shubuh pulang dari JK. Taunya saat dia menggunakan KBU #2 di jam 18.30 . Lalu  sekira 19.10 disaat warnet lagi fullhouse dan tengah melayani Sapta, tampak Ajeng melintas bergaun gelap, berbluse terang lengan kiri menjinjing tas kantor mengarah ke Menaragading. Kepalanya entah tertutup topi gelap atau wig? Gak jelas tuh.

Tuesday, November 06, 2007

Okta




Dah lama banget rasanya gak duduk2 di anjungan rohto. Mana kemarin seminggu batuk dan demam. Makanya saat mendingan ini kunikmati di anjungan rohto sambil mengenakan kaos bluwek longsleeves yang di 3 Jan 2006 dibelikan si Aa sama neng di carrefour Lebakbulus waktu dijemput karena mau pingsan segala itu. Huh jadi ingat Ajeng yang dah lama tak tampak gemulai nya setelah beberapa hari Lebaran yang lalu. Sejujurnya yang kutunggu adalah Okta. Kangen akan karakternya yang baik ramah ceria.
Semenjak seminggu menjelang Lebaran Okta dah gak kelihatan. Terakhir yang aku ingat disuatu senja menjelang taraweh Okta pulang bersama Maya. Dianya tulus melambaikan tangan kearahku di kasier warnet selagi melayani Frank. Tentu kujawab lambaiannya, lalu sedikit kuceriterakan kepada Frank akan hangatnya bentuk persahabatan dan rasa manisnya sikap dari hasil budaya saling menghargai itu.

Kayaknya aku mulai duduk di jam 18.30 deh kalau kuhitung perkiraan dari jam hp di kantung celana ramboku. Alhamdulillah harapanku gak sia2 karena di jam 18.55 tampak lenggang Okta yang menuju Menaragading bersama temannya.
Sesaat kutatapi lenggangnya selagi Okta melayani hp nya.
Tak lama satu senyuman mengembang dari wajahnya mengarah kedudukku.
"Bapaaak....." Tawanya dengan lembut. Aku langsung bangkit menyambutnya.
"Sugeng riyadi Okta..." Salamku sesaat setelah menyalami temannya.
"Sugeng riyadi bapak. Selamat Hari Raya..." Tawanya, terasa jemarinya rada dingin.
“Okta lama gak kelihatan sih…” Taewaku seraya masih menggenggami tapak tangannya.
“Saya sering liwat kok pak, tapi bapak aja yang gak tampak..” Tawanya.
“Kemarin liburan pulang ke Jogya?”
“Iya pak. 2 minggu Okta disana.”
“Gimana khabar ibu. Semoga sehat.”
“Alhamdulillah pak. Sehat.”
“Mustinya ibu Okta ajak kemari.” Godaku.
“Kayaknya gak mungkin deh pak..”” Tawanya.





Monday, November 05, 2007

Heny

Ternyata gadis cantik imut berkulit kuning terang itu menetap di Menaragading juga.

Monday, October 29, 2007

Etty


Dah 2 kali sejak Lebaran, aku bilang mo minta tolong sama Etty. Dan yang bersangkutan langsung nyambut bersedia. Tapi klo kupikir lebih dalam lagi, kayaknya cuma akan lebih mempermalukan harga diriku aja deh. Iya sih dah lebih dari 2 tahun aku punya salah intens kepada Ajeng. Tapi dari sikapnya yang kian lama kian jarang jumpa ini. Rasanya gak ada tanda2 buat silaturahmi deh. Ajeng gak pernah kasih kesempatan buat prekik apapun aja lagih. Meskipun sejak awalnya aku dah berusaha sebisa mungkin buat memperbaiki hub silaturahmi. Makanya meski Etty masih beberapa kali ke wartel juga, lidahku kelu meskipun sekedar buat menitipkan salam percobaan buat Ajeng juga. Iya sih aku jatuh bangun, "Sebaiknya kenapa gak dicoba aja lagih?" Entahlah.

Lina Lalyna



Gak maksud GR sih. Tapi gadis shalihah cantik asal Cilegon  itu bakdal Lebaran semakin kerap ke warnet. Klo dibandingkan sama dulu2nya apalagi disaat sering jalan berdampingan sama Ajeng. Malahan setahun lalu pernah dengar2 dari Garova mo pindah ngontrak rumah bareng.
"Saya punya sepupu di dekat SMEA Cilegon tuh Lin."
"Oh di Jombang Baru ya" Tawanya sembari menyelidik saat bayar sewa warnet 29 menit.
"Iya betul. Ternyata kamu memang asli Cilegon ya?" Tawaku mengamati.
"Iya pak."
"Tapi logat kamu kok Jawa sih Lin?"
"Iya pak, campur2.."
"Tapi gak kayak Pantura seperti Serang, tapi kawas Jawa Kidul deh. Yogya misalnya."
"Wah, gak kok pak.." Senyumnya simbolik pamit seraya melenggang keluar.
Duh ingat aja peristiwa dianya memergokiku, tatkala menatapi lenggang Ajeng yang tengah jalan bersamanya. Menjelang pintu Menaragading, tiba2 Lina menatap kebelakang. Mesti deh disuruh Ajeng. Tentunya dong aku keperegok tertangkap kering, lalu buru2 buka pintu Katana. Lantas kabur ke Tangerang. Hehe jadi biang malu sih. Tapi ambil aja hikmahnya.
"Duh sial temen isun. Kangen karo lenggangane Ajeng, malahan kudu ada saksi hidup lagi."

Iren



Dasar klo truk tua, biarin semua dijaga mulus juga tapi klo kudu jalan lempeng sedari pagi smp malem mah ya tetep kudu ngandang juga. Klo kuda mah kapan kudu mampir ke kombongan buat setirahat sama isi BBM berupa rumput dan dedak. Begitupun namanya juga kuda, klo buang gas ato ampas BBM kan bisa dimana saja,. kapan saja enbtah sembari lari ato sembari parkir. Terasa kok klo malem jadi susah tidur dengan awak merengket kepinginnya diusapin kawas Gaby aja.
Tapi karena tugas buat ngalap rezki buat nunjang anak2 kuliah tea, jam 10 baru turun ke warnet buat gantiin Ade di shift pagi. Mana tahu juga sibadagjung itu mo ke kombongan segala.
"Tadi pagi2 sekali didepan ada yang ribut2 beh." Lapornya.
"Siapa De?" sahutku sembari nyendok nasi ke dalam mangkok buat sarapan.
"Pelanggan kita yang klo ngenet sebentar2 itu lho beh."
"Iren?"
"Iya kalih."
"Ribut sama siapa?"
"Sama pengurus kos2an. Kedengarannya sih sipengurus minta uang karena ada temannya nginap." Atuh iya, kapan sekali temen nginep kudu bayar jigoh. Mangkaning si Sulis itu nginepnya semenjak bulan Ramadhan. Meskipun gak menoron juga tapi kan listrik ledeng tuh.
"Oh iya si Sulis itu yang kemarin balik ke Pasar Minggu. Iren itu memang baik pisan kok. Karakternya suka ngebantu teman yang lagi kemalangan. Saking baiknya smp botol aqua galon juga diberikan ke Sulis, yang babeh godain buat bekalan haus dijalan. Irennya gimana De?"
"Kayaknya langsung cabut deh beh." Duh hilang atuh satu pelanggan unik yang tiap hari datang ngenet bisa 3-5 kali. Mana gak lama,  cuma buat ngecek imel doangan. Kayak kemarin dia datang jam 11.24 5menit, jam 17.00 17 menit,  jam 17.46 11 menit, jam 20.34 3 menit. Artinya setiap hari Iren menyumbang sedikitmya ceban. Blum lagi klo make nelepon. 

Sunday, October 14, 2007

Sugeng Riyadi 1428H




Subhanallah. Dah lma pisan gak lihat lenggang Ajeng. Smp siang ini sekira jam 12.52 tampak melintas menuju Menaragading. Kayaknya Ajeng gak mudik ke Pekalongan ya. Mungkin habis belanja karena lengannya nenteng tas belanjaan. Berkemeja hitam, bercelana jins biru selutut, bersandal jepit hell tebal. Mana rambutnya di ekorkuda lagi. Duuuuuuuuuuuhhhhh dah.

Saturday, September 01, 2007

Etty




Gadis JK ini pagi2 dah protes dengan lucunya, "Kok tadi pagi tutup sih?"
Tapi kujawab aja setel kendor, "Iya nduk, Semalam aa nulis smp jam 4 pagi."
Lalu Etty masuk ke KBU #2. Gak lama kok. Meski 2 kali nelepon juga.
"Iya nih babeh kayaknya senang betul di depan pc."
"Iya nih nduk. Babeh lagi kasih konsultasi en analisa watak karakter kondisi pisik psikis emosi, dari 3 orang Malaysia melalui email."
"Iya beh? Lalu gimana caranya?"
"Babeh menggunakan media photo."
"Oh bisa ya beh? Tapi analisa gimana tuh beh" Pendelongnya.

"Misalnya kayak kamu ini. Dari raut wajah tampaknya kamu lagi ruwet pikiran. Susah tidur, cemas, gelisah, kagetan. Kamu juga ada gangguan maag berat, napas kadang sesak. Badan kok sumang aja. Perasaan eneq kayak yang mo muntah aja. Kehilangan selera makan. Tul gak tuh?"
"Iya tuh beh." Tatapnya dengan tenteram.
"Tekanan darah juga rendah. Pandangan berputar klo sehabis jongkok. Hati2 kamu malah bisa jatuh bahkan pingsan sesaat. Coba kamu jangan perturutkan pikiran, yang siang malam pagi petang dimana aja kapan aja ma siapa aja. Maunya mikiiiiiir terus.

Friday, August 31, 2007

Sosok Ajeng masih selalu bikin kangen aja lho.




Dah lama banget gak pernah lihat lenggang Ajeng. Apalagi klo pajenghok yang masih suka bikin hati kebat kebit, lalu berusaha menghindarinya klo sempat. Abis sayang aja klo citra cantik manisnya berubah menjadi kunyem judes. Duhh Ajeng kan di 21 Agu kita dah 2 tahun jumpa.
Alhamdulillah, pagi ini jam 08.50 Ajeng tampak melintas menuju arena aktifitasnya. berbusana kemeja lengan panjang puthi dan gaun hitam bersepatu tinggi hitam. Seraya mengelek  tas kantor di pundak kanannya. Duhai, penampilannya kian bulat demplon aja lho.  Jaga sehat ceria sukses sejahtera ya Jeng.

Kebetulan ada neng Erwi yang punya kedalaman bathin itu. Trus aja aa perkenalkan in-absentia. Hehe neng Erwi nanya, "Babeh masih suka bertegur sapa sama yang liwat tadi?"
"Yah neng, klo babeh mah tetap berusaha nyapa manathu manatahu aja. Tapi dianya suka kunyem judes matak serem deh." Keluhku panjang pendek. Neng Erwi dengan tajamnya menyoroti wajah berewokanku. Entah apa pula maknanya ya? Jadi suka deg deg plas deh...

Monday, June 04, 2007

Sunday, June 03, 2007

Dian Situmorang


Siang tadi selagi memandangi monitor pc #13, aku bangkit menuju Wandi di meja kasier. Perlahan kututup 2 pintu KBU #1 dan #2 yang tampak terbuka. Tapi didalam ada percakapan. Dari sandal teple dikaki kursi KBU #1 ternyata ada yang lagi nelepon.
Lalu seorang gadis tinggi langsing bertubuh indah dibalut jean biru denim rada ketat dan berkaus kuning mustard mendekati meja kasier yang tengah ditunggui Adel.
Sesaat gadis cantik itu (klo gak Bandung tentu Manado) melirikiku sambil tangannya merogoh kantung celana buat ambil dompet. Tentunya dong pandangan kami amprok.
"Selamat siang non. Lagi libur ya?" Senyumku melabai.
"Selamat siang pak. Iya libur pak."
Tiba2 Adel manggil, "Beeehhh..." Kayaknya ada trouble dengan mesin fax.
Diatas fax ada lembar hitam kayak kertas karbon mana berkerut kerut lagi. Jangan2 jamming nih. Lalu kupanggil Ade buat bantu Adel. Tapi ternyata slip gaji itu gagal kirim karena 2x Adel coba kirim yang keluar malahan info Other Fax Not Responding.
"Kayaknya memang saya kudu photocopy dulu deh." Kata si enon kayak manequin itu.
"Bukan non. Tapi alamat kirim gak siap sama mode Fax tapi masih di mode telepon."
"Klo gitu saya telepon dulu deh." Kata si enon lalu ke KBU #2.
"Maaf pak. Disana gak ada yang angkat." Ujarnya dengan kecewa.
Lalu si enon duduk di pc #1 dan nampaknya lagi buka FS.
Aku segera kembali meneruskan edit pic Desi buat hisasan blog.

"Siapa namanya non? Saya pak eman."
"Saya Dian pak."
"Asalnya Bandung ya?"
"Iya pak. Bapak tau aja." Tawanya renyah. Duh cantiknya.
Aku lalu menyapanya make bahasa Sunda. Tapi Dian gak bisa jawab.
"Saya berasal dari Medan pak. Cuma sekolah di Bandung."
"Tadinya bapak kira malahan Manado."
"Dian boru apa?"
"Situmorang pak."
"Kerja dimana?" Sapaku buat menetralisir kekecewaannya.
"Di hotel Mandarin pak." Senyumnya dengan manis.
"Di bagian apa?"
"Resepsion." Tawanya lucu.
"Oh klo gitu temennya..."
"Shinta pak." Sambarnya sembari tertawa.
"Iya Tata. Klo gitu satu kosan juga ya?"
"Iya pak bahkan teman sekelas juga." Senyumnya.
"Dulu dari Institute Pariwisata Bandung?"
"Iya pak. NHI."

Aku lalu minta ID FS nya buat ku add.
"Oh bapak suka FS juga ya. Keren dong pak."
"Yah non buat gaul aja namanya juga operator warnet." Kekehku.
Tapi sebelum sempat di aprove, Dian dah keburu pulang.
Ternyata aku juga menemukan profil  dan kirim massage buat Tata.


URL http://www.friendster.com/17332048

Tuesday, May 08, 2007

"Mil, barusan Ajeng pulang habis belanja."

Dah 4 hari cuaca terik banget. Sehari mandi bisa 4 kali. Minum kepinginnya es melulu. Habis Maghrib aja kepinginnya selonjoran diatas dibawah semprotan fan. Mana desi lagi ngambek lagi gara2 sms bingungnya akan sosok giyan, amie bikinanku yang membuatnya kepikiran gak faham di jam 18.55 nya belum terbaca. Lalu di jam 19.17 desi nyemprotkan ngambeknya, yang meski dah dijawab 3x mulai jam 20. 28, 20.33 dan 21.22 tetap aja Pending. Artinya hapenya dimatiin gak mau dihubungin. Begitulah desiku tercinta. Aku lalu turun ke warnet sambil balas sms Srian yang ngundang ke Syukurannya di Rest Millenium Gajah Mada. Tapi akunya kudu bawa Astri. Wah orang udah gak punya hub diplomatik lagi kok. Gimana kudu bawanya dari Purwakarta?
Di pc #15 ternyata ada Emil yangn kayaknya lagi coba login ke blog. Ketika wajah kuhadapkan kepintu masuk, tampak Ajeng melintas di ke Menaragading di jam 20.40. Tampilannya sederhana aja bergaun hitam, berkemeja pinky mellow, bersendal teple. Sambil kedua belah tangannya mencangking sekantung belanjaan yang tampaknya berat sekali. Iya sih tatkala melintas wajah cantik dengan rambut indah tampak melirik sesaat. Aku lalu balik kanan mendekati Emil buat kuberbisiki.
"Mil, barusan Ajeng pulang habis belanja."
"Mana....Mana dianya?" Celotehnya dengan serunya.
"Dah bablas ke kosan."

Sunday, May 06, 2007

Tata


Sering kepikiran dah lama banget gak pernah lihat Tata melintas apalagi ngenet. Gadis ayu bening semampai itu masih belum juga add aku di FS. Makanya aku gak bisa upload pic senyumnya yang senantiasa segar ceria itu. Apa Shinta pindah kost lagi atau lagi pulang ke Bandung ya?
Di jam 21.30 selagi di pc #15 tampak melintas 2 sosok gadis yang memandangi kedalam akuarium Raisone. Penasaran kukeluar aja, dari gerbang tampak 2 gadis menunju KK40. Dikiri tampang tinggi besar. Di kanan tampak sosok bening semampai yang mengenakan blus kaos hijau pupus dan celana pantai bercorak Irish coklat mocca itu tampak menggandeng temannya. Sekilas gaya jalannya seperti Ajeng. Tapi kan Ajeng gak pernah tampak akrab begitu kepada teman jalannya. Sekira 5 menit keduanya tampak kembali kearah Menaragading. Semakin lama tampak gadis bening itu rambutnya diekor kuda dan bersandal karet jepit merah. Lengangnya tampak santai aja. Begitu dekat ternyata Tata. Sambil memegangi kantong kertas berisi gorengan entah cemilan, Tata memandangi aku yang tengah duduk di anjungan rohto.
"Paaaakkk..." Sapanya lembut disertai senyum manisnya. Temannya hanya mendelongiku.
"Eh non. Udah lama gak kelihatan..." Sapaku ceria.
"Iya pak kan kerja..." Tawanya memperlihatkan deretan geliginya yang indah.
"Tapi Tata sehat bukan?"
"Iya pak. Bapak juga bukan?"
"Alhamdulillah non." Sahutku nyaman seraya memandangi gemulai langkah ringannya sampai keduanya membuka pintu kecil lalu memasuki Menaragading.

URL http://www.friendster.com/11664372

Thursday, May 03, 2007

Tumit2 yang tampak cantik halus kemerahan...


Dah 2 hari gak bisa buka blogger. Mana PLN lagi mati sejak jam 14 lagi. Padahal disaat ini baru aja adel ngisiin hape. Dari kejauhan tampak Ajeng noron mo ke Menaragading. Tapi lalu duduk di anjungan rohto, karena ada sms masuk. Ternyata info dari provider perihal penambahan pulsa. Ajeng mengenakan blus putih keabuan berkerah kupu2. Bergaun hijau lumut muda belang kuning halus. Berselop coklat. Di tangan kirinya menjinjing kresek putih. Kayaknya habis belanja di Toserba deh. Namun gituh, gerak bibirnya tampak kunyem ketika wajahnya kutatapi. Ketika Ajeng melintasiku, kuganti tempat duduk. Buat memandangi gemulainya dan tumit2nya yang tampak cantik halus kemerahan. Subhanallah, semalam kok aku mimpiin klo Ajeng mengenakan busana sendratari lagi siap2 mau manggung. Namun tetap aja gak tampak pria pendampingnya.

Sunday, April 29, 2007

Kiki, Nanda, Riri, Emil,

Kiki datang ke warnet di jam 15 tapi jaringan lagi ngadat. Baru jam 16.33 datang lagi disaat warnet dah lancar. Kiki duduk di pc #4 selama 123 menit. Selagi Kiki masih sibuk ngotret pc, kemudian datang Nanda bersama Riri yang mo ngeprint data.pdf Imigrasi USA buat urus Visa Tourist. Riri lalu duduk di pc #5 di jm 20.30 check email di gmail.com. Kemudian datang Emil yng duduk di pc #1 di jam 20.35 selama 92 menit. Riri yang katanya dah tinggal di lantai 3 Menaragading sejak Ramadhan 2005, kayaknya gak kenal sama Emil teman dekatnya Ajeng. Begitu juga dengan Kiki yang tadinya cuwek2an aja. Baru manggil Kiki setelah kuberitahu. Anehnya Nanda baru tahu klo Kiki sama2 mojang Bandung. Ternyata dunia Menaragading itu sedemikian luasnya. Masuk akal juga klo dulu di Nopember 2005, Nuri kurir suratku gak kenal sama Ajeng. Tapi Nunik malah tahu dan dia yang menyeploskan suratku kebawah pintu kamar Ajeng.
Di jam 21.30 Riri datang lagi buat scan KTP Bogornya meski tadinya pc Kasier lagi ngadat. Setelh ku restart pc menjadi normal kembali lalu dilakukan snning dan printing sementara Riri duduk di pc #15 sedari jam 21.35 selama 40 menit.
Dari bincangan ternyata Riri kerja di perusahaan Security Advisory di Wisma Nusantara. Bisa aja ada koneksitas dengan PT AON Indonesia tempat neng Wiena berkarya. Karena sama2 PT yang berafiliasi ke perusahaan di Amerika.

Friday, April 27, 2007

Emil


Semalam jam 19.35 Emil datang buat check email di yahoo. Meski dibilang Yahoo lagi lembet dianya tetap aja duduk di pc #1, sembari katanya dimana2 juga memang lagi susah buka Yahoo. Iy sih laporan dari teman2 YM Wandi di Jabedetabog, Bandung, Semarang, Surabaya juga menyatakan masalah yang sama. Klo ada yang tanya kubilang aja masalah laten sehubungan dengan aktivitas semesteran Corona Matahari yang mengganggu Ionosphere. Tumben malam itu Emil tampak rapi mana banyak ngobrol tatkala kusebut kata Warakas. Lalu ujungnya dia bilang dah lama baca emailku. Tapi belum bisa hubungi Mila yang memang selalu sibuk itu. Emil tampaknya banyak mikir dan sering bilang, "It's your problem with Mila." Iya sih, tapi kan Emil teman dekatnya sampe klo ngobrol make elu gua segala. Boleh dong aku minta bantuannya buat satu maksud baik.
Jam 20.30 Emil selesai buka Yahoo meski dengan sejumlah kesulitan. Lalu kubilang ke Adel gak usah bayar. tapi Emil ngotot mo bayar.

Dewi & Maria

Gadis Solo lajang cantik 32 tahun itu bernama Dewi. Kemarin, sejak awal datang aku sempat ngintipin sosoknya dari celah pintu dapur. Entah gimana tapi rasanya merasa akrab aja. Smp Wandi tampak merasa terheran. Mana Dewi bilang aku funky lagi. Sambil banyak ngobrol dan bercanda Dewi yang muji duduk di pc #1  jam 09.15 itu kayak
nya juga suka aja menanggapi. Setelah kuberikan komplimen teh manis panas seduhan dan jatah Adel. Dari meja kasier sering 
banget kutatapi tampilannya yang ayu. Mana klo rambutnya disanggul simple membuat kulit 
leher dan wajahnya semakin mancur aja. Tapi kayakya Dewi sadar kok sering kutatapi dan rasa
nya menikmatinya juga. Gileh, Dewi yang baru sekali datang ke warnet Raisone bahkan Raisson 
itu agaknya betah banget. Terbukti dianya baru selesai pada jam 14.25 atau selama 305 menit. Iya sih dengan lucunya saat bangun Dewi mengibaskan ekornya dengan pegalnya. Namanya juga duduk gak sempat bangun selama lebih dari 5 jam. Jujur ya, bentuk jemarinya gak bisa nyaingin mancur gemerlapnya milikAjeng deh. 
Yang sama betahnya juga Maria. Dia mulai di pc #1 sejak 13.40. Begitu Dewi pulang, Maria 
lantas pindah ke pc pavoritnya#15.   Baru selesai setelah Maghrib ketika aku lagi ngobrol bersama Ade 
dan pak Fuad dari Bina Wartel pada 18.27  u Maria duduk selama 287 menit.     

                                                                 

Saturday, April 21, 2007

URL http://pajaktaxes.blogspot.com/


Jam 12.05 Ajeng tampak melintas mengenakan busana rumahan yang santai. Kaus oblong orange dipadu dengan celana pantai bahan kos biru marine daaaaaannn sandal putih. Kiranya pemilik kulit putih kekuningan cemerlang itu mo ke gerobag bakso mas Marno. 10 menit kemudian melintas lagi kearah Menaragading. Tapi dari pc #15 sempat tertangkap langgeor tungkai kirinya yang aduhai lenggangnya. Susah juga sih ngartiinnya, apakah lirik sudut matanya itu memang coba menembus suasana warnet yah? Ada geer juga sih.
Paduan orange-bluemarine-putih itu pertanda apa yah? Lapar kepingin bakso aja kalih.

Friday, April 20, 2007

Walaaah Jeng, kepingin konsul Forex nih...



Selagi Jamal pamit ke Wandi yang lagi makan di dapur. Aku kedepan buat pindahkan tas gantung Jamal yang digeletakin di pintu masuk. Jam 08.57. Selagi aku memindahkannya ke atas sadel Thunder, tampak Ajeng melintas buat beraktifitas. Wuilih ayune. Dengan rambut diikat dan tas kantor hitam yang dikepit di kelek kiri. Ajeng melenggang dengan anggun yang telapak kakinya disangga selop tali coklat semi high-heel. Pagi ini Ajeng tampak ceria mengenakan span pinky dengan kaus hitam bermotif bergaris timbul long sleeve. Klo tahu tentu dong kusapa, biar entah gimanapun juga hasilnya. Mumpung punya jalan buat mendekatinya sekali lagi lagi lagi.
Walaaaahhhh Jeng, lantas gimana aku kudu mendekatinya buat konsul soal Forex ya?

Tapi apa Ajeng nya mau yah?

Kemarin sore sempet kesel juga sih kepada tim prospek dari Maxgain BEJ.  Mereka masih aja datang juga sementara pikiranku masih dipenuhi janji ketemu personil Bina Wartel yang juga molor janji tarik kabel sejak Selasa 2 hari yang lalu yang katanya wartel langsung bisa operasi. Padahal di jam 12.17 aku dah call Nia buat batalkan janji temu. Masa sih Nia gak sampaikan pesanku kepada Gultom yang bilang klo sampai jam 14.30 tadi Nia belum masuk kantor. Karena dari nada bicaranya aku yakin klo Nia ada di kantor bahkan tengah berada bersama Gultom karena Nia memanggil aku Bapak. Padahal klo lagi gak ada orang Nia memanggil aku Aa. Karena sudah kepalang datang mana dalam hujan gerimis mana make motor lagi, sementara dari Telkom juga belum kelihatan senyumnya commited nya. Dengan nada bariton aku persilahkan Gultom dan Wiro melakukan uji prospek sambil menyerahkan 
data2 tertulis  seperlunya. Ada 10 menitan kami berbincang. Mereka menjamin kalau ada kerugian transaksi Valas, akan kecil saja. "Kami usahakan keuntungan yang lebih besar yang bisa menutupi kerugian itu."
"Jadi terjamin untung ya?"
"Terjamin 100% sih tidak. Tapi ada bukti yang saya bawa klo klien kami dengn investsi USD 20.000 dalam 3 minggu di bulan ini aja bisa meraup keuntungan USD 9.000."
Seraya menyerahkan selembar copy data transaksi.
"Saat2 ini suasana pedagangan lagi bagus sekali buat investsi." Kata Wiro.
"Klo kerugian yng mungkin terjadi kecil saja. Gak mungkin terjadi total-loss dong ya."
"Iya pak. Team kami menjamin hal seperti itu gak boleh terjadi."
Sayangnya mereka gak bisa jawab dengan nyaman ketika kutanyakan kasus Ibis di Bandung yang kebetulan nama Dirut nya sama 
dengan keponakanku. Suwandi Sopian.  
"Pindah alamat kantor berarti ganti personil pak. Misalnya saya menyerahkan kuasa kepada teman sayaini. Semua biaya operasi saya ang tanggung. Dengan perjanjian ada bagian keuntungan akan diserahkan pak Wiro kepada saya."
"Berarti dana Ibis itu masih ada dong ya. Lantas gimana dengan harapan para nasabah untuk pengembalian uang mereka?"
"Ya gak ada pak."
"Gak dikembalikan? Berarti memang penipuan terencana dong ya."
"Iya pak. Karena Ibis gak bergabung dengan kami. Jadi sulit monitornya."
"Yah sama aja bohong dong. Kasihan  para sepuh yang tanam uang akhirnya cuma ditipu aja."
"Begitulah resiko klo tanam uang di organisasi yang gak terdaftar pada kami."
"Akhinya cuma saling lempar alamat buat bikin bingung nasabah ya."
"Iya pak. Klo kami jaga sekali kepercayaan nasabah karena kami pimpinan Fikasa seluruh Indonesia. Klo kami rusak, maka semuanya akan ikut rusak."
"Tapi apa yang bisa kami calon korban lakukan selain berhati hati. Sebab klo sudah jadi korban gak ada jaminan uang kembali. Kayak nasabah Ibis itu. Iya gak?"
"Iya pak." Jawab Gultom lesu lantas terlirik dianya bisik2 ke Wiro saat kubuka situs www.forexnews.com.
"Okay bapak2 makasih atas kedatangannya. Nanti kapan2 saya ke BEJ."
Ujarku sambil bangkit. Tentu saja keduanya juga bangkit meski tampak segan.
Bisa jadi mereka merasa klo misinya kurang berhasil.
Kayaknya aku kudu konsul ke Ajeng deh yang telah pengalaman di Forex.
Tapi apa Ajeng nya mau yah?

Malamnya 19 april 2007 20.27 Gultom kirim sms,
"Selamat malam pak.  Maaf saya lewat sms. Tadi saya lupa member kartunama saya buat bapak. Klo ada hal yang bapak mau tanyakan bisa lewat nomer ini (Gultom BEJ) atau nomer kantor0215150222 ext 280. Atau alamat kami. Gedung BEJ ower 2 Lt 29. Terimakasih."

Kujawab besoknya jam 06.46, "Selamat  pagi pak Gultom. Pesan sudah dimengerti. Makasih."

Thursday, April 19, 2007

Betah banget deh sama sandal putih...


Jam 08.48, tampak Ajeng melenggang dengan santai mengenakan hemp eslilin hijau daun dan pant hitam. Tas kulit besar semi hitam dicangking diu kelek kirinya. Dari gerak langkahnya pasti deh Ajeng mengenakan sandal putihnya. Iya sih selain serasa lebih santai, Ajeng juga tampilannya kian lembut ayu saja. Mana keindahan tungkai sampai ke jemarinya kian tampak mancurnya.

Wednesday, April 18, 2007

Sekali ini serba hijau deh...

Jam 14.49 tampak Ajeng melintas pulng dengan tenangnya., Rambutnya tipis rapih. Mengenakan kemeja hijau muda dan rok hijau pupus. Dikenakannya sandal santai putih. Tas jalannya dikepit di ketiak kiri. Gak terasa kalih ya klo dari belakangnya ada yang perhatikan gemulai jalannya. Lalu dengan tenangnya membuka pintu masuk Menara.

Tata...


Seminggu lalu seorang gadis ayu masuk lalu duduk di pc #1. Gadis yang mengenakan kaos J-Lo abumuda dan jins, pembawaannya kalem cuwek itu kayaknya membuka FS. Tampak perutnya agak ndut. Mungkin aja gak sempat senam. Gak sampai sejam dianya bangkit lalu ke kasier. Kemudian keluar belok kiri. Ternyata ke Menaragading. Agaknya wajah baru. Klo berkesempatan melihatnya melintas gadis itu jalannya lembut dengan wajah manis yang selalu tertunduk. Senin sore 2 hari yang lalu gadis ini kembali melintas pulang saat aku tengah ngobrol ma Ade di anjungan. Dari depan rumah #33 terasa gadis ini sambil jalan sesekali wajah terangkat kayak yang memperhatikan. Begitu dekat kusapa aja, "Pulang non."
Dia menjawabnya dengan seulas senyum manis mata nanap yang dilontarkan sesaat kearah senyumku. Lalu meneruskan jalannya lagi. Kayak yang pulang kerja deh. Sandal kulit teple berwarna kunyit coklat itu menyangga jemari kaki yang tampak cantik bersih kemilau.

Semalam, selagi aku duduk di pc #15 pavorit, tiba2 gadis yang mengenakan kemeja merah dan gaun coklat dan bersandal teple itu langsung duduk di pc #4.
Tiba2 gadis itu menyapaku, menanyakan kok FS lama loadingnya.
"Iya non. Maaf jaringan sejak semalam lagi lambat."
"Lagi buka FS ya... Udah Log-in?"
"Iya pak udah. Tapi loadingnya lama dari tadi belum kebuka juga."
"Klo gitu nanti pindah kesini ya. Saya akan log-out dulu."
"Kan bapak lagi pakai." Senyumnya dengan manis.
"Gpp klo buat kamu non." Senyumku sembari log-out Blogger dan Yahoo.
Sementara berproses aku klik FS yang lumayan cepat segera terbuka.
"Sudah lama tinggal disini?"
"Baru seminggu pak." Wow rupanya begitu pindah langsung ke warnet.
"Tadinya dimana?"
"Bandung pak." Senyumnya semakin mengembang.
"Wow palih mana di Bandungna? Bapak kantos di Bandung."
Tapi gadis itu tampak bingung.
"Maaf pak saya gak bisa basa Sunda. Saya cuma tinggal di Bandung..."
"Oh maaf, asalnya dari mana?"
"Saya orang Jawa pak," tawanya semberi memperlihatkann jemari tangan yang cantik2.
"Bapak dulu sekolah di Bandung?" Sambungnya kian ramah.
"Iya non tahun 1959 sampai 1962 bapak sekolah di SMP Santa Gabriel di Raya Timur."
Tapi gadis itu menggelengkan kepalanya sambil memperlihatkan keindahan sorot matanya.
"Tau jalan Supratman?"
"Klo jalan Supratman, saya tahu pak." senyumnya lucu.
"Lokasinya dekat situ. Supratman ke Raya Timur klo lurus masuk ke jalan Jakarta."
"Iya pak." Agaknya sicantik sudah menemukan kembali memorinya.
Lalu kejelaskan lokasi SMP St Gabriel dekat SMA Bengawan.
"Maaf siapa namanya non?"
"Saya Shinta pak." Jawabnya halus lembut.
Aku lalu bangun meski masih ada beberapa blog yang belum tertutup.
Shinta lalu mengambil alih pc #15. Gak lama page FS nya terbuka.
"Suka FS ya. bapak juga ada page di FS." Tawaku.
"Bapak suka juga. Nanti saya invite ya pak." tawanya lebih santai.
"Boleh tuh." Ujarku mendekatinya seraya menyerahkan ID Yahoo.
"Kok Tata?" katanya sesaat terbaca tulisan "Hai Tata."
"Iya pak itu nama panggilan saya." Senyumnya lagi.
Aku lalu meninggalkannya buat mandi. Ketika kembali ternyata Tata sudah pulang.
Ketika kubuka FS ternyata Tata lupa meng add aku. Yo wes ewes ewes.
Makanya tulisan ini belum ada pic Tata juga. Baru pic neng Desi tersayangku aja.

URL http://www.friendster.com/11664372

Kaki kijang itu mulai suka melontar senyum...

Gadis semampai yang gaya jalannya gemulai bak penari itu penampilnnya selalu ceria. Klo dianya mengenakan rokspan hitam sedengkul biasanya tungkainya dibungkus stocking hitam yng serasi dengan blazer yng juga hitam. Sejak Januari 2006 sosoknya yang wajahnya senantiasa tersenyum dan murah hati itu sepertinya jaim. langkah yang mantap ditandai detak sepatu high-heel itu biasanya jalannya juga nunduk. Kecuali klo sedang berjalan bersama teman2nya akan tampak tawa dan senyum yang manis sekali.

Sekira sebulan belakangan ini, gadis yang lebih sering mengenakan span hitam ini mulai semakin tampak kemanisan dan keramahannya. Belum akrab sih, tapi asal jumpa selalu melontar senyum manis. Klo disapa juga menjawab meski cuma kalimat pendek.
"Selamat sore non. Baru pulang?" Sapaan baku yang kulontarkan dari anjungan rohto itu bersambut dengan. "Iya bapaaaaaakk. Mari paaak." Tawanya dengan matanya yang tersenyum itu dengan bahu rada membungkuk sesaat lalu meneruskan jalannya.

Klo mau melihat karisma keanggunan dan kecantikannya, lakukan disaat dianya melintas mengenakan busana leisure klo sekedar mau makan. Pernah juga dianya mengenakan busana santai seperti yang mau ke Resto atau Disko yang kayaknya mengenakan top-tank gelap yang bahunya ditutupi dengan cardigan cerah. Weleh cantiknya. Gadis hitam manis bertubuh indah ini jarang banget memperlihatkan tungkainya yang slim & slender.

Sunday, April 15, 2007

Kunjungan ke warnet Lina yang ke 2.

Se
Selagi pindah sms Desi dari hpe ke blog, di jam 10.15 tampak Ajeng melenggang bersama Lina Serang. Agaknya mao beli makanan entah cemilan. Mengenakan gaun terusan abu2 muda top-tank yang ditutupi jacket blue-jean bersandal leisure putih. Rambutnya tampak lucu digelung. Sambil jalan, pandangan Lina menuju kedalam warnet. Jam 10.30 kembali melintas kearah Menaragading. Ajeng terus melaju, tapi Lina malahan masuk singgah ke warnet.
"Internet nya jalan pak?" Sapa wajah yang tampak selalu ceria berjilbab itu.
"Jalan non. Silahkan disini." Sambutku seraya mengarahkannya ke pc #13.
Aku sengaja pasang suara, ketika ambu keluar mengantarkan jamu beras kencur kesukaanku.
"Kita kapan ke Serang lagi ya Mah?"
"Klo ke Taspen saya sudah kok." Jawab ambu tepat didepan Lina duduk.
"Bukan ke Taspen. Tapi lihat rumah di Ciracas."
"Nanti aja deh klo urusan Telkom dah selesai." Kata ambu sambil jalan.
Sementara aku kembali duduk di pc #15.
"Sudah pak. Berapa?" Kata Lina 6 menit kemudian seraya bangkit dari korsi.
Sebentar banget, kayaknya sekedar check email.
"Del." Panggilku ke Adelia yang lagi duduk di konter kasier.
Lina lalu melenggang mengarah ke Adel, "Berapa mbak?"
Kuperhatikan langkahnya ketika keluar, sekali ini sosok kuningnya tampak kendor.
 

Wednesday, April 11, 2007

Biji saga diatas kapas putih...


Selagi terima kabar Iin di 18 Maret 2007 dah melahirkan Syiffa Mardiyah di RSB Sari Asih Yangerang. Dari konter kasir pada 15.21 terlirik Ajeng melenggang tenang ke Menaragading. Sosok samping yang cantik ayu itu melenggang dengan tenang sepeti biji saga yang melenggok diatas kapas putih. Kemeja merah diikat pinggangnya di blus hitam lalu kakinya bersandal putih. Langkahnya tenang timpuh sembari mengepit tas jinjing kecoklatan.

Tuesday, April 10, 2007

Ajeng pulang siang kok lesu...


Dari pc#15 di jam 15.10 saat adzan 'Ashar mulai berkumndang, nampak Ajeng melintas menuju Menaragading. Rambutnya rada mengembang terkena terik matahari, berblus longgar putih keabuan yang menutupi sampai ke pinggul gaun lembut warna khaki. Di ketiak kiri terselempang tas kulit besar kayak yang habis belanja saja. Dari langkah dingkut agaknya Ajeng mengenakan sepatu medium-heel 9cm. Cuma rupa yang manis itu nampak capenya. Met istirohah ya Jeng.

Saturday, April 07, 2007

Cokelat mocca


jam 11.55 saat membicarakan kabar Budi yang koma ditabrak motor di Sukabumi, Ajeng tampak melintas cantik dalam blus coklat terang dan celana ngatung mocca. Sandal putih dan rambut pendek semu basah menambah wujud kesegarannya sosoknya. Manalagi gurat garis bahu memperlihatkan kulit punggung elok yang putih kekuningan itu. Dilintasan santai itu Ajeng tampak bicara menunduk kepada temannya, yang berbusana pisahan hijau toska dengan rambut ekorkuda yang nampak mengamati tulisan kaca Raisone. Dari belok kanan di KK40, kayaknya mau ke wartel Muslim deh.

Friday, March 30, 2007

Kuangkat wajah dan menatapinya, mata kami sempat bentrok sesaat...


Setelah semalam salah pengertian klo Ade bukannya berhenti tapi cuti kuliah satu semester. Keperluan buat bisa magang dengan tenang itu sudah disampaikannya kepadaku sejak semester lalu. Sambil duduk di anjungan rohto, Ade jug membahas hasratnya buat lebih memajukan dan meningkatkn daya jual usaha. Digicam Canon A-70 yang menurut Datascrip sudah bisa diambil itu diusulkannya buat digunakan menjual jasa potret. Tapi tinta printer warna yang akan digunakan supaya memakai sistim injeksi saja.
Selagi bincang begitu sesosok gadis cantik langsing berkaki indah kayak kijang yang jalannya gemulai kayak penari itu, kembali melintas mwenuju ke Menaragading bersama temannya (bukan Enka)seraya melontar senyum manis dan menyapaku, "Paaaakkkk." Aku meresponsnya dengan senyum dan manggut kepada keduanya. Dikejauhan tepatnya diposisi mas Marno mangkal bersama gerobag baksonya, tampak sosok berkemeja hitam berjins pinky itu tengah ngobrol bersama dua sosok yng sepertinya Etty dan Lina jilbab. Aku masih bincang dengan Ade, manakala di jam 17.57 itu Ajeng melintas dengan gerak nyaman sambil mulutnya mengunyah sesuatu dengan santainya. Entah dianya sengaja meliriki tapi saat kuangkat wajah dan menatapinya mata kami sempat bentrok sesaat. Begitu juga pandangan wajah baik Etty maupun Lina yang melintas dalam hening.
Weleh jeng, gerak mulutmu itu memang sungguh menawan hati kok.

Penampakan yang cerah aneh...


Jam 10.05. Baru aja hidupin mesin Katana buat dipindah parkirnya karena lahannya akan digunakan mo ngampar tilam buat Jumatan. Dari kaca spion tampak sosok Ajeng yang tengah menunduk buat mengenakan alas kaki lantas berjalan dengan gemulainya. Lalu melintas disamping kanan dengan tenangnya dan wajah yang rada menungkul. Membuat nampak jelas lenjang leher yang kuning ayu itu. Rambutnya tampak bundar rada mumbul. Ajeng mengenakan kemeja hitam dipadu dengan trouser pink kental yang ringkas. Dikeleknya sebuah tas jinjing hitam besar. Kakinya beralaskan selop kuning cerah keputihan. Apa yang ada dipikirannya ya??? Gak tahu tuh.

Tuesday, March 27, 2007

Kirain hayam tukung saba gunung lagi kok Jeng...

Dari depan pc #2 di jam 21.05 sekilas terlirik kayaknya Ajeng deh yang melintas menuju Menara gading. Ketika ditengok kedepan warnet ternyata memang iya kok. Kata Wandi rambutnya kembali dipotong pendek kayak dulu. Kebayang aja kayak apa bakal tampak segar ceria nya. Iya sih batas bawah rambutnya pas digaris bahu en kuduknya tapi tampaknya tetap tebal kok gak diiris tipis kayak tempohari. Ajeng mengenakan celana sedengkul kaos biru bergaris putih disisi luar pahanya. Badannya ditutupi sweater biru telor asin yang tampak berkibar dilenggangnya. Tungkainya yang tampak gelap itu beralaskan sandal putih yang lagi trendy karena ringan nyaman dikenakan. Disisi kanan Ajeng tampak Etty yang tangannya menjinjing bungkusan kresek hitam mengenakan kaus dan short warna sutera kuning rada berkilau. Meskipun dikeremangan cahaya menjelang pintu masuk ke Menaragading itu.

Friday, March 16, 2007

Selagi panas mentari menyengat ubun2...


Selagi panas mentari menyengat ubun2, di jam 14.20 tampak Ajeng melintas cepat. Gerakan langkahnya yang ringan ditopang oleh sepasang sandal teple putih yang kian membuat tungkainya tampak bersinar. Bergaun hijau lurik bergaris lintang,. Agar terasa lebih sejuk dikenakannya kaus abu2. Rambutnya disanggul dan diikat seutas kain putih. Wuilih penampilan yang bersih ceria segar dan rona wajah yang mancur.
Selagi memandangi gerak langkahnya menuju K40. Dari belakang terdengar sapaan manis, "Bapaaaaakkkk." Ketika kutoleh tampak senyum mengembang Rina gadis cantik mungil berkaki indah Wonosobo bersama temannya Eva, gadis Cibadak yang mo pulang ke Cibadak.
Sejam kemudian Rina balik lagi lalu kami bincang2 sambil kutatapi tungkainya yang indah putih agak berbulu yang kularang jangan dicukur.
"Iya dong pak, nanti malahan tumbuh kasar. Tapi kenapa pak...?"
"Takut aja bapak, klo2 bulu yang kasar itu mencolok lubang hidung,"
"Walah bapaaaakkkk..." Kekehnya dengan tatapan malu2 kucing. Meeeooong.

Thursday, March 15, 2007

Gak budeg sih cuma kayak ular koros doang...


Selepas Maghrib selagi nunggu Adel membenahi tampilan Slide pada FS aku lalu dudukdi anjungan Rohto seraya mencoba mendinginkan badan karena cuaca memang menyengat. Selagi begitu datang seorang anakmuda yang mencangking tas punggung. Dia minta ijin buat promosi dan perkenalan sarung tenun yang katanmya dari Majene. Di keluarkan beberapa macam sarung yang katanya bahannya dari eceng gondok yang dibudidayakan. Kualitasnya tahan sobek, klo ketojos paku dengan digosok2 akan rapi kembali dan lubang bekas paku lantas menghilang. Ada juga yang bahannya (katanya) dari kayu cendana. Selagi begitu tampak Christine pulang dan kami lalu saling bertegur sapa sebentar menjelang pulangnya ke Menaragading buat mandi makan dan istirahat. Promosipun berlanjut yang pada akhirnya berusaha melakukan transaksi. Tapi sarung cendana itu ditawarkan Rp, 160ribu. Buat sarung eceng gondok dihargai Rp. 90ribu.

Di jam 18.57, Ajeng yang mengenakan gaun putih dengan kemeja pink bersandal putih tampak melenggang dengan kantung kresek besar putih dijinjing tangan kirinya. Kayaknya habis belanja. Wajahnya tampak segar kemerahan. Manakala kusapa, "Pulang jeng Mila?" Wajahnya terangkat sedikit dalam rona wajah tertegun sesaat. Namun tanpa berhenti, langkahnya maju terus kearah Menaragading. Kayak ular koros aja deh.

Anak muda itu tertawa tatkala kusebutkan sarung Gajahduduk aja satuannya Rp. 35ribu, klo beli 10 bisa Rp. 330ribu. Lalu anakmuda itu menawarkan dengan harga Rp. 30ribu. Karena gak miknat beli akhirnya promosi itu segera beraklhir sambil kurahkan ke mess Barru. Manatahu ada orang sedaerah yang berminat. Namanya juga yang cari rezeki.

Wednesday, March 14, 2007

Busana serba hitam mesti ayune.


12.07 Ajeng tampak melintas mengenakan busana serba hitam termasuk blazernya. Tas jinjing juga hitam. Rambut yang hitam digelung dengan apiknya. Kecuali selop 5cm nya aja yang tampak terang. Lenggangnya tenang namun pasti melangkah kearah luar. Gayanya sungguh ayune.

Friday, March 09, 2007

Kemuning kemilau sangat mengundang selera

Jam 20.55. Selagi saling kirim sms dengan Ria, ditengah hujan lebat tampak sosok berpayung melintas. Dari gelungan rambut dan auranya intuisiku merasakan klo sosok itu Ajeng. Wandi yang tengah duduk di teras juga mengiyakan. Kupandangi langkahnya yang bergesa menuju KK40. Kukira lagi cari makanan panas. Gak lama 2 menit kemudian ketika tengah kuperlihatkan sms Ria, Ajeng melintas balik ke Menaragading. Tungkai yang tampak bergegas itu ditutupi dengan celana jogging keabuan dengan kemeja berwarna gelap. Dikebasahan air hujan, kaki yang mengenakan sandal foam putih tebal itu semakin tampak nyata kemuning kemilaunya sangat mengundang selera buat menatapi berlama lama. Namun geraknya membawanya cepat berlalu ke Menara. Siapa juga yang gak takut dingin disaat hujan lebat begitu. Aku ragu apakah seharusnya kusapa saja???? Syusyahnya roman wajahnya juga susah ditebak lagih.

Thursday, March 08, 2007

Pesona itu, sejak 21 Agu 2005 masih begitu kuatnya.

Baru saja berkelakar dengan Lala gadis jangkung cantik yang tadinya bersama Sasa kakaknya tinggal di Menaragading. Sekarang pindah ke KK38 dan berkarya di toko busana Manila.21 di JaCC. Lala ngeprint 3 lembar dokumen sambil menyatakan hasrat untuk 'burn' lagu2 ke CD. Dia nanya berapa biayanya.
Jam 18.03 tampak Etty melintas menuju ke Menaragading. Kuangkat salud lalu beranjak ke pintu buat sekedar menyapanya karena dah lama gak berjumpa. Namun langkahklu terhenti karena 3 langkah dibelakangnya tampak Ajeng berjalan santai sembari berkomunikasi lewat hape. Aneh, pesonanya masih begitu kuat sampai dadaku berdebar dengan keras. Aku kembali kedalam tapi dari meja kasier tampak Etty yang berbusana blus dan jins putih2 rasanya senyum memperhatikanku melalui lembar kaca yang bertuliskan jenis pelayanan warnet RaisonE. Ajeng mengenakan blus coklat dengan garis dada terbuka, bergaun hitam yang berkibaran. Wajahnya tampak kemerahan dengan rambut tergerai. Kakinya beralaskan sandal selop rajut berhak 7cm warna merah manggis. Tangan kirinya menjinjing tas kantor hitam dop.
Hehehe, diumur 63 pada 24 feb lalu, mataku kok nanap aja memandangi gerak sesaat dari tungkainya yang kemuning itu.

Wednesday, February 21, 2007

Diplomasi pisang bakar?

19 feb 2007 19.40, selagi mendengarkan Burung Camar Vina Panduwinata ujug2 masuk seorang gadis demplon yang kukira mau ke Internet. Gadis cantik berkulit madu itu langsung mengutarakan maksudnya ingin menyewa pekarangan parkir eks Raisson buat dagang pisang bakar yang rencana peluncurannya 24 feb 2007. Aku tentu tanya siapa dianya dan tinggal dimana lalu prospek bisnisnya dan berapa sewa lahan sebagai kontribusi. Kepingin tahu jati dirinya aja meski gayaku kayak detektif Conan juga.
"Saya tinggal di rumah kosan sebelah masjid itu lho pak." Jawabnya sembari senyum. "Saya juga tahu dulunya ditempat itu ada yang jual Kebab dan Shisha."
"Klo gitu kamu dah lama dong tinggal di Kebon Kacang ini?"
"Iya pak sudah 2 tahunan. Saya kerja di Sarinah."
"Kamar kost kamu dilantai berapa?"
"Tiga pak." Jawabnya ringan sembari tertawa risih. Kok aneh ya?
"Kamu asalnya darimana?. Logat kamu Jawa deh." Kekehku.
"Iya pak papa saya dari Solo. Mama Cina Bandung." Senyumnya tulus.
"Okay gak penting itu. Klo gitu nanti aku kontak yang beli. Tapi berapa kontribusi yang bisa kamu setorkan setiap bulan. Kan kudu bayar listrik."
"Ohh jadi pake listrik juga ya pak. Tadinya saya mau sewa pelatarannya aja."
"Ya iya dong non. Kamu tentu pasang gerobag dorong, menja kursi, tenda."
"Tadinya sih cuma gerobag aja kok pak. Makanya klo bisa sewanya yang murah aja. Namanya juga baru mulai." Tawanya dengan malu2.
"Klo tenda perlu non buat ngadepin kondisi cuaca sewaktu waktu." Sugestiku.
"Iya juga ya pak. Tapi itu sih belakangan aja deh. Penting jalan dulu aja."
"Nanti siapa operatornya?"
"Sudah saya siapkan pak. Saya beroleh dukungan dari teman2."
"Okay nanti saya hubungi orangnya ya. Kamu datang aja kesini. Namaku Eman."
"Oh ini yang namanya pak Eman itu." Selaknya dengan rada taajub atau heran.
"Lho kenapa? Apa yang kamu pernah dengar tentang pak Eman?" Curengku.
"Gak ada kok pak. Maaf pak saya belum memperkenalkan diri. Nama saya Christin." Seraya menyodorkan lengannya sambil menatapi wajahku. Tentu kusambut dengan hangat.
"Gpp kok. Toh nantinya juga bakal kenal. Klo boleh tahu nohape kamu?"
Dia menulis di kertas sejumlah nomer. Lalu kuisikan nohapenya ke hapeku, kemudian kuberikan miscall seraya menggiringnya kepintu keluar.

Jam 19.46 Kukirim sms ke pak Yanto ditembuskan ke Christin. Pak Yanto membolehkan aku berikan nohapenya.
Lalu di 19.58 kukirim sms. "Christin, hub aja pak Yanto di nohape nya ya."
Christin menjawab di 19.54. "Makasih banyak ya pak semoga kita dapat jalan keluarnya. Klo sukses kita traktir pisang bakar dech.=)" Godanya.
Kujawab di 20.08 "Okay Christin. Klo kamu maju, bp ikut senang aja lho."

Sejujurnya dah banyak lho yang menanyakan lahan itu buat banyak macam keperluan. Tapi akunya males aja meladeninya. Cuma buang waktu dan pulsa. Pernah kuberikan nohape pak Yandi kepada peminat lahan rumah makan. Tapi jawabnya terasa asem sepet. Katanya lagi bisniz di Surabaya. Pernah juga kukirim fax dari PLN tapi gak ada tanggapan. Makanya waktu Sumiati sembarangan bilang klo dianya mo nyewa pelataran itu aku cuwek2 aja. Hebat juga kamu ya Christin dah bisa meluluhkan keogahan hatiku. Apa karisma Menaragading? Memangnya apa yang pernah kamu dengar tentangku?

Tuesday, February 20, 2007

Paduan aneh busana dengan sepatu.

Selamat pagi Jakarta dalam suasana mendung. Di jam 08.27 tampang Ajeng melintas buat beraktivitas dalam busana kantoran serba hitam dop pada blazer dan tas jinjing. Gaunnya hitam satin dengan kemeja putih. Rambutnya disanggul yang dicampur dengan kain putih menjadikannya tampak nyaman serius. Sepatunya berhak 7cm berwarna kuning kulit ular. Dibelakangnya menyusul Etty yang berbusana leisure jin dan kaus biru denim. Tas gantung panjang melilit dipinggangnya. Membuat tampilan keduanya nyata berbeda. Selamat jalan ya Jeng, semoga sukses ceria bahagia.

Thursday, February 15, 2007

Enka, Etty, Ajeng.


Jam 20.04. Duduk di anjungan rohto, bincang ma Ade yang baru pulang. Perihal Safety Riding atas pengalamannya disalib orang selagi Ade lagi nyalib. Dari ujung pertigaan KK40 tampak bayangan 4 orang menuju Menaragading. Lenggang salah satu sosok terasa menggetarkan hati. Kian mendekat baru semakin jelas langkah dari Enka, gadis jangkung yang sikapnya langka sapa. Lalu gadis yang di panggil Maman dengan Teh Etty itu klo kata Wandi sebetulnya genduk YK atau Solo. Sambil jalan aja sudah menatapi posisi dudukku sambil sarat dengan senyum ringan.
"Paaak." Sapanya singkat.
"Pulang neeeng." Jawabku normatif sambil menatapi sosok yang menyusul 3 langkah dibelakangnya. Sosok pesona yang berbusana gaun, blazer, tas jinjing, sepatu tinggi dan rambut yang serba hitam kecuali blusnya yang putih tampak melenggang tenang. Pandangannya menunduk tapi seulas senyum manis berkembang dibibir yang sensual itu.
Alhamdulillah, semoga senyum ringan itu memang buatku sebagai apresiasi dari email yang kukirim ke Emil. Atau Ajeng senang aja mendengar aku menyapa teman karibnya. Selagi duduk ditemani Wandi aku merasa klo kaos warna daging kiwi yang kukenakan itu matching dengan kolor sedengkul coklat tua. Tapiiiii.... suwer deh, takutnya senyum Ajeng terbit justru karena melihat seuntai tali kolor putih yang berjumbai di depan kolorku. Tapi gimanapun juga aku senang dong karena dah lama banget gak menikmati segar sejuk senyumnya itu.

Wednesday, February 14, 2007

Wish you a very happy Valentine



Dihari berkasih sayang ini, tadi pagi2 kuhadiahkan sepucuk ballpen Mont-blanc stain-less kepada Adelia yang merayakan ulangtahun ke 18. Bersama Wandi, Ade, Tiara, Adel mo ikut ke toko Mont-blanc di Sogo buat beli refill nya karena ballpen itu memang dah lama kospong. Kabarnya sih seharga Rp. 50ribu sekalian mo cari kotaknya buat nyimpan. Sayang aja klo ballpen mahal itu digunakan tiap saat. Harapan mah semoga Adel jadi intelektuil, kan pantes tuh ballpen itu bertengger disakunya. Di K56 ada lagi sepucuk Mount-blanc berujung emas buat bekalan intelektuilnya Gaby.
Sayangnya ternyata toko itu gak jual entah refill maupun kotaknya. Office 2000 juga sami mawon sarua ketel. Sarannya sih agar mencari di toko Gramedia.

Selagi nulis imel Valentine buat neng Astri dan dik Tanti yang kerap kugodai Fahmiwati ini, selintas di jam 08.53 tampak Ajeng melintas. Wajah melengos manis itu sambil jalan tampak sibuk membenahi lipatan blus putih kedalam gaun pink keunguan. Dikenakannya blazer hitam. Rambutnya terburai rada mumbul hairdryed. Sayang tas dan sepatunya tak tampak dari meja pc #15. Tampak nyata pupur dan lipstik merah lombok. Happy Valentine ya Jeng, semoga hari2mu sehat kuat ceria sejahtera bahagia.

Tuesday, February 06, 2007

Bakso mas Marno memang sedap kok.


Selagi nongkrong di anjungan rohto tampak jongko bakso mas Marno, yang baru 3 harik operasi lagi setelah 2 bulan pulang ke Wonogiri itu, tengah dikerumuni sejumlah gadis. Tampil mengesankan gerakan ringan dari seorang yang berbusana gaun denim biru luntur dipadu dengan blus berwarna senada dengan sepatu teple putih. Di jarak sejauh 50 meteran itu tentunya dong wajah gak jelas. Tapi intuisi mengatakan klo itu Ajeng tengah beli bakso bungkus bersama teman2nya. Tampak juga petentengan satu sosok gadis kulit cerah hotpant coklat tua dengan blus krimson motif kembang entah daun. Gadis montok seksi ini aktif seliweran, sementara yang bersepatu putih itu tampak tenang dengan bungkusan kresek hitam di ujung jemari tangan kirinya. Aku lalu masuk buat cek tampilan blogger yang aksesnya lagi lama itu. Kapan Jakarta lgi musim banjir2an yang untungnya kawasan K31 gak kena. Lantas sekira jam 17.15 ketiganya melintas sambil ngobrol. Dari belakang ketiganya menengok kearah anjungan rohto. Apalagi gdis hotpant itu. Sesaat sebelum ketiganya masuk ke pintu besi Menaragading.

Monday, February 05, 2007

Jakarta banjir bandang?


Subhanallah. Menurut pemberitaan di tivi nasional, Jkt akan beroleh banjir kiriman dari Bogor karena debit air bendungan Katulampa telah jauh melebihi ambang batas normal. Klo gak dibuka bendungan itu bisa jebol. Makanya sejak kemarin telah dilakukan antisipasi migrasi peralatan warnet dan elektronik naik ke lantai 2. 2 kulkas naik keatas meja panjang. Mana Wandi lagio ke Sukabumi. Mana neng Wiena ma siaa ngarepin sembari watir agar kami hijrah dulu ke Tangerang. Iya sih bakdal Maghrib itu dah siap2 buat hijrah kecuali Ade yang bakal nungguin RaisonE takut lingkung sosial memerlukan sesuatu. Tapi menurut Ozie akses ke toll Kebon Jeruk baik dari Tomang maupun dari Sudirman terhalang air. Jalan Sudirman pas di Atmajaya dan kawasan Bendhill tinggi air semeter. RSUD Tarakan ke kiri, di perempatan Cideng diblokir Polanhts kudu belok kiri masuk ke Cideng. Karena akses ke toll dan Grogol terendam banjir semeter. makanya hijrah batal. Tapi ketinggian air juga cenderung menurun kok. Hujan yang bakal turun deras semalaman juga gak terjadi kecuali hujan rintik sekira 3 jam. Hari ini areal Kebon Kacang malahan kering. Tapi karena pemberitaan tivi klo areal Kebon Kacang-Tanah Abang-Jakarta Pusat terendam banjir, maka kami banyak menerima telepon dari Sukabumi menanyakan kondisi kami terutama neng Adel.

Selagi menjawabi telepon dari Sukabumi itu, di jam 17.00 melintas Fiona menuju ke Menaragading. Beliau mengenakan blazer hitam dan gaun putih. Rambutnya tergerai. Lengan kirinya menjinjing tas kantor hitam mengkilat. Skene itu cuma berlangsung 3 detik, tapi cukup buat memastikan klo Ajeng yang dah beberapa hari gak nampak itu ternyata masih hadir di Menaragading. Alhamdulillah, senang aja hatiku.

Saturday, January 27, 2007

Diajeng datang ke warnet nyari Emil.


Date: Sat, 27 Jan 2007 03:03:12 -0800 (PST)
From: "EMANRAIS TEA"
Add to Address BookAdd to Address Book Add Mobile Alert
Subject: Mila? Kamu pasti godain aku ya?
To: Send an Instant Message freeyork_sakaraw@yahoo.com

Waktu Emil bilang Mila mo bicara ma aku itu, aku lagi serius kontak YM ma sepupuku di Australia. Makanya kamu lihat aku sempat gelagapan. Maaf ya Mil, seharus kuterima aja hape itu lalu menyapa Mila secukupnya. Tapi ya itu aku gelagapan mana aku hafal sikap Mila yang rasanya benci banget entah marah besar karena aku pernah bersalah kepada Mila pada 12 Okt 2005 waktu Mila datang ke wartel Raisson bersama Emil di bulan puasa 2005.

Masa sih Emil gak tahu klo Mila marah ke aku? Tapi aku hargai banget lho klo Emil berniat bantu aku buat lakukan kontak komunikasi sama Mila. Cuma ya itu kawatirnya Mila marah aja. Aku kan gak tahu apa Mila memang mau bicara ma aku beneran atau cuma Emil sekedar ngegoda aja baik buat Mila dan aku.

Aku memang dah lama ingin berdialog sama Mila, sebab gak enak aja kenal tapi gak pernah saling menyapa. Aku ingin banget berteman sama Mila lho. Seperti aku juga berteman tulus sama beberapa anak yang serumah kost sama Mila. Mila boleh marah ke aku saat membeberkan kesalahan fatal aku. Agar aku tahu dan bisa segera memperbaiki diri buat bersiap bisa komunikasi sama Mila.

Aku sangat berterimakasih ke kamu, klo Emil mau bantu aku buat bisa berdialog dengan Mila. Tempatnya boleh dimana aja yang baik dan nyaman buat bincang. Klo bisa jangan tunda niat baik aku, sebab risih aja setiap jumpa Mila aku kudu menghindar. Karena gak nyaman aja melihat wajahnya yang tampak kereng dan mata marong yang disorotkan kearah aku. Jujur aja, aku sedih lho. Mana kita sekarang bertetangga, mana aku juga buka warnet dekat Mila agar bisa lebih berkesempatan buat berbaik sangka dan saling menyapa. Gituh lho. Takut aja aku keburu mati, lalu jadi arwah penasaran gentayangan nyariin Mila. Semoga Mila suka. Kabari aku ya di 08129653xyz atau tel/fax RaisonE (021) 392-0822.

Kata Wandi, 3 menit atau jam 16.42 sebelum kamu terima telepon dari Mila. Dianya sempat masuk ke warnet sambil celingukan mencari kamu yang terhalang sosok duduk aku yang kayak gajah bunting bengkak itu. Tentunya dong pandangan Mila jadi terhalang gak bisa ketemuin kamu juga.
Wandi sempat nyapa, "Iya mbak mencari siapa?" Tapi Mila diam aja lalu langsung keluar. Jujur, aku gak tahu akan kehadiran Mila di warnetku. Sampaikan terimaksihku karena Mila dah mau mampir, ya Emil. Jaga sehat ceria lahir bathin ya. Wassalam, emanrais (buat Mila juga).

Tuesday, January 23, 2007

Coba klo webcam ditaruh di teras ya.......

Rencana mo ke Notaris ma kantor Pajak Pratama, batal deh oleh hujan deras sedari pagi sampai jam 13.30. Di jam 14.17 sambil berdiri di gerbang selagi memandangi Ria gadis Semarang yang tengah melangkah ke KK XL, yang dah 2 kali janjian mau makan bareng itu. Dari belakang melintas diajeng yang mengenakan blus hitam dipadu dengan gaun putih bergaris semu perak menjadikan paduan yang anggun. Sebuah tas beige tua dikepitnya diketiak kiri yang pergelangan tangannya mengenakan jam tangan stainless-steel, menjadikannya serasi dengan gerai rambutnya yang berbando putih tipis. Rada mengganggu kenanapan mata ialah selop putih merah berhak 7cm yang dikenakannya rada gak serasi sama penampilannya. Untungnya tetap tertunjang habis oleh gemulainya di keelokan tungkai yang kuning lencir itu. Huhhh sungguh deh, langkah yang super tenang itu, meski gak bawa payung toska juga masih tetap aja membikin biwirku gemezzz & gregetan. Pede banget tha jeng, apa gak takut turun hujan lagi ya?
"Selamat siang jeng," sapaku bisu.

Sunday, January 21, 2007

Kesederhanaan yang elok.


Niatan memang mau ke Gaby, mana papanya pagi2 dah nelepon lagi. Entah apa ada oleh2 dari Bangkok yang lagi menunggu ya? Iya sih rencananya memang mau datang pagi atau setelah Wandi pulang dari Sukabumi. Namun ternyata gak datang sampai malam ini jam 22.35. Padahal pulangnya sejak Kamis siang.
Selagi bersiap dan Katana sedang dipanaskan, di jam 13.51 tampak melintas sosok mendebarkanyang berlkalu perlahan dngan handphone menempel di telkinga kiri. Rupanya diajeng yang jalannya santai berbusana leisure mengenakan jean biru ngatung bersendal tipis hitam. Berkaus abu2 muda lengan pendek dengan sebuah tas hitam kecil menempel dipinggul kiri yang talinya melingkari bahu kanannya. Rambutnya mengembang terjurai berbando putih tipis. Langkah yang elok tenang itu jalannya merapat ketepi kanan buat menghindari sengatan mentari siang. lalu belok kiri di KK XL.
Lantas aku ambu dan Adelia segera berangkat langsung ke Citra Raya, sampai disana begitu mau parkir tiba2 ada call ke hape dengan sebuah sapaan halus. Waduh kirain yang manggil Aa itu call dari Pwk. Ternyata Tanti yang ada urusan dengan warnet. Kebetulan disana dah ada Ade.

Yougi & Lina


Semalam jam 21.08, masuk Yougi n Lina. Lina ini salah satu teman dekat (?) diajeng yang kayaknya tahu ada 'udang dibalik-batu' diantara kami. Pernah disuatu ketika diajeng n Lina berjalan bersama menuju Menaragading. Melihat penampilan elok diajeng yang mengenakan selop tutup putih itu, aku yang lagi buka pintu Katana sambil memperhatikan lengangnya sejak didepan masjid. Tiba2 kudu merasa poatang karena di pintu masuk Menaragading yang tengah dibukai diajeng, Lina ini tiba2 membalik menengok kearah belakang. Tapi secepat itu pula kubuka pintu Katana buat menghilangkan kesan. Lina ini ternyata gadis Banten berjilbab yang berkulit kuning mulus. Perawakannya yang sering mengenakan jean semi gombor ini gayanya juga cantik. Tadinya suka kuperhatikan manakala dia melintas, karena tampilannya mirip dengan Rahmi seorang gadis Rangkasbitung yang bekerja dikantor Advokat. Sejak itu klo jumpa aku suka pura2 gak memperhatikan.
Dari meja kasier tampak keduanya seperti saling berebut entah situs yang mo dilihat pada #15. Gadis cantik ini matanya bening kayak mata Gaby. Jam 21.20 keduanya pulang. Kertika kujawab Rp. 2500,- buat biaya Net, Lina lalu membayarnya lalu bilang, "Terimakasih pak." dengan merdunya. Aku juga mnenjawabinya denganmengucapkan terimakasih. Ini penting agar klo jumpa aku bisa menyapanya. Klo kata Lina garova, Lina inilah yang akan bersama diajeng keluar dari Menaragading lalu ngontrak rumah bareng2.

Wednesday, January 17, 2007

eslilin pink

Jam 15.30 selagi bincang ma Adel, dari meja kasier tampak diajeng melintas menuju ke Menaragading. Sosok yang tenang itu tampak berlenggang pas di depan pintu belakang bu Wati. Diajeng mengenakan kemeja eslilin pink dipadu sebegitu manisnya dengan pantalon hitam yang pas eloknya di tungkainya. Sebuah tas kerja warna hitam dop dikalungkan handelnya diketiak kirinya. Rambut berbando tipis itu dibiarkannya tergerai di utas wajahnya yang tampak tenang. Dari gerak langkahnya diajeng tentu bersepatu. Tapi gak jelas bentuknya karena terhalang oleh pager depan. Kira2 handel tas itu bakalan asem gak yah? Tapi aroma asem yang segar matak menambah nafsu makan lho.

Tuesday, January 16, 2007

Celana merah pantainya cantik lho.


Selagi bincang sama Adel di meja kasier, jam 13.50 tampak diajeng melintas bersama temannya. Langkah anggunnya itu sambil mengisyaratkan senyum dikulum dengan rambut yang dijepit sama penjepit rambut hitam. Atuh iya ya jeng, masa dijepit make pacul? Biasaaaaaa. Aku lantas keluar ke anjungan rohto buat menikmati lenggangnya yang mempesona itu seraya bergumam. Temannya yang kecil imut berkulit putih ityu mengenakan gaun terusan berwarna hitam muda cerah agak transparan.
"Aduhai kamu memang cantik kok jeng. Kapan kita bisa bincang2 lagi ya?"
Keluhklu seraya memandangi bangun tubuh yang mengenakan kaus putih berkerah dengan selarik garis tipis kelabu muda di tentang dada. Gerak bujurnya yang demplon yang berbungkus celana pantai warna merah muda sedengkul bermotif kayak logo Chevy itu menuju ke KK XL lalu belok kanan. Kayaknya sih diajeng mau membeli gado2 kesukaan yang rasa dilidahku aja memang enak buat makan siang di Menaragading. Diareal KK, diajeng gak pernah tampak makan diluar kok.
Suka 'kasihan' klo sama diajeng yang mempesonaku sejak 21 Agu 2005 ini.
Mana keterpesonaanku ini pernah kuutarakan langsung kepadanya di 12 Okt 2005 sore di halaman parkir CV Raison menjelang berbuka puasa. Sesaat setelah diajeng selesai menggunakan jasa wartel kami. 3 hari kemudian sampai saat ini diajeng memantek jarak komunikasi denganku.
Iya sih aku salah, katakanlah diajeng merasa diteror hatinya atau merasa dipermalukan. Hanya karena ketinggian kualitasnya aja makanya saat itu dianya masih menanggapi dengan senang dan ppenuh senyum simpul. Kan gak tahu juga saat rebahan bakdal Isya di Menaragading, dianya mikir panjang lebar luas dalam. Katakan juga klo aku ini ancaman serius bagi kemaslahatan hatinya.

Kutunggu dia di anjungan buat sekedar menyapa untuk membuka komunikasi. Tapi ya itu, klo diajeng gak berkenan apalagi sambil membawa temannya. Kan nafsu makannya bisa terganggu juga. Makanya saat jam 14.12 melintas balik ke Menaragading, aku cuma mampu memandanginya dari balik kaca warnet. Pura2nya berbioncang dengan Adel. Iya sih sekilas terkesan seulas senyum tipis lirik mata diajeng kayak yang mencoba menembusi bayanganku yang mengenakan kaus promosi obat sakit kepala yang iklannya pernah dibintangi Dessy Ratnasari itu. "Cooooooocok." Tawa Dessy berbunga dokat.

Monday, January 15, 2007

Pesona di terik matahari siang.

Subhanallah. Jam 12.40 sekilas tampak Fiona melintas dari Menaragading. Mana cuaca lagi panas. mana gak bawa payung. Tentunya diajeng jalannya sambil menunduk memperlihatkan bando yang bertengger cantik di rambutnya yang dibiarkannya tergerai. Meskipun dibawah tatapan serengeh Wandi juga, aku lalu bergegas buat duduk di anjungan rohto memandangi lenggangnya dan garis sosoknya yang elok. Dikenakannya kemeja lengan panjang lurik semu pink dengan garis2 kelabu muda yang menutupi gaunnya yang berwarna hijau kavaleri pas di sebatas pantatnya yang cantik aja jatuhnya. Kedua tungkainya yang kuning lenjang itu beralaskan sendal kulit teple mustard. Tangan kirinya mencangking tas jinjing hitam ngantornya. Tapi kok bersandal? Kayaknya bukan mo ngantor deh. Mungkin shopping. Sayangnya nanapku terhalang oleh serombongan 10 orang2 yang menuju kearah yang sama. Dengan masgul aku berdiri buat menatapi lenggangnya sesaat menjelang diajeng belok kiri di pertigaan KK XL.

Sunday, January 14, 2007

Toto al-Hajj.


Selagi berfoto menggunakan webcam Vimicron pc #15 bersama keluarga Toto, di jam 13.58 tampak melintas Fiona yang mengenakan kaos oblong putih bercelana santai orange bersama Etty yang mengenakan busana semu hijau keket. Kayaknya mau pada makan. Fiona tampil elok dengan dada yang membusung seksi. Sekali itu tampak senyumnya saat melenggang sambil ngobrol bersama Etty.

Toto berceritera pengalaman berhajinya yang Alhamdulillah tidak terkena musibah kelaparan seperti yang ramai diperbincangkan pada musin Haji Akbar ini.
Setelah saling janji dengan Ozie yang gak lama datang dari pameran furniture di Senayan. Ozie tentunya lagi gatal hatinya mengingat bulan Juli nanti akan m,engisi rumah barunya disebelah kiri Menaragading itu. Maklum saja perabotan di Rusun itu gak bisa dibawa karena dipaku ketembok.
Disaat kumpul ngobrol ramai2 di beton rohto sambil saling gonjak, Ozie dan Toto lagi saling membeicarakan AC eks Jepang. Jam 14.58 tampak Etty dan Fiona kembali menuju Menaragading. Seperti biasa jalan Fiona tersembunyi karena posisi jalannya mepet ke bahu kirinya, tapi di depan rumah nomer 33 baru tampak langkahnya. Rupanya Fiona mengenakan sandal teple kulit kuning lagi. Tiba2 tampak bahu Etty terdorong oleh lengan kanan Fiona. Keduanya tampak tertawa sambil mata keduianya memandang kearah kami kumpul. Ini aneh, bahkan semakin keduanya dekat wajah Fiona tampak memandangi kearahku. Rona wajahnya tampak campur aduk aneka rasa. Untuk menghilangkan kekikukan nya, aku sengaja mengeraskan suara, "Boleh juga tuh To. Di pasar lokal aja AC bekas dengan kondisi 60% harganya gak kurang dari 2 juta."
Keduanya melintas perlahan. Tampak jelas klo, wajah Etrty seperti menahan senyum berat. Kayaknya bakal ,meledak bersama di Menaragading deh.

Saturday, January 13, 2007

Sekilas wajahnya kayaknya berat saja.


Jam 14.07 Fiona tampak melintas tangkas. Aku memburu keluar lalu duduk di beton rohto. Dari belakang tampak bulat pantatnya yang mucung dibalut pantalon putih ketat. Badannya dibalut kemeja tangan panjang warna unggu muda. Rambutnya lebat tergerai mumbul rapi. Dari gaya jalannya kayaknya mengenakan alas kaki sendal teple. Sebuah tas jinjing hitam yang bisa buat ngantor dikepitkan diketiak kiri. Entah juga ya, tapi bujur yang melambai itu kutatapi saja sambil berbelok kiri di KK XL.

Friday, January 12, 2007

Dari Lina sampai Etty


Bakdal Jumat disat cuaca lagi panas2nya tampak Lina melintas sambil memegangi payung fantasi hijau toska yang biasa disimpan ditas ngantornya Fiona.
"Mau kemana Lin?" Sapaku sambil menertawaikannya yang wajahnya bingung lucu aja.
"Mau nelepon Beh. Babeh sih wartelnya belum jalan. Klo mo nelepon aku kudu ngider deh." Kekehnya sambil kunyem kecut.
"Fi kayaknya mau jalan tuh Beh. Tungguin aja." Kutanggapi dengan tertawa saja sambil menatapi langkah lesunya mengarah ke pertigaan KK XL.

Sudah malam begini tapi cuaca masih panas aja. Jam 20.58 selagi ngadem di beton rohto tiba2 dari arah Menaragading ada sapaan dibelakangku.
"Permisi pak." Saat kutengok tampak Etty yang mengenakan busana senam hijau pastel.
"Mau kemana neng?" Jawabku hangat. Sekilas tampak sosok endah melintas dibelah kiri jauh. Tubuh Fiona dibaluk jaket blue-jean denim kotak kental. Rambutnya mumbul rapi kayak simbar singa Masai. Bergaun kuning temen dengan kembang kecil2. Kayaknya keduanya mau makan malam deh. Lenggang lembut Fiona itu kakinya dialasi sandal teple kulit berwana kuning yang serba nyurup dengan pakulitan dan tungkainya yang elok.
"Mau kedepan pak. Lagi ngadem ya pak?"
Tawa Etty sambil menekuk bahunya seperti yang minta jalan.
"Iya neng. Hawa panas sekali." Kekehku sambil melambaikan tangan kananku.
Etty lalu bergegas menyusul lalu didepan rumah nomer 33, Fiona tampak memalingkan wajahnya kearah Etty. Huh, sampai kapan suasana stagnan bisu ini akan berakhir.
"Suka kasihan aja. Rupa indah itu kudu ditekuk entah kenapa lagi. Masa sih dah setahun lebih begini dianya masih tetap benci?" Bisikku serius kepada Wandi.

Thursday, January 04, 2007

Rani dan Emil.


Jam 20.59 Rani masuk ke warnet lalu duduk di meja #1. Rani ini pelanggan warnet sejak masih Raisson. Dibelakangnya menyusul temannya, Riri alias Emil yang dulu di Menaragading lalu pindah ke rumah kost Matsani.
Waktu Rani datang minggu lalu, katanya Riri sekarang tinggal di Tanah Abang.
"Eh bapak. Kok? Jadi warnet ini bapak yang punya ya." Sapanya sembari terkekeh bocor.
"Iya Riri." Dia tampak lebih matang dengan rambut yang di ekor kuda.
"Kok pindah sih pak? Kan disana pangsanya lebih bagus." Serbunya.
"Iya sih. tapi disini malahan lebih sejuk dan tenang kok."
"Tentunya dong sejuk. Kan dekat dengan Mila." Gonjaknya dengan bocor.
"Wah gak juga tuh....." Elakku karena tahu perannya saat masih di Menaragading.
"Bapak tahu kan Menaragading itu dimana?" Senyumnya menggodai.
"Iyalah sedari dulu juga aku tahu kok. Sebelah masjid." Jawabku profesional.
"Mila suka nanyain tuh." Cengengesnya.
"Nanya gimana sih Mil? Ke aku gak pernah tuh." Elakku.
Sebetulnya sih gaya ini dah usang kecuali buat basa basi. Meski masih suka ada aja yang make entah dengan maksud apapun. Tapi akunya kayak yang kebal aja kok.
"Mila pernah bilang ke aku. Klo wartel depan pindah kemana ya? Lalu aku jawab wartelnya atau orangnya? Mila bertanya orangnya siapa? Aku jawab, bapak itu. Mila lalu tertawa."
Walah Emil alias Riri ini usil aja. Aku hapal kok sikapnya klo lagi bersama jeng Fiona.
Bahkan waktu minta bantuan bikin ID Yahoo pun dianya bersikap jual mahal aja. jaga jarak gituh.
Iya sih Riri suka memandangi entah menegasi aku, lantas bisik2 yang disambut senyum manis diajeng. Begitu juga dengan beberapa teman dekat atau seiring diajeng saat melintas. Tapi ya itu, klo diajengnya sendiri malahan suka sangar saat berpapasan denganku. Makanya aku suka menghindar.
"Entah juga tuh dengan Mila. Dah beberapa hari dianya gak kelihatan. kayaknya libur panjang lalu mudik ke Pekalongan."
"Kok tahu sih pak. Rupanya bapak masih suka memperhatiin Mila ya?" Kekehnya dengan senang.
Bincang2 sambil aku operasikan pc meja #5 terhenti, saat Maria menghampiri meja #2.
Melihatku menyambutnya, kayaknya agaknya Riri kurang senang deh. Tak lama kemudian dianya bangun dari meja #3 lalu beranjak mke Kasier sambil, menyerahkan uang 50ribuan. Gaya lama buat tukar duit. karena lambat buka Yahoo dan FS, client meja @2 pindah ke meja #4, tepat menjajari aku di meja #5.
"Suka FS juga ya non." Godaku kepada Maria gadis cantik Padang Medan itu.
"Iya pak saya juga suka FS." Senyumnya dengan manis dan ramah.
"Saya kira FS hanya buat para orangtua kayak saya." Godaku.
"Nggak kok pak. Saya juga suka." Tawanya sambil mendelongiku sesaat.
Aku lalu keluar buat duduk ngadem di bangku Rohto. tampak Riri tengah berbincang tentang film bersama Adelia. Saat aku memandangi sosok tampilan cantik sederhana Maria yang serius namun agaknya pemerhati itu. Gak lama kemudian Rani dan Riri keluar.
"Makasih ya Rani. Tadi lancar Yahoo nya?" Sapaku.
"Makasih juga pak. Lancar kok pak meski agak lambat juga. Karena gempa ya pak?" Senyumnya.
Sambil berjalan berdampingan, Riri mengacungkan lengan sambil bicara.
"Kok ke aku gak makasih pak?" Kekehnya.
"Makasih Riri. Masih sering ketemu gak?"
"Sama siapa pak. Mila? Aku sekarang kost di Tanah Abang." Jawabnya melanjutkan jalannya.

Lina Garova


Semalam sekira bakdal Isya selagi duduk2 di bangku Rohto bersama Ade. Dari arah Menaragading terdengar sapaan, " Selamat malam Beh. Selamat tahun baru ya."
Kutengok kearah belakang, rupanya Ova yang menjulurkan lengan buat bersalaman. Bersandal kulit teple coklat, berkaos oblong putih dan berpantalon hitam. Potongan rambutnya tampak baru dan apik. Kusambut tangan itu sambil menanyakan kemana aja dah lama gak jumpa.
"Aku baru pulang Beh." Seringainya.
"Dari Lampung?"
"Cempaka Putih." Ova lalu banyak ceritera tentang Menaragading yang lagi kosong karena banyak yang mudik karena libur panjang. Untung juga 3-6 para cantik sudah tampak melintas sejak kemarin.
"Aku sendiri baru masuk minggu depan. Tapi ada juga yang besok tanggal 4. Dia malahan baru pulang minggu depan." Kekehnya dengan kikuk sambil matanya kerap meliriki Ade. Kayaknya ada yang mau Ova ceriterakan tapi dianya risih dengan kehadiran Ade. Dia siapa? Mungkin aja jeng Fiona yang memang dah lama gak tampak langkah tegap gemulainya. Wooowww, hehehe. Tegap tapi gemulai? Tapi memang iya kok. Iya sih sejak kemarin hatiku terasa kangen buat penampakannya yang mempesona itu.
"Tapi kakak saya udah masuk hari ini." Selak Ade sambil merapih2kan kelepak jaket kulitnya..
"Iya ada juga yang begitu." Jawab Ova sambil tertawa.
"Udah dulu ya Beh. Aku mau kirim ini ke Rusun. Nanti deh aku mau ceritera2 ke Babeh."
Pamitnya seraya melenggang pelan meneruskan langkahnya. Kartu tahun baru yang dipegang jemari tangan kanannya, di kelepak2an dikedua lengannya. Sampai seperti bangau yang mau terbang aja.