Saturday, January 27, 2007

Diajeng datang ke warnet nyari Emil.


Date: Sat, 27 Jan 2007 03:03:12 -0800 (PST)
From: "EMANRAIS TEA"
Add to Address BookAdd to Address Book Add Mobile Alert
Subject: Mila? Kamu pasti godain aku ya?
To: Send an Instant Message freeyork_sakaraw@yahoo.com

Waktu Emil bilang Mila mo bicara ma aku itu, aku lagi serius kontak YM ma sepupuku di Australia. Makanya kamu lihat aku sempat gelagapan. Maaf ya Mil, seharus kuterima aja hape itu lalu menyapa Mila secukupnya. Tapi ya itu aku gelagapan mana aku hafal sikap Mila yang rasanya benci banget entah marah besar karena aku pernah bersalah kepada Mila pada 12 Okt 2005 waktu Mila datang ke wartel Raisson bersama Emil di bulan puasa 2005.

Masa sih Emil gak tahu klo Mila marah ke aku? Tapi aku hargai banget lho klo Emil berniat bantu aku buat lakukan kontak komunikasi sama Mila. Cuma ya itu kawatirnya Mila marah aja. Aku kan gak tahu apa Mila memang mau bicara ma aku beneran atau cuma Emil sekedar ngegoda aja baik buat Mila dan aku.

Aku memang dah lama ingin berdialog sama Mila, sebab gak enak aja kenal tapi gak pernah saling menyapa. Aku ingin banget berteman sama Mila lho. Seperti aku juga berteman tulus sama beberapa anak yang serumah kost sama Mila. Mila boleh marah ke aku saat membeberkan kesalahan fatal aku. Agar aku tahu dan bisa segera memperbaiki diri buat bersiap bisa komunikasi sama Mila.

Aku sangat berterimakasih ke kamu, klo Emil mau bantu aku buat bisa berdialog dengan Mila. Tempatnya boleh dimana aja yang baik dan nyaman buat bincang. Klo bisa jangan tunda niat baik aku, sebab risih aja setiap jumpa Mila aku kudu menghindar. Karena gak nyaman aja melihat wajahnya yang tampak kereng dan mata marong yang disorotkan kearah aku. Jujur aja, aku sedih lho. Mana kita sekarang bertetangga, mana aku juga buka warnet dekat Mila agar bisa lebih berkesempatan buat berbaik sangka dan saling menyapa. Gituh lho. Takut aja aku keburu mati, lalu jadi arwah penasaran gentayangan nyariin Mila. Semoga Mila suka. Kabari aku ya di 08129653xyz atau tel/fax RaisonE (021) 392-0822.

Kata Wandi, 3 menit atau jam 16.42 sebelum kamu terima telepon dari Mila. Dianya sempat masuk ke warnet sambil celingukan mencari kamu yang terhalang sosok duduk aku yang kayak gajah bunting bengkak itu. Tentunya dong pandangan Mila jadi terhalang gak bisa ketemuin kamu juga.
Wandi sempat nyapa, "Iya mbak mencari siapa?" Tapi Mila diam aja lalu langsung keluar. Jujur, aku gak tahu akan kehadiran Mila di warnetku. Sampaikan terimaksihku karena Mila dah mau mampir, ya Emil. Jaga sehat ceria lahir bathin ya. Wassalam, emanrais (buat Mila juga).

Tuesday, January 23, 2007

Coba klo webcam ditaruh di teras ya.......

Rencana mo ke Notaris ma kantor Pajak Pratama, batal deh oleh hujan deras sedari pagi sampai jam 13.30. Di jam 14.17 sambil berdiri di gerbang selagi memandangi Ria gadis Semarang yang tengah melangkah ke KK XL, yang dah 2 kali janjian mau makan bareng itu. Dari belakang melintas diajeng yang mengenakan blus hitam dipadu dengan gaun putih bergaris semu perak menjadikan paduan yang anggun. Sebuah tas beige tua dikepitnya diketiak kiri yang pergelangan tangannya mengenakan jam tangan stainless-steel, menjadikannya serasi dengan gerai rambutnya yang berbando putih tipis. Rada mengganggu kenanapan mata ialah selop putih merah berhak 7cm yang dikenakannya rada gak serasi sama penampilannya. Untungnya tetap tertunjang habis oleh gemulainya di keelokan tungkai yang kuning lencir itu. Huhhh sungguh deh, langkah yang super tenang itu, meski gak bawa payung toska juga masih tetap aja membikin biwirku gemezzz & gregetan. Pede banget tha jeng, apa gak takut turun hujan lagi ya?
"Selamat siang jeng," sapaku bisu.

Sunday, January 21, 2007

Kesederhanaan yang elok.


Niatan memang mau ke Gaby, mana papanya pagi2 dah nelepon lagi. Entah apa ada oleh2 dari Bangkok yang lagi menunggu ya? Iya sih rencananya memang mau datang pagi atau setelah Wandi pulang dari Sukabumi. Namun ternyata gak datang sampai malam ini jam 22.35. Padahal pulangnya sejak Kamis siang.
Selagi bersiap dan Katana sedang dipanaskan, di jam 13.51 tampak melintas sosok mendebarkanyang berlkalu perlahan dngan handphone menempel di telkinga kiri. Rupanya diajeng yang jalannya santai berbusana leisure mengenakan jean biru ngatung bersendal tipis hitam. Berkaus abu2 muda lengan pendek dengan sebuah tas hitam kecil menempel dipinggul kiri yang talinya melingkari bahu kanannya. Rambutnya mengembang terjurai berbando putih tipis. Langkah yang elok tenang itu jalannya merapat ketepi kanan buat menghindari sengatan mentari siang. lalu belok kiri di KK XL.
Lantas aku ambu dan Adelia segera berangkat langsung ke Citra Raya, sampai disana begitu mau parkir tiba2 ada call ke hape dengan sebuah sapaan halus. Waduh kirain yang manggil Aa itu call dari Pwk. Ternyata Tanti yang ada urusan dengan warnet. Kebetulan disana dah ada Ade.

Yougi & Lina


Semalam jam 21.08, masuk Yougi n Lina. Lina ini salah satu teman dekat (?) diajeng yang kayaknya tahu ada 'udang dibalik-batu' diantara kami. Pernah disuatu ketika diajeng n Lina berjalan bersama menuju Menaragading. Melihat penampilan elok diajeng yang mengenakan selop tutup putih itu, aku yang lagi buka pintu Katana sambil memperhatikan lengangnya sejak didepan masjid. Tiba2 kudu merasa poatang karena di pintu masuk Menaragading yang tengah dibukai diajeng, Lina ini tiba2 membalik menengok kearah belakang. Tapi secepat itu pula kubuka pintu Katana buat menghilangkan kesan. Lina ini ternyata gadis Banten berjilbab yang berkulit kuning mulus. Perawakannya yang sering mengenakan jean semi gombor ini gayanya juga cantik. Tadinya suka kuperhatikan manakala dia melintas, karena tampilannya mirip dengan Rahmi seorang gadis Rangkasbitung yang bekerja dikantor Advokat. Sejak itu klo jumpa aku suka pura2 gak memperhatikan.
Dari meja kasier tampak keduanya seperti saling berebut entah situs yang mo dilihat pada #15. Gadis cantik ini matanya bening kayak mata Gaby. Jam 21.20 keduanya pulang. Kertika kujawab Rp. 2500,- buat biaya Net, Lina lalu membayarnya lalu bilang, "Terimakasih pak." dengan merdunya. Aku juga mnenjawabinya denganmengucapkan terimakasih. Ini penting agar klo jumpa aku bisa menyapanya. Klo kata Lina garova, Lina inilah yang akan bersama diajeng keluar dari Menaragading lalu ngontrak rumah bareng2.

Wednesday, January 17, 2007

eslilin pink

Jam 15.30 selagi bincang ma Adel, dari meja kasier tampak diajeng melintas menuju ke Menaragading. Sosok yang tenang itu tampak berlenggang pas di depan pintu belakang bu Wati. Diajeng mengenakan kemeja eslilin pink dipadu sebegitu manisnya dengan pantalon hitam yang pas eloknya di tungkainya. Sebuah tas kerja warna hitam dop dikalungkan handelnya diketiak kirinya. Rambut berbando tipis itu dibiarkannya tergerai di utas wajahnya yang tampak tenang. Dari gerak langkahnya diajeng tentu bersepatu. Tapi gak jelas bentuknya karena terhalang oleh pager depan. Kira2 handel tas itu bakalan asem gak yah? Tapi aroma asem yang segar matak menambah nafsu makan lho.

Tuesday, January 16, 2007

Celana merah pantainya cantik lho.


Selagi bincang sama Adel di meja kasier, jam 13.50 tampak diajeng melintas bersama temannya. Langkah anggunnya itu sambil mengisyaratkan senyum dikulum dengan rambut yang dijepit sama penjepit rambut hitam. Atuh iya ya jeng, masa dijepit make pacul? Biasaaaaaa. Aku lantas keluar ke anjungan rohto buat menikmati lenggangnya yang mempesona itu seraya bergumam. Temannya yang kecil imut berkulit putih ityu mengenakan gaun terusan berwarna hitam muda cerah agak transparan.
"Aduhai kamu memang cantik kok jeng. Kapan kita bisa bincang2 lagi ya?"
Keluhklu seraya memandangi bangun tubuh yang mengenakan kaus putih berkerah dengan selarik garis tipis kelabu muda di tentang dada. Gerak bujurnya yang demplon yang berbungkus celana pantai warna merah muda sedengkul bermotif kayak logo Chevy itu menuju ke KK XL lalu belok kanan. Kayaknya sih diajeng mau membeli gado2 kesukaan yang rasa dilidahku aja memang enak buat makan siang di Menaragading. Diareal KK, diajeng gak pernah tampak makan diluar kok.
Suka 'kasihan' klo sama diajeng yang mempesonaku sejak 21 Agu 2005 ini.
Mana keterpesonaanku ini pernah kuutarakan langsung kepadanya di 12 Okt 2005 sore di halaman parkir CV Raison menjelang berbuka puasa. Sesaat setelah diajeng selesai menggunakan jasa wartel kami. 3 hari kemudian sampai saat ini diajeng memantek jarak komunikasi denganku.
Iya sih aku salah, katakanlah diajeng merasa diteror hatinya atau merasa dipermalukan. Hanya karena ketinggian kualitasnya aja makanya saat itu dianya masih menanggapi dengan senang dan ppenuh senyum simpul. Kan gak tahu juga saat rebahan bakdal Isya di Menaragading, dianya mikir panjang lebar luas dalam. Katakan juga klo aku ini ancaman serius bagi kemaslahatan hatinya.

Kutunggu dia di anjungan buat sekedar menyapa untuk membuka komunikasi. Tapi ya itu, klo diajeng gak berkenan apalagi sambil membawa temannya. Kan nafsu makannya bisa terganggu juga. Makanya saat jam 14.12 melintas balik ke Menaragading, aku cuma mampu memandanginya dari balik kaca warnet. Pura2nya berbioncang dengan Adel. Iya sih sekilas terkesan seulas senyum tipis lirik mata diajeng kayak yang mencoba menembusi bayanganku yang mengenakan kaus promosi obat sakit kepala yang iklannya pernah dibintangi Dessy Ratnasari itu. "Cooooooocok." Tawa Dessy berbunga dokat.

Monday, January 15, 2007

Pesona di terik matahari siang.

Subhanallah. Jam 12.40 sekilas tampak Fiona melintas dari Menaragading. Mana cuaca lagi panas. mana gak bawa payung. Tentunya diajeng jalannya sambil menunduk memperlihatkan bando yang bertengger cantik di rambutnya yang dibiarkannya tergerai. Meskipun dibawah tatapan serengeh Wandi juga, aku lalu bergegas buat duduk di anjungan rohto memandangi lenggangnya dan garis sosoknya yang elok. Dikenakannya kemeja lengan panjang lurik semu pink dengan garis2 kelabu muda yang menutupi gaunnya yang berwarna hijau kavaleri pas di sebatas pantatnya yang cantik aja jatuhnya. Kedua tungkainya yang kuning lenjang itu beralaskan sendal kulit teple mustard. Tangan kirinya mencangking tas jinjing hitam ngantornya. Tapi kok bersandal? Kayaknya bukan mo ngantor deh. Mungkin shopping. Sayangnya nanapku terhalang oleh serombongan 10 orang2 yang menuju kearah yang sama. Dengan masgul aku berdiri buat menatapi lenggangnya sesaat menjelang diajeng belok kiri di pertigaan KK XL.

Sunday, January 14, 2007

Toto al-Hajj.


Selagi berfoto menggunakan webcam Vimicron pc #15 bersama keluarga Toto, di jam 13.58 tampak melintas Fiona yang mengenakan kaos oblong putih bercelana santai orange bersama Etty yang mengenakan busana semu hijau keket. Kayaknya mau pada makan. Fiona tampil elok dengan dada yang membusung seksi. Sekali itu tampak senyumnya saat melenggang sambil ngobrol bersama Etty.

Toto berceritera pengalaman berhajinya yang Alhamdulillah tidak terkena musibah kelaparan seperti yang ramai diperbincangkan pada musin Haji Akbar ini.
Setelah saling janji dengan Ozie yang gak lama datang dari pameran furniture di Senayan. Ozie tentunya lagi gatal hatinya mengingat bulan Juli nanti akan m,engisi rumah barunya disebelah kiri Menaragading itu. Maklum saja perabotan di Rusun itu gak bisa dibawa karena dipaku ketembok.
Disaat kumpul ngobrol ramai2 di beton rohto sambil saling gonjak, Ozie dan Toto lagi saling membeicarakan AC eks Jepang. Jam 14.58 tampak Etty dan Fiona kembali menuju Menaragading. Seperti biasa jalan Fiona tersembunyi karena posisi jalannya mepet ke bahu kirinya, tapi di depan rumah nomer 33 baru tampak langkahnya. Rupanya Fiona mengenakan sandal teple kulit kuning lagi. Tiba2 tampak bahu Etty terdorong oleh lengan kanan Fiona. Keduanya tampak tertawa sambil mata keduianya memandang kearah kami kumpul. Ini aneh, bahkan semakin keduanya dekat wajah Fiona tampak memandangi kearahku. Rona wajahnya tampak campur aduk aneka rasa. Untuk menghilangkan kekikukan nya, aku sengaja mengeraskan suara, "Boleh juga tuh To. Di pasar lokal aja AC bekas dengan kondisi 60% harganya gak kurang dari 2 juta."
Keduanya melintas perlahan. Tampak jelas klo, wajah Etrty seperti menahan senyum berat. Kayaknya bakal ,meledak bersama di Menaragading deh.

Saturday, January 13, 2007

Sekilas wajahnya kayaknya berat saja.


Jam 14.07 Fiona tampak melintas tangkas. Aku memburu keluar lalu duduk di beton rohto. Dari belakang tampak bulat pantatnya yang mucung dibalut pantalon putih ketat. Badannya dibalut kemeja tangan panjang warna unggu muda. Rambutnya lebat tergerai mumbul rapi. Dari gaya jalannya kayaknya mengenakan alas kaki sendal teple. Sebuah tas jinjing hitam yang bisa buat ngantor dikepitkan diketiak kiri. Entah juga ya, tapi bujur yang melambai itu kutatapi saja sambil berbelok kiri di KK XL.

Friday, January 12, 2007

Dari Lina sampai Etty


Bakdal Jumat disat cuaca lagi panas2nya tampak Lina melintas sambil memegangi payung fantasi hijau toska yang biasa disimpan ditas ngantornya Fiona.
"Mau kemana Lin?" Sapaku sambil menertawaikannya yang wajahnya bingung lucu aja.
"Mau nelepon Beh. Babeh sih wartelnya belum jalan. Klo mo nelepon aku kudu ngider deh." Kekehnya sambil kunyem kecut.
"Fi kayaknya mau jalan tuh Beh. Tungguin aja." Kutanggapi dengan tertawa saja sambil menatapi langkah lesunya mengarah ke pertigaan KK XL.

Sudah malam begini tapi cuaca masih panas aja. Jam 20.58 selagi ngadem di beton rohto tiba2 dari arah Menaragading ada sapaan dibelakangku.
"Permisi pak." Saat kutengok tampak Etty yang mengenakan busana senam hijau pastel.
"Mau kemana neng?" Jawabku hangat. Sekilas tampak sosok endah melintas dibelah kiri jauh. Tubuh Fiona dibaluk jaket blue-jean denim kotak kental. Rambutnya mumbul rapi kayak simbar singa Masai. Bergaun kuning temen dengan kembang kecil2. Kayaknya keduanya mau makan malam deh. Lenggang lembut Fiona itu kakinya dialasi sandal teple kulit berwana kuning yang serba nyurup dengan pakulitan dan tungkainya yang elok.
"Mau kedepan pak. Lagi ngadem ya pak?"
Tawa Etty sambil menekuk bahunya seperti yang minta jalan.
"Iya neng. Hawa panas sekali." Kekehku sambil melambaikan tangan kananku.
Etty lalu bergegas menyusul lalu didepan rumah nomer 33, Fiona tampak memalingkan wajahnya kearah Etty. Huh, sampai kapan suasana stagnan bisu ini akan berakhir.
"Suka kasihan aja. Rupa indah itu kudu ditekuk entah kenapa lagi. Masa sih dah setahun lebih begini dianya masih tetap benci?" Bisikku serius kepada Wandi.

Thursday, January 04, 2007

Rani dan Emil.


Jam 20.59 Rani masuk ke warnet lalu duduk di meja #1. Rani ini pelanggan warnet sejak masih Raisson. Dibelakangnya menyusul temannya, Riri alias Emil yang dulu di Menaragading lalu pindah ke rumah kost Matsani.
Waktu Rani datang minggu lalu, katanya Riri sekarang tinggal di Tanah Abang.
"Eh bapak. Kok? Jadi warnet ini bapak yang punya ya." Sapanya sembari terkekeh bocor.
"Iya Riri." Dia tampak lebih matang dengan rambut yang di ekor kuda.
"Kok pindah sih pak? Kan disana pangsanya lebih bagus." Serbunya.
"Iya sih. tapi disini malahan lebih sejuk dan tenang kok."
"Tentunya dong sejuk. Kan dekat dengan Mila." Gonjaknya dengan bocor.
"Wah gak juga tuh....." Elakku karena tahu perannya saat masih di Menaragading.
"Bapak tahu kan Menaragading itu dimana?" Senyumnya menggodai.
"Iyalah sedari dulu juga aku tahu kok. Sebelah masjid." Jawabku profesional.
"Mila suka nanyain tuh." Cengengesnya.
"Nanya gimana sih Mil? Ke aku gak pernah tuh." Elakku.
Sebetulnya sih gaya ini dah usang kecuali buat basa basi. Meski masih suka ada aja yang make entah dengan maksud apapun. Tapi akunya kayak yang kebal aja kok.
"Mila pernah bilang ke aku. Klo wartel depan pindah kemana ya? Lalu aku jawab wartelnya atau orangnya? Mila bertanya orangnya siapa? Aku jawab, bapak itu. Mila lalu tertawa."
Walah Emil alias Riri ini usil aja. Aku hapal kok sikapnya klo lagi bersama jeng Fiona.
Bahkan waktu minta bantuan bikin ID Yahoo pun dianya bersikap jual mahal aja. jaga jarak gituh.
Iya sih Riri suka memandangi entah menegasi aku, lantas bisik2 yang disambut senyum manis diajeng. Begitu juga dengan beberapa teman dekat atau seiring diajeng saat melintas. Tapi ya itu, klo diajengnya sendiri malahan suka sangar saat berpapasan denganku. Makanya aku suka menghindar.
"Entah juga tuh dengan Mila. Dah beberapa hari dianya gak kelihatan. kayaknya libur panjang lalu mudik ke Pekalongan."
"Kok tahu sih pak. Rupanya bapak masih suka memperhatiin Mila ya?" Kekehnya dengan senang.
Bincang2 sambil aku operasikan pc meja #5 terhenti, saat Maria menghampiri meja #2.
Melihatku menyambutnya, kayaknya agaknya Riri kurang senang deh. Tak lama kemudian dianya bangun dari meja #3 lalu beranjak mke Kasier sambil, menyerahkan uang 50ribuan. Gaya lama buat tukar duit. karena lambat buka Yahoo dan FS, client meja @2 pindah ke meja #4, tepat menjajari aku di meja #5.
"Suka FS juga ya non." Godaku kepada Maria gadis cantik Padang Medan itu.
"Iya pak saya juga suka FS." Senyumnya dengan manis dan ramah.
"Saya kira FS hanya buat para orangtua kayak saya." Godaku.
"Nggak kok pak. Saya juga suka." Tawanya sambil mendelongiku sesaat.
Aku lalu keluar buat duduk ngadem di bangku Rohto. tampak Riri tengah berbincang tentang film bersama Adelia. Saat aku memandangi sosok tampilan cantik sederhana Maria yang serius namun agaknya pemerhati itu. Gak lama kemudian Rani dan Riri keluar.
"Makasih ya Rani. Tadi lancar Yahoo nya?" Sapaku.
"Makasih juga pak. Lancar kok pak meski agak lambat juga. Karena gempa ya pak?" Senyumnya.
Sambil berjalan berdampingan, Riri mengacungkan lengan sambil bicara.
"Kok ke aku gak makasih pak?" Kekehnya.
"Makasih Riri. Masih sering ketemu gak?"
"Sama siapa pak. Mila? Aku sekarang kost di Tanah Abang." Jawabnya melanjutkan jalannya.

Lina Garova


Semalam sekira bakdal Isya selagi duduk2 di bangku Rohto bersama Ade. Dari arah Menaragading terdengar sapaan, " Selamat malam Beh. Selamat tahun baru ya."
Kutengok kearah belakang, rupanya Ova yang menjulurkan lengan buat bersalaman. Bersandal kulit teple coklat, berkaos oblong putih dan berpantalon hitam. Potongan rambutnya tampak baru dan apik. Kusambut tangan itu sambil menanyakan kemana aja dah lama gak jumpa.
"Aku baru pulang Beh." Seringainya.
"Dari Lampung?"
"Cempaka Putih." Ova lalu banyak ceritera tentang Menaragading yang lagi kosong karena banyak yang mudik karena libur panjang. Untung juga 3-6 para cantik sudah tampak melintas sejak kemarin.
"Aku sendiri baru masuk minggu depan. Tapi ada juga yang besok tanggal 4. Dia malahan baru pulang minggu depan." Kekehnya dengan kikuk sambil matanya kerap meliriki Ade. Kayaknya ada yang mau Ova ceriterakan tapi dianya risih dengan kehadiran Ade. Dia siapa? Mungkin aja jeng Fiona yang memang dah lama gak tampak langkah tegap gemulainya. Wooowww, hehehe. Tegap tapi gemulai? Tapi memang iya kok. Iya sih sejak kemarin hatiku terasa kangen buat penampakannya yang mempesona itu.
"Tapi kakak saya udah masuk hari ini." Selak Ade sambil merapih2kan kelepak jaket kulitnya..
"Iya ada juga yang begitu." Jawab Ova sambil tertawa.
"Udah dulu ya Beh. Aku mau kirim ini ke Rusun. Nanti deh aku mau ceritera2 ke Babeh."
Pamitnya seraya melenggang pelan meneruskan langkahnya. Kartu tahun baru yang dipegang jemari tangan kanannya, di kelepak2an dikedua lengannya. Sampai seperti bangau yang mau terbang aja.