Tuesday, February 28, 2006

Hanjelu. Rasa sensi yang matak telmi.


Subhanallah. Sebetulnya sejak jam 18 perut dah keroncongan minta isi. Namun alangkah akan bahagianya kalau berkesempatan makan bersama. Makanya kutangsel saja dengan sebutir tomat merah dan segelas teh panas manis. Sambil berdiskusi dengan Wandi perihal catatan harian RM Sunda 4 Feb 2006, kalau angka 47ribu itu darimana posnya kok bisa ada di catatan serpih yang berbeda dengan keadaan kas dan belanja yang jumlahnya menjadi stat omzet hari itu. Tapi menjelang Maghrib perut terasa melilit minta isi, kayaknya tomat dan teh nasgitel tidak memadai. Taklama terdengar adzan Maghrib, lalu kami bubar jalan buat abdas. Bakdal Maghrib kubaca Surat Qaf. Saat itu waktu menunjukkan jam 17:05 tatkala aku bergeser ke RMS. Lalu berbisik ke Wawan, tolong layani kami dengan baik kalau nanti aku makan malam bersama jeng Fiona. Setelah setil yaqien dengan penampilanku apa adanya. Hp juga kubawa buat persiapan minta nomor, lalu kucantelkan juga jam cantel hadiah milad dari neng Wiena. Weleh, yi Maman yang tengah berbincang dengan Wandi di kursi tunggu ruang warnet, sempat menggodai. Lantas kuberikan satu aksi dengan kode telunjuk dan jempol akan posisi jam cantel. Kalau ada yang sempat memperhatikan jam cantel tentu perhatiannya juga akan seperti diposisi 5cm ke arah kirinya. Tentunya yi Maman tertawa. Lalu aku berdiri ngajanteng dimuka RMS sambil mengarahkan mata kearah jembatan menunggu pesona yang bakal muncul.
Waktu demi waktu berlalu dengan keyakinan kalau Fiona belum pulang. Tiba2 yi Maman menyenggol sikut kanan lantas menghambur kedalam RMS. Disaat aku berpikir mau minta pendapatnya, bagaimana sebaiknya apakah aku menunggunya didepan RMS begini atau diatas jembatan untuk menjemput bola?
Tiba2 tampak Fiona bergerak dari kios roti disudut KK 30 kearah KK 40. Jangan2 dianya sempat memperhatikanku ngebego saat mengawasi arah dari jembatan. Jadi malu hati nih.
Kemarin petang disaat yang sama sekira 19:20 disaat aku ngobrol dengan Ani sambil duduk diatas boks minuman dingin warung bakso, Fiona juga melintas dengan langkah dan wajah yang lembut.
Aku tak menyapanya karena RSM lagi tutup. Dengan langkah dan wajah raut wajah yang sama Fiona juga berjalan tanpa mengisyaratkan apapun. Aku segera menyusulnya. Namun Fiona keburu berbelok ke KK 31 dan mungkin aja dianya melihatku dari sudut matanya saat belok kalau aku berada dibelakang nya. Fiona tetap terjalan yang dalam 3 langkah sudah sampai kedepan warung Betty. Areal yang kujaga untuk tidak menyapa guna menjaga dianya merasa malu. Fiona tampak tetap berlalu dengan tenangnya. Dan harapan untuk makan bersama juga ikut buyar. Salahnya aku, kenapa tidak maksa untuk menyapanya meski sekedar buat menyampaikan salam dan selamat malam. Meski upaya untuk mengajaknya mencicipi hidangan RMS sudah gak memungkinkan. Sensiku sungguh membuatku handeueul.

Sunday, February 26, 2006

Bedah

  Wanita asal Sukabumi yang selalu tampil cantik dan tampak awet muda inilah yang pertama kali mempesonaku di 22 Juni 1972 yang telah sepakat mendampingi semasa hidupku sejak 26 Nop 1972, di 17 Juni 2006 memasuki masa pensiun sebagai PNS Pemda DKI Jakarta. Lalu akan terbuka lebar kesempatan untuk memulai wisata bersama naik bus AKAP yang sudah lama sekali kuidamkan. Agar klo berkunjung ke keluarga di Kuningan atau Bandung tidak disangka bujang lapuk atau duda karena selalu sendirian. Namun Kepala Dinas memintanya untuk memperpanjang masa bhakti di Kopkar selama 2 tahun lagi. Aku setujunya hanya setahun saja. Artinya kesempatan untuk mengunjungi keluarga di Palembang dan Jambi akan kian tertunda lagi. Makanya aku terpesona untuk kedua kalinya di 21 Agu 2005 kepada satu gadis berkualitas Srikandi asal Pekalongan. Sungguh diseumur hidupku baru dua kali aku bertemu wanita yang sungguh mempesona. Subhanallah walhamdulillah. Tapi kan kita gak boleh suudhan apalagi kepada Allah SWT, kenapa kok baru kini dipertemukan. Tentunya kudu ora et labora saja. Sambil bermohon atas hal2 yang terbaik bagi kesejahteraan dan manfaat kehidupan bersama. Gak gampang lho dan banyak yang kudu bijaksana dipertimbangkan. Posted by Picasa

Devi

  Kalau cuma tampilan yang cantik, manis, molek, jelita, seksi, feodal, borjuis, gemerlap, pesohor, intelek, agamis, yang enak diajak berbincang apa saja, dari pelbagai kalangan profesi dan kualitas, diwartel/warnet CV Raisson juga ada saja. Tapi yang sungguh mempesona hanya satu. Jeng Fiona saja yang berdaya magis.
Keterpesoaan adalah ultima, melampui segenap perasaan dan emosi kasih sayang. Posted by Picasa

Titin.

  Titin gadis bertubuh seksi ini berasal dari Ulujami Pekalongan. Kepadanya akan kutanyakan dimana tempat penjualan Soto Pekalongan di Jakarta dan sekitarnya. . Posted by Picasa

Riris

  Kalau cuma tampilan yang cantik, manis, molek, jelita, seksi, feodal, borjuis, gemerlap, pesohor, intelek, agamis, yang enak diajak berbincang apa saja, dari pelbagai kalangan profesi dan kualitas, diwartel/warnet CV Raisson juga ada saja. Tapi yang sungguh mempesona hanya satu. Jeng Fiona saja yang berdaya magis.
Keterpesoaan adalah ultima, melampui segenap perasaan dan emosi kasih sayang. Posted by Picasa

Frances

  Posted by Picasa Kalau cuma tampilan yang cantik, manis, molek, jelita, seksi, feodal, borjuis, gemerlap, pesohor, intelek, agamis, yang enak diajak berbincang apa saja, dari pelbagai kalangan profesi dan kualitas, diwartel/warnet CV Raisson juga ada saja. Tapi yang sungguh mempesona hanya satu. Jeng Fiona saja yang berdaya magis.
Keterpesoaan adalah ultima, melampui segenap perasaan dan emosi kasih sayang.

Westhi

  Posted by Picasa Kalau cuma tampilan yang cantik, manis, molek, jelita, seksi, feodal, borjuis, gemerlap, pesohor, intelek, agamis, yang enak diajak berbincang apa saja, dari pelbagai kalangan profesi dan kualitas, diwartel/warnet CV Raisson juga ada saja. Tapi yang sungguh mempesona hanya satu. Jeng Fiona saja yang berdaya magis.
Keterpesoaan adalah ultima, melampui segenap perasaan dan emosi kasih sayang.

Retno

  Posted by Picasa Kalau cuma tampilan yang cantik, manis, molek, jelita, seksi, feodal, borjuis, gemerlap, pesohor, intelek, agamis, yang enak diajak berbincang apa saja, dari pelbagai kalangan profesi dan kualitas, diwartel/warnet CV Raisson juga ada saja. Tapi yang sungguh mempesona hanya satu. Jeng Fiona saja.
Keterpesoaan adalah ultima, melampui segenap perasaan dan emosi kasih sayang.

Ade

  Posted by Picasa
Kalau cuma tampilan yang cantik, manis, molek, jelita, seksi, feodal, borjuis, gemerlap, pesohor,
intelek, agamis, yang enak diajak berbincang apa saja, dari pelbagai kalangan profesi dan kualitas, diwartel/warnet CV Raisson juga ada saja. Tapi yang sungguh mempesona hanya satu.
Jeng Fiona saja. Keterpesoaan adalah ultima, melampui segenap perasaan dan emosi kasih sayang.

Chris

  Posted by Picasa
Kalau cuma tampilan yang cantik, manis, molek, jelita, seksi, feodal, borjuis, gemerlap, pesohor,
intelek, agamis, yang enak diajak berbincang apa saja, dari pelbagai kalangan profesi dan kualitas, diwartel/warnet CV Raisson juga ada saja. Tapi yang sungguh mempesona hanya satu.
Jeng Fiona saja. Keterpesoaan adalah ultima, melampui segenap perasaan dan emosi kasih sayang.

Eka Dewi

  Posted by Picasa
Kalau cuma tampilan yang cantik, manis, molek, jelita, seksi, feodal, borjuis, gemerlap, pesohor,
intelek, agamis, yang enak diajak berbincang apa saja, dari pelbagai kalangan profesi dan kualitas, diwartel/warnet CV Raisson juga ada saja. Tapi yang sungguh mempesona hanya satu.
Jeng Fiona saja. Keterpesoaan adalah ultima, melampui segenap perasaan dan emosi kasih sayang.

Saturday, February 25, 2006

Subhanallah, kuambil saja kesempatan menyapanya..


Subhanallah. Jam 19:40 nampak Fiona masuk ke warung soto, lalu kutemui sambil membawa 2 leaflet RMS. Kusapa saja Fiona yang tengah duduk di bangku panjang menantikan pesanan bungkus.
"Selamat malam jeng." Sikapnya langsung siaga dengan wajah yang nampak kencang.
Fiona mengenakan blouse tosca yang ditutup dengan sweater abu2 roknya biru cokelat kakinya yang tampak jemari yang indah mengenakan sendal jepit hitam.
Keseluruhan tampilannya memang senantiasa cantik entah ayu mempesona.
"Saya ingin mengundang jeng untuk mencicipi masakan kami di RM Sunda." Jawabku rada gugup.
Gimana gak gugup coba klo bincang kami terakhir terjadi pada 15 Okt 2005.
Mana akunya juga gak siap, kumis dan jenggot belum rapi. Aku mengenakan kaos merah ati bergaris kotak dengan kerah abu2 dan pantalon khaki pastel. Mana alas kaki juga cuma sendal jepit hitam.
"Apa ini?" Sapanya manakala kusodorkan 2 leaflet RMS.
"Ini leaflet tentang RMS jeng. Silahkan jeng datang kapan saja. Minggu lalu saat sebelum badai saya ingin sekali mengundang jeng untuk mencicipi soto tangkar kami."
"Iya?" Tanggapnya cuwek sambil meletakkan 2 leaflet itu di meja layan jongko soto.
"Ada nasi kan?" Tanyanya ke penjual soto. Fiona lalu bangkit menemui penjual sambil meyodorkan selembar uang 20 ribuan. Aku lalu bangkit dan menunggunya di pintu pagar sambil mengamati keindahan jemari kakinya di sebalik kain spanduk jongko soto.
"Saya sungguh mengundang jeng untuk mencicipi masakan kami lho. Saya ingin komentar Jeng."
Sambutku manakala Fiona melangkah pulang sambil menjinjing bungkusan kresek hitam.
"Iya Pak." Jawabnya tanpa senyum yang amat kukangeni itu secuilpun, sambil perlahan melangkah.
"Saya juga ingin tahu resep Soto Pekalongan lho jeng." Sebagai ungkapan selamat malam kepada Fiona. Aku menunggu di lubang pagar sampai Fiona berlalu ke KK 40. Sengaja kulakukan itu buat mencegah pandang mata yang akan mengamati Fiona yang bisa membuatnya merasa malu entah marah lagi. Tapi tetap aja, ternyata ada yang memperhatikan gerak komandan. Namanya juga cengteng.

"Ada apa wa?"
Tanya Ayu yang tengah bergerumbul bersama saudara2nya sambil duduk diboks minuman.
"Ini lho tadi habis mengundang untuk makan di RM kita." Entah juga bagaimana perasaanku.
Alhamdulillah Allahu Akbar. Wa alqaitu 'alaika mahabbattan minni.

Friday, February 24, 2006

Speciality, tampilan Fiona.


Ulang tahunku sepi2 saja kecuali aku terima sms ucapan selamat dari Adelia Wulandari Sukabumi dan Wiena Shakuntala, Bogor. Kue ultah berupa cake gulung berwarna cerah pastel antara kuning dan hijau dibawa oleh isteriku sekitar jam 18 saat pulang ngantor. Iya sih neng Wiena menawarkan spesial delivery order dari Pizza Hut. Tapi kujawab aja yang paling kuinginkan ialah tetirah kembali di Sentul biar enak makan dan nyaman tidur. Buat mengembalikan kondisi yang kayaknya kurang gizi. Sebab selama 3 malam aku gak bisa tidur pulas lagi.
Tapi hadiah yang juga berarti adalah hadirnya tampilan Fiona yang feminin di warung Betty pada jam 19:05. Paduan kemeja coklat dan gaun semu kuning American-cotton yang bermotif kotak besar seperti rok etnik yang biasa dikenakan pria Irlandia. Sepatunya hitam yang membuat jalannya menjadi anggun tidak setangkas Srikandi seperti biasanya. Mungkin karena raut wajahnya yang tampak cape. Kayaknya idamannya adalah segera mandi lalu istirohah dengan nyaman sambil melepaskan lelah perjalanan. Melihat tampilannya yang tenang kukira inilah saat yang tepat untuk ujicoba menyapanya dengan memberikan ungkapan, "selamat malam Jeng."
Kecuali di warung yang suasananya ramai, tapi di KK 31 tampaknya agak sepi yang menghindarkannya merasa malu karena disapa seperti 15 Okt 2005 itu. Sebagai persiapan bahkan Louis Amstrong yang musiknya legendaris itu kusuruh diam. Namun perlahan isteriku keluar dari kamar lalu duduk di mushala dekat tumpukan laporan hasil usaha bulan ini yang belum sempat diteliti. Banyak pertanyaan yang harus kujawab seputar perkembangan usaha RM Khas Parahyangan dan pelaporannya.

Dalam situasi begini adalah lebih bijaksana klo kemungkinan kesempatan untuk menyapa Fiona kutunda saja karena pertanyaan2 isteriku memerlukan jawaban yang serius. Hanya saja tatkala terdengar detak sepatu Fiona sempat kutoleh langkahnya sesaat. Dan hadiah yang paling kuinginkan itupun berlalu dalam sunyi. Ya nasib ya nasip. Dan semakin serasa gatal saja rongga dada.

MESTINYA SUNYI ITU ADALAH KEHENINGAN YANG PEKAT, KOSONG TANPA SUARA.
TAPI KERINDUAN KEPADA YANG MEMPESONA ADALAH KESUNYIAN YANG GEMERISIK.
PADA DAUN, PADA TANAH, PADA UDARA, PADA RELUNG HATI DAN KEDUNG JIWA.

Di ultahku kangen mawar merekah kembali.


Subhanallah. Disaat terkembang senyum apalagi tawanya, mulut Fiona itu seperti mawar merah yang tengah merekah. Mana vokalnya juga halus dan renyah. Kapan kiranya keindahan mempesona yang sepertinya berdaya magis seperti yang hadir bincang sesaat di 2 Okt & 12 Okt 2005 itu bisa kunikmati kembali.

Milad ke 62.

Hari ini aku milad ke 62 di tahun yang sungguh sunyi sepi sendiri lho. Kayak di hutan belantara Mentaok di daerah Banyubiru aja deh yah. Makanya anggap aja sebagai hadiah ulang tahun istimewa n khusus. Mana kudu kupetik dan kusunting sendiri dari sumber terpercaya pasca sensus penghuni rumah kost semasa Ramadhan 1426H. Makasih pak Buchori. Maka enskripsi ini kujadikan jimmat (bukan jimat, karena dobel m).


Image hosting by Photobucket


Tadinya mah selagi belum ada potretnya maka enskripsi ini buat profilling. Buat meraba kondisi psikis, emosi, kepribadian dll. Hemmmh, tampaknya Srikandi deh yang tangkas tegas berselera halus dengan cita rasa seni yang mapan. Sosok Fiona kayaknya cocok buat jadi pengusaha katimbang bekerja yang kurang menghasilkan kesejahteraan dan kemakmuran. Makanya terpikir ingin counseling F&B tatkala aku ingin membuka Cafe. Kapan sesuai dengan kata pepatah, "Tiada akar maka rotan pun berguna." Selamat Ulang Tahun ya Man, semoga sehat seger waras murah rizqi enteng jodoh. Pantesin aja sejak semalam Louis "Satchmo" Amstrong manggung sampai pagi. Eman lagi sensi nih.

F.MYLLA


Subhanallah. Seperti juga sehelai batik kuno Pekalongan, keindahan penampilannya juga penuh pesona, kharismatik dan impressif.

Wednesday, February 22, 2006

Jeng Fiona

Tuesday, February 21, 2006


Baru aja 2 hari di KK, seabreg perihal sudah menunggu, lalu perlahan tapi pasti sutris menaik lagi membuat gak nyaman tidur gak enak makan. Mana dah 2 hari gak melihat Fiona, meski setiap jam 1915 terdengar detak sepatunya melangkah di KK 31. Mana WinDVD belum bisa jalan juga. Mana dah gak shabar kepingin nyunting gambar.
Jadi kepingin balik tetirah lagi di Sentul yang hawanya masih terasa Bogor nya deh. Mana neng Wiena dah membekali master-key buat semua pintu dan kunci gembok buat air ledeng. Katanya klo sekonyong konyong ingin datang maka silahkan datang dengan eman (enak dan nyaman).

# posted by emanrais : 8:27 AM 0 comments


Sedih juga sih mencoba memahami entah juga menyadari kalau diantara bunga dan lalat alamiah memang tak ada jalur komunikasi. Karena kelahiran keduanya didunia ini memang bukannya bukan untuk keperluan interaksi sosial. Keduanya dipersiapkan untuk satu simbiose mutualistis. Kerjasama yang saling menguntungkan entah menyenangkan.
Bunga menyediakan nektar bagi lalat sedangkan lalat melakukan fungsi penyerbukan bagi bunga. Agar benih pada benangsari bisa mencapai putik untuk terjadi konsepsi.
Tapi mencoba membayangkan aku untuk melakukan persemaian di taman sari Fiona? Wowww.

Karena semalaman gak tidur menemani Ade mencoba memperbaiki kompi kasier yang sejak kemarin ngadat sampai gak bisa print dan scan. Aku juga menemani karena punya kehendak agar bekalan software WinDVD dari Bukit Sentul bisa diinstal di kompi #13.
Dengan begitu kalau aku butuh frame-capture dari satu rekaman video, sudah gak perlu minta bantuanb Ade yang editingnya di Tangerang Banten sana. Namun setiap kali coba diinstal selalu ada pemberitahuan kudu download DirectX yang sebetulnya sudah di down-load dan tersimpan di kompi dengan sukses. Dasar bandel,WinDVD tetap aja belum bisa diujicoba apalagi buat bisa berfungsi segala.

Aku baru bisa mulai tidur bakdal Shubuh dan baru bangun jam 14, mana perut lapar keroncongan mana sambil sesenggukan memanggil sebuah nama. Jadi ingat Lina yang pernah ngobrol, katanya sih Fiona ingin punya anak. Namun ibunya bilang ya kudu nikah dulu masa mau ngambil anak orang dari rumah sakit. Pertanda klo naluri keibuannya sudah mumbul ke permukaan. Padahal klo buat satu suami Fiona mah tinggal pilih. Tapi namanya juga satu mimpi disiang bolong ajah kalih. Apa iya alam akan menugaskan aku untuk melakukan persemaian, seperti yang dilakukan oleh laler ijo.
Padahal pada hakekatnya laler ijo itu tidak melakukan penyerbukan alami kecuali sekedar melakukan teknologi inseminasi buatan. Walah Fiona mah matak lieur geuning.

# posted by emanrais : 1:14 AM 0 comments
Monday, February 20, 2006


Klo kelamaan nungguin isyarat buat pencairan kebekuan komunikasi dua arah kok bisa bikin bosen juga nih. Mao sampe kapan nungguinnya yah?? Dah gak shabar deh.

# posted by emanrais : 10:39 AM 0 comments


Taman Sakura II/5, al Baiti jannati.

Sabtu sore jam 15 di 18 Feb 2006 si Aa dah datang menjemput. Tapi kami memangnya dah siap dijemput kok, kecuali pesanan neng Wiena 3 pepes nasi dan 1 pepes peda masih dimasak. Akhirnya jam 1530 perjalanan ke Bukit Sentul buat tetirahin pikiran yang lumayan sutris itu bisa dimulai.Alhamdulillah jalur Tahmrin Subroto lalu jalan Toll sampai ke gerbang Sentul Selatan lancar2 aja. Mana si Aa sempat2nya menjadi racer gara2 ada yang kasih sein lampu sorot dari belakang. Gak habis pikir deh mengingat kelakuannya yang tentunya membuat akunya sporjantung. Sesampai di Bukit Sentul neng Wiena tampak lagi ngepel lantai. Bakda Maghrib lalu makan tapi selesai makan lalu mengantuk berat. Tentunya dong kudu tidur. Namun bangun tidur karena perut keroncongan lalu habek makan lagi. Selama 2 hari dua malam itu sempet2nya makan sebanyak 6 kali. Sesuatu yang diluar kebiasaanku. Untung juga bawa bekal biar gak malu2 teuing banyak makan di keluarga anakku ini. Alhamdulillah, Nuhun Gusti.

# posted by emanrais : 1:36 AM 0 comments
Saturday, February 18, 2006
Pada hari ini Sabtu tanggal 18 Februari 2006 sekira jam 9 saat lagi ngobrol samqa Tunggul, dari jendela nako tampak Fiona tengah berada diujung KK 31. Dikenakannya kaos hitam lengan pendek seketek yang lucu dan celana biru selutut (kayaknya buat senam deh) yang membuatnya tampil kian lucu and kyut habis2an. lalu masuk ke warung Betty. Tatkala aku melirik Riri tampak tengah memperhatikanku lalu bisik2 ke Fiona.
Gak lama keduanya menuju pulang sambil berbincang. Tampak tawa Fiona merekah.
Apakah tawa ceria itu tanda hatinya tengah berbunga? Atau tanda perdamaian sebagai isyarat klo kesenjangan komunikasi selama ini bisa dicairkan? Atau malahan ngetawain aku? Lantas perhatianku kembali ke Tunggul meneruskan bincang2 perihal Jazz and Blues sambil mendengarkan Louis "Satchmo" Amstrong main trumpet. Huh sieman mah katanya terpesona tapi kok malahan suudhan sih?

# posted by emanrais : 1:41 AM 0 comments
Indrayani Winata bilang engkongnya ingin bertemu uintuk berbincang sekalian mengundang ngajak kumpul lansia di resto Furama sambil berlatih keroncong. Walah, Yani dah ngoceh apa perihalku ke engkongnya ya? Semoga jangan yang berat2 yang matakan aku gak bakalan ungkulan kuat buat menanggung resiko finansilnya.
Yani ini mahasiswi Univ President di Cikarang yang lagi magang servicing di Nikko Hotel Jakarta. Kumpulan rencananya akan dilaksanakan setiap hari Rabu duaminggon.
Karena gak punya bakat main alat musik kecuali pernah belajar metik gitar yang semasa sekolah di Bandung 1960 dulu, kata bi Tarminah bunyinya kayak bangbara ngapung itu. Makanya kepada Yani aku menawarkan paling m ungkin ikutan menyanyi latar belakang atau koor. Klo jadi vokalis mah gak mungkin karena kualitasku bassy banget karena pita suara selalu kesentor uap kretek yang bikin serak2 kodok budug.
Suatu malam Minggu yang sumuk bikin aku susah tidur, diluar terdengar ada yang lagi pental pentil main gitar dengan alunan nada2 yang nyaring lembut enak terdengar.
gaya per,mainannya juga okeh punya dan sangat berbeda dengan para pengamen jalanan bahkan praktisi gangan. Maksudnya para remaja yang suka main gitaran di KK 31.
Tapi klo gitar kok gak terdengar nada bass sih? Selidik punya selidik yang lagi dipentilin memang bukannya gitar kok. Tapi ukelele yang tengah berada ditangan Tunggul suaminya Dini bapaknya Danti menantunya Nani. Nani ini tetangga paling tua. Keluarganya bahkan telah tinggal diareal KK 40 ini lebih dulu sebelum keluarga kami pindah dari Kampung Baru di tahun 1954. Toto aja pas baru berumur 40 hari.

# posted by emanrais : 1:17 AM 0 comments
Friday, February 17, 2006
Lira-chan, orang bilang abah janggo banget klo bicara analisa kehidupan pisik dan psikologis dan isian teks ini adalah contoh soal pavorit yang biasa abah tampil kan buat memicu semangat bagi mereka yang lagi jongkok entah ngeden. Atau cooling-downing bagi mereka yang sedang melambung menggebu gebu. Takut aja klo mereka nyangsang di awang2 keatas takut disate bledeg kebawah takut diantup cacing.
Padahal ternyata abah juga manusia biasa aja tuh, yang masih bisa kalah pesona.
Sejak buka resto Sunda abah gak pernah lagi nongkrong di nako sambil pasang webcam. Terakhir lihat Fiona seminggu yang lalu.
Kemarin petang jam 1930 abah lihat dia melenggang melewati jembatan menuju tempat abah berdiri. Beberapa langkah dari ujung jembatan abah rasa dianya menatap sekejap dari kejauhan. Lalu sejak diturunan lalu belok kiri ke KK 40 beliau berjalan dengan tenang kalem sambil menunduk. Padahal abah menatapinya sambil mengharapkan satu isyarat, meski sekedar menatap sekilas sebagai tanda komunikasi apalagi klo seulas senyumnya yang manis itu.
Tapi harapan itu kosong melompong membikin abah 2 jam terlongong bengong. Itu terjadi sekira 10 menit sebelum hujan badai kecil yang melanda kawasan KK dan HI.
Dalam hujan lebat berbadai itu, dimata teman2 operator resto, abah tampak murung. Lalu nyetel kaset instrumentalia kecapi suling sambil membayangkan hidup di desa. Andaikan ... andai saja ... ada isyarat. Tentunya akan kusongsong dia.
Ada sih tadinya terpikir buat menyongsong sambil membawa leaflet bahkan menawarkan makan malam dengan soto tangkar atau pepes oncom. Tapi ya itu, abahnya terlalu menunggu isyarat agar snel-trein bisa menderu.
Fiona mungkin masih marah, tapi masa sih dianya bakal memaki abah klo abah songsong kepulangannya tadi.

Subhanallah, seterimanya FW Roda Berputar, kayaknya abah mesti mencoba membuka komunikasi lisan yah? Makasih Lira-chan dah ngingetin abah klo roda hidup memang selalu berputar. Manatahu masa 6 bulan cukup untuk abah memulai memcairkan kebisuan komunikasi. Gimana tuh nduk, abah nekad atau frustasi gak?
Wassalam sayang selalu buat Lira-chan, abah.

--- LHERLINA wrote:

> ________________________________
>
> From: Siti.Medina@hyattintl.com
> [mailto:Siti.Medina@hyattintl.com]
> Sent: Thursday, February 16, 2006 1:05 PM
> To: undisclosed-recipients
> Subject: Roda berputar
>
>
>
>
>
> ----- Forwarded by Siti Medina/JKTAJ/SASIA/HIC on
> 02/16/06 01:03 PM
> -----
>
>
>
> Irene Ingrid
>
> 02/15/06 07:11 PM
>
>
> To:
> cc: (bcc: Siti
> Medina/JKTAJ/SASIA/HIC)
> Subject: Roda berputar
>
>
>
> Dunia berputar dengan cepat... secepat
> kita mengedipkan
> mata... secepat kita membalikkan telapak tangan.....
>
>
> Wanderlei Luxemburgo seorang pelatih cerdas, ahli
> strategi, sangat
> disanjung pada awal kedatangannya ke Real
> Madrid...... Tak
> disangka-sangka enam bulan kemudian ia dipecat
> dengan caci maki.....
> Lalu pulang ke Brasil hanya membawa satu tas...,
> baju kotor..., karena
> tak mampu membayar binatu di Madrid...
>
> John Barxton... akhirnya mengemis kepada Bill
> Gates, mohon pekerjaan
> bagi anaknya. Bill Gates adalah orang yang dia
> pecat enam tahun
> lalu dari perusahaannya saat Bill Gates tak
> sengaja menyenggol dengan
> tongkat mobil dinasnya (Bill Gates saat itu memakai
> tongkat untuk
> berjalan) ...
>
> Marie Goretti kepala Biara Karmel Perancis
> merasa tak percaya
> kalau Claudia Suzzane dipilih untuk memimpin ordo
> biarawati tersebut
> di seluruh dunia termasuk Perancis. Claudia
> Suzzane enam tahun lalu
> adalah biarawati muda yang dia
> rekomendasikan untuk di"buang" ke Mesir dan
> melewati hidupnya di
> biara
> gurun pasir dengan iklim yang keras, karena
> bertentangan pandangan
> dengan
> dirinya... Marie Goretti, pada Misa Pelantikan
> Claudia, mencium
> tangan Claudia sebagai tanda hormat kepada
> pimpinan tertinggi ordo
> tersebut. Claudia masih tetap tersenyum dengan
> murah hati seperti
> saat dia meninggalkan Perancis dan meminta
> Marie Goretti untuk tidak mencium tangannya...
> Marie Gorretti hanya
> bisa
> menitikkan airmata entah haru...entah malu...
>
> Willy sangat berterimakasih kepada Sarno,
> karena pagi tadi Sarno
> menyelamatkan nyawa anaknya Caecil dengan
> membawanya ke Rumah
> Sakit Mitra Keluarga Bekasi. Anaknya ditabrak lari
> sepeda motor saat
> akan menyebrang dekat TK tempatnya bersekolah.
> Saat itu Sarno
> kebetulan melintas dan segera menolongnya, jika
> terlambat saja, maka Caecil akan lumpuh dan
> kehilangan daya ingatnya,
>atau bahkan
> meninggal. Sarno, mantan office boy di kantor
> Willy, saat itu sebagai
> Kepala Bagian Umum, Willy meminta Sarno "keluar
> dengan hormat"
> karena Sarno menjalin kasih dengan Ully,
> resepsionis pada kantor
> tersebut dan berencana menikah. Akhirnya Sarno dan
> Ully memutuskan
> untuk keluar dan membangun usaha kecil-kecilan....
> "No, apa yang bisa saya bantu untuk membalas jasamu?
> Engkau sudah
> bekerja? Di mana? Bagaimana kabar Ully?'
> demikian Willy mencecar
> Sarno dengan pertanyaan..... Sarno hanya
> tersenyum dan menitikkan
> airmata, ia tidak ingin menyakiti hati Willy...
>
> Saat ini, atas nama almarhumah Ully, yang meninggal
> saat melahirkan,
> Sarno dan kedua anak kembarnya yang masih
> kecil adalah pemegang
> 93.5% saham perusahaan tempat Willy bekerja dan
> beberapa grup
> perusahaan karena usaha kerasnya... dan dia
> tetap tersenyum seperti
> saat ia berpamitan dengan Willy enam tahun
> lalu...........
>
> Manusia bisa berkehendak dan bertindak, tapi Tuhan
> punya rencanaNYA.
>
> Enam tahun? Enam bulan? Enam pekan? Enam hari? Enam
> Jam? Enam menit?
> Enam detik? ........... secepat apakah DIA akan
> membalikkan anda jika
> anda tak tahu diri?
>
> Semoga kita termasuk orang-orang yang
> bersyukur atas nikmat yang
> diberikanNya....."
>
>

# posted by emanrais : 4:07 PM 0 comments
Selama 5 hari pertama stress berat mana cape mana gak bisa siesta.
mana mamo malahan jadi beban yang gak ketulungan. Awak RM protes gak mau Mamo yang jadi kasier. Atuh akunya jadi sengsara babak belur. Tanggal 13 Feb 2006 Mamo berbuat ulah yang mengundang kecurigaan Maman cs. Besoknya Wandi jadi kasier tapi Jamal mengeluh gak kuat cape jadi operator wartel warnet sendirian bisa sakit.
Atuh aku juga kudu membantu Jamal biar dianya bisa istirahat.

# posted by emanrais : 4:05 PM 0 comments
RM Raisson Khas Parahyangan.

# posted by emanrais : 4:04 PM 0 comments
Kara Konnichiwa Lira-chan.

Lira has accepted your invitation to join Yahoo! Messenger.
This person's ID lira_herlina has been added to your Messenger List.
Send My Messenger List (Ctrl+Shift+M)
Share contacts you have in common.

Send My Contact Details (Ctrl+Shift+C)
Make sure this person has your current contact details.

Request contact details (Ctrl+Shift+R)
Make sure you have this person's current contact details.
Or just start sending instant messages!

emanrais: Halo Lira-chan. Sehabis merasai hangat dan ;lembutnya genggaman tanganmu kok abah jadi kangen kepingin jumpa lagi sih. Makanya jaga sehat biar sukses ya. Itu pertanda klo kesehatanmu lagi prima. Benih apapun yang Lira tanam akan bersemi. Klo gak percaya buka aja primbon Ki Ageng Ronggo Warsito. Take care ya.
emanrais: Halo baby
emanrais: Kok ada swara knocking sih? Lagi gedor pintu ya.,
Lira: Ya Abah..
emanrais: Hehehe si chan-yang. Dah makan?|
Lira: lagi rame orang meeting di kantor
Lira: insyaallah puasa hari ini Abah
emanrais: Avatarnya okey punya lho. Can nis kayak Liranya
Lira: hehe...kan musim ujan
emanrais: Subhanallah, sekarang Kamis ya?
Lira: Iya, nothing to do neh Abah
emanrais: Tempohari numpak motor mabur pulang jam berapa hayo?
emanrais: Yo wis ben. Nothing to do kebetulan, mendingan chatting ma abah
Lira: langsung pulang kost kok.
Lira: tapi badannya tatis semua, ga pernah naik motor di ajakrta
emanrais: Kok? Kirain chayangku mo ngebubur ayam dulu
emanrais: Iya mana udara dingin, mana gak make luaran penghangat sih
Lira: ngga...akhirnya malam baru makan.
Lira: iya ne Bah, kantor dingin banget sampe kram tangannya
Lira: Jadi buka resto sunda-nya Abahku?
emanrais: Buat kram tangan, make glove aja biar jadi tambah sexy Lira.
emanrais: Insyallah jadi sayang, 1 Feb 2006 jam 11 AM. Datang ya
emanrais: Tapi buat yayangku, boleh datang kapan saja jam berapa aja asal jangan dinihari ntar ditangkep hansip
Lira: kalo dingin biasanya kram, dulu pas suka naik gunung kram diatas.. payah juga neh.
Lira: hehe... lira boleh ajak teman kost lira ga Abah, namanya Dita.
emanrais: Klo gitu asal mo ke daerah dingin ajak abah aja biar ada yang bisa dikekepin biar hangat nyaman. Iya tho?
Lira: Insyaallah tgl 1 lira mau ke Plaza Indonesia
Lira: (emoticon ketawa lebar)
emanrais: Mo ajak Dita? Boleh dong sayangku.
emanrais: Huh bukannya njawab malahan unjuk gigi
Lira: Iya de, Insyaalllah ya abah.
Lira: (emoticon senyum2)
emanrais: Non klo di gunung itu mana ada yang anget2 seh. Makanya ajak abah aja ya
Lira: ya udah, ganti senyum aja..
emanrais: Insyallah yang mana neh. Ke gunung apa ajak Dita?
Lira: mang abah masih suka naik ndaki?
Lira: yang tanggal 1
emanrais: Gak juga sih. Tapi klo buat yayangku apa boleh buat dong daripada benzol
Lira: sejak di jakarta dah jarang pigi gunung.
emanrais: Ok, tgl 1 ajak Dita. Abah tunggu ya
Lira: disini banyakan gedung tinggi, ga ada gunungnya
emanrais: Namanya aja Jakarta hutan belantara rimba beton raya.
Ada sih satu gunung namanya Gunung Sahari itu lho.
Lira: Iya, nanti lira ajak dita
emanrais: Nanti deh kapan2 janjian ma Ade, dianya itu bicokok naik gunung
emanrais: Ceriterain dong tugas rutin harian Lira-chan di USAIDS apa?
emanrais: Yang gak konfi aja ding, klo semua konfi ya jangan
Lira: ada orang embassy tamu hotel kenal ma lira datang, dia nanya lira ngapain disini, lira jawab kerja
emanrais: John Nash ya?
Lira: trus nanya mang lira disini ngapain aja, jawabnya kerjain semuanya..
Lira: bukan, john hatch
emanrais: Datang lagi, kerajinan amat tuh orang. Naksir Lira-chan kaleh
Lira: kalo ga ada kerjaan bingung mo ngapain
Lira: hehe.... mau ngajak ke amrik kali.
emanrais: Hehe yang penting kan Lira ngaku. kan waktu ke abah Lira dah ceritera. Hehe semangat juga ya Lira satu ini. Awas tar lupa sama yang di Surabaya lho.
Lira: bos lira mo buka coffee shop disana, kopi JASA AYAH dari aceh
Lira: ga Abah, eh ntar kalo lira married abah mau datang ga?
emanrais: Kan Lira juga pengen ke Amriks. Manatahu juga John Hatch jalannya
emanrais: Marriednya dimana dulu dong sayang. Klo di Amriks abah mo juga seh
emanrais: warung kopi atau Indonesian Cafe. Mbak Wiena dulu pernah kerja di Indonesia Cafe di Washington DC. Laku deh non mana tips nya gede2 lagi.
Lira: ma siapa yah kalo disana?
Lira: kata ibu boleh nikah ma orang mana aja tapi ga boleh ma bule.
emanrais: Wah berat tuh. Gimana klo si John nya disunat dulu?
Lira: kayak starbuck tapi kopi aceh...
Lira: bukan itu, tapi ibu lebih suka kalo cucunya orang Indonesia.
Lira: nasionalis banget ya Abah
emanrais: Memang sih nikah atar bangsa seringkali menimbulkan masalah keluarga. Tapi banyak juga yang sukses kok. Asal jangan kayak Ayu Azhari aja dong non.
Lira: ga ada gebetan bule neh Abah.
emanrais: Ya abah salut ma ibu yang nasionalis banget. tapi jangan lupa bapak juga orang Korem tentunya juga sangat nasionalis.
Lira: wah Bapak sih tentara yang demokratis buanget
emanrais: Dulu ada seh. Britton. Tapi karang dia dah balik bakul. Ada 4 Aussies tapi abah gak sreg deh kayaknya pada jorok. Tapi yang cari gebetan kan bukan abah ya. Tapi..................
emanrais: Klo gitu bapak kalah nasionalis ma ibu ya.
emanrais: Kok nyari gebetan bule juga. Mo melawan ibu ya?
emanrais: Mo lihat enskripsi chatting kita gak non? Habis asyik bincangnya. Buka aja http://emanrais.blogspot.com/
emanrais: Padahal klo mo co bule aja seh. Ade aja abah bedakin biar bisa kepilih Lira-chan.
Lira: ada tamu apartemen borobudur suka email2lan ma lira, dia abis pulang kampung trus sini lagi, ga taunya pacar temen lira.
Lira: jadi mereka sama2 amrik ketemu di borobudur trus pacaran.
Lira: dah gitu du2nya kenal lira....duuh sempit banget ga sih dunia abah
emanrais: Susah dong non akses kata pacaran bagi mereka sesama amriks, kan konotasinya jauh banget ma kita
Lira: lira buka website abah de
Lira: iya emang..
emanrais: Heh heh heh. Kok gitu sih non. Awas jangan nangiis jauh dari abah lho, ntar sapa yang mo ngeringin ermatamu?
Lira: ntar handuk mandi buat ngeringin.
Lira: tapi dah lama ga nagis neh
Lira: terlalu mandiri kalo orang bilang
emanrais: Nangis sering perlu buat ngeringanin beban di dada.
Asal bisa2 ngendaliiin aja ya sayang, biar gak malahan jadi kesurupan jin botol.
Lira: iya Abah.. Apakah Cinta Selalu Menyediakan Airmata?
emanrais: Abah juga kadang2 masih suka nangis kok klo lagi nelongso. Tapi biasanya abah melarikan diri ke alam quro sampai puas meski dengan swara serak2 badak.
emanrais: Jangankan cinta, rasa bahagia dan puas aja suka campuran tawa dan guguk dan ingus meleleh kok. Mana rada asin kayak melting cheese gituh.
emanrais: Dalam cinta, segala zat buang itu kan bisa jadi bumbu penyedap yang klo dibuang sayang ke saputangan. Iya ndak nduk?
Lira: Yah...emang kadang2 nangis bikin lega, tapi kadang bikin capek juga.
Lira: Kayak kangen gitu...
emanrais: Nah yang capek itu juga sarana alam untuk segera istirohah alias tidur. Nanti begitu bangun sudah akan menjelma menjadi oknum baru.
emanrais: Dengan lapar baru dengan senyum baru dengan semangat hidup yang baru.
Lira: yah.. semoga sih begitu
emanrais: Ya iya kudu begitu dong Lira-chan. Mo lihat tampang abah di webcam gak? Lihat deh abah lagi broadcast nih mana tahu jenggot putih abah Lira taksir buat dijadiin kemocheng.
Lira has started viewing your webcam.

Lira: hehe.. abahnya lagi sibuk
emanrais: Iya sayang, kan sambil jual jasa wartel/warnet maklum centeng
Lira: gimana kabar jeng finya
Lira: Jeng Fiona???
emanrais: Gak tahu tuh nduk. Komunikasi masih tersendat. Klo jumpa, dia selalu nunduk. Abah juga jadi ragu buat nyapa. Diajeng ini lagi takut, serem apa benci kepadaku? Gituh lho.
emanrais: Padahal klo kemarin Lira jadi kost kamar di lt 3 itu persis disebelah kamar kost beliau.
Lira: ga juga abah... mungkin abah harus cooling down dulu.
Lira: yah... belum saatnya di KK lagi kali yah
emanrais: Iya juga sih yah. Beliau intuisinya tajam mana moody mana sensi lagi. Suatu pagi abah pasang webcam di jendela nako buat rekam lenggangnya. E-eh kok dianya bisa tahu. Beliau balik lalu ajak tetangga abah buat bincang sesaat sambil matanya mengawasi posisi webcam.
emanrais: Meskipun abah lagi belajar kuasain program Movie Maker, tapi buat surveil beliau lagi abah jadi risih dan malu hati deh.
Lira: hehe... ketauan duluan de.
emanrais: Kadang abah merasa beliau juga tahu apa yang ada dihati abah. Sebagai gadis Pekalongan 33 tahun kayaknya beliau juga berbekal ilmu kejawen dalam rangka ajen diri deh. Heheh abah poatang.
emanrais: Lira betul abah kudu cooling down dulu, kayaknya hati gerah ibarat bisul belum pecah abah juga terdeteksi oleh nalurinya. Klo kata Lira abah nih lagi terpesona apa jatuh cinta seh?
You have requested contact details from Lira.

Lira: mang semudah itu jatuh cinta?
Lira: kalo terpesona sih bisa jadi.
emanrais: Repotnya astrologi di fs meramalkan abah tahun ini akan jatuh cinta (fall in love). Apa yang sama jeng Fiona bukan tergolong jatuh cinta ya. Atau terpesona seperti kata abah kepada beliau pada 12 Okt 2005 jam 1700 di hari ke 10 bulan ramadhan lagi. Masa abah boong seh. Tapi sejak itu beliau malahan menghindari abah. Entah malu entah benci entah takut.
Lira: abah bilang jatuh cinta ma dia??
emanrais: Kayaknya abah terpesona at the first sight deh. Tapi mungkin karena tersumbat jalur komunikasi makanya sampai menimbulkan rasa kangen segala. Apalagi disaat 10 hari terakhir Ramadhan beliau pulang mudik baru balik H+10, abah sampe tersakit sakit memikirkan beliau lho. Heheh, abah infantil lagi ya.
emanrais: Tapi abah sadar kok akan keadaan abah. Makanya beliau tidak akan hadir dalam kehidupan sosial abah, tapi abah jadikan seolah hidup di dunia maya. Jangan ketawain abah dong Lira-chan
emanrais: Heh heh heh, apakah Lira-chan dah tahu barangkali yang mana jeng Fiona itu?
Lira: balum tuh Abah, ntar soft opening resto diundang ga?
emanrais: Memang terniat abah buat undang beliau. Cuma abah pernah kirimin surat malah dikembalikan utuh mana melalui teman kostnya lagi. Abah jelas shock mana mokal dong yang.
emanrais: Klo ada co tuwe tiba2 menyatakan terpesona kepada Lira-chan.
Memangnya apa sih yang bakal Lira rasakan dan lakukan terhadap pria itu?
emanrais: Mungkin bahkan Fiona maunya kabur ajah. Tapi kebetulan sehari minimal 2x melintasi jendela nako situs pengintaian abah. Makanya klo lagi melintasi webcam wajahnya jadi tampak kereng deh. Mungkin marah mungkin bingung. Abah jadi malu hati. Tepo sliro sih. Pagihari diajeng mo ngantor ada yang bikin kesel hati berulah dengan webcam. Dosa banget ya abah sama beliau.
emanrais: Gimana pendapat Lira klo abah kirimi beliau brosur buat soft opening? Mangpang mungpung ada alasan dan kesempatan seh. Abah opportunis kayak hyena gak yah?
emanrais: Abah tahu Lira rikuh takut melukai hati abah ya. Tapi hati abah memang lagi rapuh kok tapi tetap tegar akan kebenaran dan kejujuran sepahit apapun yang kudu abah telan. Abah tergolong juga gak tahu diri ya nduk? Abah perlu dong opinimu sejujurnya dengan best wismilak tentunya.
emanrais: Okay Lira abah cao dulu dari kokpit. Mo Ashar dan gantian ma jamal. Cao baby Lira. Jangan marah dan kecil hati mendapati kenyataan klo abah juga masih terdiri darah dan daging yang beruntung masih bisa merasakan nikmatnya terpesona pada satu sosok keindahan alami.
Lira: barusan bos lira sini, jadi lama reply.
Lira: ya udah, lira juga mo menghadap dulu de
emanrais: Tapi tanya abah lom dijawab tuh. Lain kali ya?
Lira: iya deh, ntar lira jawab..
emanrais: Cao baby Lira-chan.

# posted by emanrais : 4:03 PM 0 comments
3 Januari 2006 janjian ketemuan drg Nitya di kampus Mustopo Bintaro.
Gadis cantik ini kenalan friendster yang sejak 2002 kami dah sering korespondensi.
Kebetulan Fiona jam 0815 melintas. Kayaknya dia melihat saat naik tangga jembatan penyebrangabn Thamrin. Didepan Nikko dianya terus berjalan kearah Sarinah. Aku naik bus ke Ratu Plaza lalu naik bus Feeder Trans jurusan BSD yang AC nya dingin banget kayak di aeroplane. Di Mayestik mulai terasa mual. Menjelang Pondok Indah bibir serasa kebas dan kepala pening sambil mengucur keringat dingin. Agaknya aku mengalami hipo-glukosa dan hipotensi karena selama 3 hari susah tidur dan gak napsu makan. Nekad jalan juga karena kadhung sudah janji temu sejak medio Desember 2005.
Sesampai di Pinang aku mencari tempat yang sekira bisa dengan mudah diketemukan karena perasaan seperti mau pingsan. Turun di Carrefour Lebak Bulus lalu makan mie ayam, dan minum segelas teh panas manis. Baru 3 suap mie aku semakin mau pingsan lalu menelepon Aip minta dijemput. Tadinya mau pulang pakai taksi saja tapi takut pingsan di taksi bisa menjadi sasaran kriminal. Lalu menelepon Nitya mengabarkan keadaanku. Nitya menawarkan penjemputan tapi aku menolak karena sadar klo Nitya tentu sibuk di poli gigi. Setelah minum teh lalu berjalan kedalam areal Carrefour mencari pos Satpam sesuai petunjuk Aip. Di gerbang terminal barang aku muntah2 lalu melapor ke pos Satpam. Perlahan berjalan kearah pintu masuk Lebak Bulus lalu duduk di bantalan tiang baja kanopi. Perlahan kelopak mulai karena mengantuk dan lelah.
Seorang petugas tampak mengawasi sampai Aip datang. Tak lama neng Wiena datang menyusul. Keduanya mengajak ke RS terdekat tapi aku menolak karena terbayang biayanya tentu sangat mahal. Aku minta agar menjemput mamah untuk ke RSUD Tarakan.
"Apa pertimbangannya ke Tarakan beh? Kenapa gak ke RS Sumber Waras aja kan babeh biasa konsul kesana? Kapan dah beberapa kali dirawat juga."
"Babeh kan pensiunan Pemda DKI Jakarta, tentu konsulnya di RSUD Tarakan dong."
Aip lalu mencarikan 3 potong roti isi dan secangkir teh panas manis. Mana Lipton-tea lagi. Setelah neng Wiena datang Aip lalu naik ke lantai 3 buat membeli kaus lengan panjang karena aku merasa kedinginan. Tak lama Aip datang sambil membawa kaos abu2 gedombrangan yang saat dipakai lengannya aja kudu dilipat barang 10cm.
Dalam perjalanann pulang aku tertidur sampai mobil memasuki gerbang Dinas Pemakaman. Tapi Bedah lagi ke Balaikota. Lalu kami langsung ke KK dan batal konsul apapun.
Duh Gusti, kayak apa perasaannya anak dan menantu selama aku tertidur tadi mana sambil bersidakep mana sambil mengenakan topi pet Denso untuk menjaga kepalaku kedinginan tertiup AC mobil meskipun sudah dikecilkan tapi tetap saja membuatku merasa seperti orang lagi mabok laler. Si Aa tentunya kawatir diam2 aku jatuh pingsan. Gembira neng Wiena aja tampak over manakala aku terbangun terheran heran.
"Enak banget tidurnya pak." Ungkapnya tersenyum manis disorot mata kelincinya.
"Alhamdulillah neng. Makasih ya A nyempetin jemput bapak yang nyusahin kalian aja."

# posted by emanrais : 3:44 PM 0 comments
Janjian mo ngebakso bareng Ayu di Ambassador Mal. Tapi batal.

ayu: punten abah
ayu: entah knp engga bisa liat webcam
emanrais: sistim ayu make firewall gak bisa lihat webcam
emanrais: ayu: Sorry, you appear to be behind a firewall and are currently unable to use the Yahoo! Webcam service
ayu: gak tau gmn ngubahnya
emanrais: Musti hubungi admin klo kantor punya.
emanrais: Nanti deh abah tanya anak abah dulu ya
ayu: hihi
ayu: bisa diomelin lah ama admin kantor kalo nanya soal YM
ayu:
ayu: kan sebenernya gak boleh install YM di laptop kantor
emanrais: Emang sih klo ayu lihat tampak abah takut negh aja malah ganggu perasaan ayu. Oh gitu yah.Ternyata ayu juga prigel lho
emanrais: anyway,apa ayu masih tinggal di flat Kuningan?
emanrais: Klo mungkin abah ingin jumpa buat ajak ayu balas dendam sama langkanya bakso di Sg dulu.
ayu: sure
emanrais: Klo ayu lagi ke SOGO Thamrin.
Silahkan mampir, abah di wartel warnet RM Raisson JlKebon Kacang 30 No. 20.
Persis depan pintu air kali Cideng sebelah Barat SOGO.
emanrais: Sure yang mana nih? Di flat Kuningan atau jumpa abah buat bakso party?
ayu: ayu tinggalnya di kos2an
ayu: bukan di flat
ayu: di mega kuningan
ayu: dan sure untuk bakso partynya
ayu: hehe
emanrais: Dimana neng? Jawab dulu apa ayu wanoja Sunda?
Abah ti Kuningan Jabar.
ayu: euleuh abah
emanrais: Allright then, abah dah catat no hp ayu buat bikin app.
Hp abah 0812 965 3485.
ayu: saha teh yang urang sunda
ayu: ayu mah dari jawa
ayu: asli!!
emanrais: Tapi kok pengenaan kata euleuh dan nuhun mani mantab neng
emanrais: Gpp kok mau sunda mau jawa, sekali ayu tetap ayu kartika dewi.Okeh?
ayu:
emanrais: Ayu kosnya dimana? Kapan mau abah jemput buat ngebakso
ayu: yah kumaha abah wae lah
ayu:
emanrais: Weleh sigeulis mah, mani nyiples mojang Sunda. Iya tapi kapan?
ayu: ayu kalo kerja ampe malem biasanya
ayu: weekend aja ya
emanrais: Ok weekend, tapi kapan?
ayu: weekend ini ayu mau ke semarang
ayu: next weekend?
ayu: eh
ayu: abah
ayu: tanggal 10 ada kumpul2 orang sunda di jakarta
ayu: abah dateng?
emanrais: Just tell abah, ok? Buat ayu abah mo datang. Dimana neng?
ayu: yee
ayu: kok buat ayu
emanrais: Ya buat ayu dong, aneh aja abah yang orang sunda gak tahu ada tempat ngumpul tanggal 10 segala
emanrais: Apakah next weekend tgl 3 des khan?
ayu: entarlah ayu kabarin lagi
ayu: ayu juga belon tau tempatnya
emanrais: Ok klo gitu kita baksoan aja dulu yah.
ayu: iya hehe
emanrais: Abah boleh kontak hp ayu gak? Klo buat baksoan mah ntar malam juga bisa asal jangan kemalaman ajah buat ayu kembali kekosannya.
emanrais: Sekalian abah kepingin penuhi janji abah buat raba gurat emosi ayu ditapak tangan kiri. Seperti yang abah tulis juga di fs tempo dulu di Sg.
ayu: aduh serem ah
emanrais: Kan abah juga bisa alternatif healing.
emanrais: Ya klo serem mah jangan, yang ringan2 ajah.
Ayu kepingin ngebaksonya dimana?
ayu: dimana aja
ayu: abah
ayu: ini trainingnya udah kelar
ayu: ayu balik kerja lagi yah..
ayu: punten
emanrais: Manggta neng,apakah kita cao sementara?
emanrais: Nanti abah kontak di hp ayu yah?
ayu: iya
ayu: nuhun
emanrais: Ok.Selamat bertugas lagi.C u soon.
emanrais: Wassalam warahmah. Hatur nuhun pisan.
emanrais: Weleh neng ayu vokalnya mani mantap berwibawa, suaranya rada alto sih. Tapi nyebut nuhunnya sunda pisan deh. Wassalam.

# posted by emanrais : 3:43 PM 0 comments
Tepo sliro merasa salah karena serasa seperti maling dengan webcam rasanya telah menggangu privasi Fiona.

# posted by emanrais : 3:40 PM 0 comments
YM dengan Sydney.

# posted by emanrais : 3:39 PM 0 comments
Rekam video kedua. Fiona tampil atletis dengan wajah yang bimbang.

# posted by emanrais : 3:37 PM 0 comments
Gagal mengklik rekam bahna gugup saat berbincang dengan mang Surmin dan Wandi.

# posted by emanrais : 3:36 PM 0 comments
Didepan mataku kayaknya sengaja ngumbar senyum ceria kepada Bambang cs.

# posted by emanrais : 3:34 PM 0 comments
Sadar lagi diamati Fiona tampil anggun dengan busana feminin.

# posted by emanrais : 3:32 PM 0 comments
Tak berhasil mengkopi frame buat di edit.

# posted by emanrais : 3:31 PM 0 comments
Besoknya kembali melakukan perekaman still-pics meski kakinya terhalang barikade gerobak dorong penjual air.

# posted by emanrais : 3:30 PM 0 comments
Beberapa snapshoot saat Fiona melintas. Ketika mengarahkan webcam saat keluar dari warung Betty, agaknya Fiona menangkap situasi. Lalu kembali mengarah kedalam dan berbincang dengan Omi sementara wajahnya tampak mengamati keberadaan webcam.
Saat balik dilakukan perekaman video yang berlangsung selama 2 detik.

# posted by emanrais : 3:27 PM 0 comments
Memotret segala macam benda bergerak yang melintas jendela nako di KK 31.

# posted by emanrais : 3:25 PM 0 comments
Logitech webcam dengan kemapuan photografis yang bisa digunaklan untukk outdoor surveilence. Sayang kurang fokus membuat citra tampil, rada kabur. Gurat wajah menjadi tak jelas.

# posted by emanrais : 3:23 PM 0 comments
Vimicron webcam yang super sensitif terhadap sinar surya. Jam 7 obyek hanya tampak 3 cm dari lensa, lebih dari itu yang tampak di monitor hanya bayangan putih.

# posted by emanrais : 3:22 PM 0 comments
Malik malik malik. Hehehe.

# posted by emanrais : 3:21 PM 0 comments
Surat buat Fiona dikembalikan melalui Diana.

# posted by emanrais : 3:20 PM 0 comments
Ketemu Lina.

# posted by emanrais : 3:18 PM 0 comments
Kok Lina kayak yang punya kecenderungan hati sambil mencoba mau mengatur ini itu.

# posted by emanrais : 3:18 PM 0 comments
Ada kabar dari Adi klo Fitrah dah 10 hari gak pulang ke kosan dan dicari oleh saudara perempuannya dari Makassar. Padahal sebelum ke Bogor, Fitrah menemuiku dan katanya paginya habis banyak berbincang dengan Fiona. Aku menulis surat kepada Fiona mengajak berbagi info untuk percepatan menemukan Fitrah kembali. Sebelumnya jam 7 aku menelepon ke kosan diterima oleh Riri karena Fiona sudah berangkat ke kantor.

# posted by emanrais : 3:14 PM 0 comments
17 Nop 2005 jam 1715 Fiona tampak melintas di KK 31 bersama temannya yang bertubuh subur. Melihat kuning tumitnya dari jendela nako, wseketika meluruh semua beban yang selama ini menggayuti kepalaku. Alhamdulillah ajaib langsung sembuh dari vertigo.

# posted by emanrais : 3:11 PM 0 comments
Mulai 9 Nop 2005 sepulang dari Kuningan aku sakit sampai 16 Nop 2005.
Saat itu Fiona baru kembali jam 2200 dari mudik ke Pekalongan.

# posted by emanrais : 3:09 PM 0 comments
7 Nop 2007 Iin menikah di Cinangsi

# posted by emanrais : 3:08 PM 0 comments
Sejak itu Fiona menghindari bahkan untuk ke wartel.

# posted by emanrais : 3:07 PM 0 comments
H-10 Fiona tak pernah tampak lagi.

# posted by emanrais : 3:07 PM 0 comments
Pencegatan di KK 31 buat menyerahkan surat dan di KK 40 oleh Wandi agaknya berakibat fatal.

# posted by emanrais : 3:05 PM 0 comments
15 Okt 2005 ada tawaran 2 karcis bus gratis dari Telkom untuk tujuan Jawa Tengah.
Kubuat surat untuk Fiona klo Lebaran ini akan mudik ke Pekalongan.

# posted by emanrais : 3:03 PM 0 comments
12 Oktober 2005 jam 1720, nekad kukatakan terpesona kepada Fiona.
Namanya juga terpesona, satu rasa alamiah yang gak bisa direkayasa tapi hadir begitu saja dari lubuk hati yang dalam. Tentu perlu diungkap biar Fiona tahu daya pukaunya.
Mana dihari ketiga bulan Ramadhan itu penampilanku begini lagi.



Alhamdulillah Fiona menanggapinya dengan baik2, malahan lontar senyum manis segala kok. "Nohapenya nanti2 aja deh." Tolaknya dengan senyum indahnya. Subhanallah, kiranya akan bertambah teman berbincang yang semoga bisa mengusir rasa sutris.
Terimakasih ya Fiona. Semoga engkau hidup sehat kuat sukses sejahtera bahagia.


# posted by emanrais : 3:16 PM 0 comments
Friday, December 02, 2005
Hari itu Minggu yang cerah. Agaknya setiap orang tengah moody bersiap menyambut bulan Suci Ramadhan 1426H. Sekira jam 17.30 pintu kaca Raisson terkuak, lalu masuk Fiona dengan wajah sumringah diiringi seorang gadis kecil seperti berusia 15-17 tahun. Keduanya menenteng tas plastik merah agaknya habis belanja di Toserba SOGO. Fiona mengenakan gaun kecoklatan dengan hemp berwarna merah ati. Secercah senyum manis dilontarkan kearahku yang tengah duduk di konter kasier. Setelah sadar dari keterbengongan sesaat, akupun segera menyapanya rada gagap.
"Selamat sore jeng. Habis borongan rupanya nih." Fiona tampak tertawa dengan senangnya.
Wuilih alangkah mempesonanya tawa itu dengan bibir cantik merekah dan geligi yang indah harmonis.
"Bersiap untuk memasuki bulan puasa ya jeng?" Serbuku lagi sambil nanap melahapinya.
"Iya pak. Belanja sedikit kok." Jawabnya ringan sambil meletakkan tas belanja ke kursi tunggu.
Gadis pengiringnya lalu duduk menjajari tas belanja merah itu.
"Saya mau menelepon dulu." Pamitnya seraya mengarahkan matanya memilih KBU.
"Oh monggo jeng. Sampeken." Jawabku sambil mempersilahkan dengan bergaya Jawa.
Fiona lalu memasuki KBU #3. Dari layar monitor tampaknya diajeng menghubungi notel Ciputat.
Sesekali terdengar canda dan tawanya yang renyah. Diajeng ini gaya bahasanya ringan nyaman.
Hemmmmhhhh, sosok gadis cantik ayu yang enak untuk diajak berbincang perihal apa saja.
Apalagi dari data CV nya yang kuingat, Fiona berlatar belakang pendidikan Pariwisata dan pengalaman kerja di F&B perhotelan. Tahun 1970-an aku juga pernah kerja di F&B perhotelan.
Tentunya banyak hal yang bisa menjadi bahan perbincangan yang bakalan interesan dan asyik.

Mesin printer Epson LX-800 mencetak struk billing telepon KBU #3.
Kemudian pilihan berlanjut yang kali ini menuju ke notel Cawang.
Kedua notel ini sempat kucatat disehelai kertas struk bekas lalu kukantongi.
Aku sudah berketetapan ingin mencari data lanjutan tentang sosok diajeng, karena telah kehilangan data CV nya dari pc kasier yang terpaksa di install ulang setelah terkena virus.
Sekali ini pembicaraannya dengan Cawang berlangsung sebentar saja.
Agaknya sekedar saling mengucapkan selamat berpuasa.
Fiona lalu keluar dari KBU menuju konter kasir untuk membayar biaya pelayanan wartel.
"Maaf diajeng, saya ini sebetulnya punya dosa kepada diajeng..."
"Dosa? Memangnya bapak msalah apa kepada saya?" Tawanya dengan wajah heran.
"Itu lho. Waktu diajeng mencetak CV dan lamaran kerja di bulan Agustus yang lalu.
Saya rasanya telah berbuat kesalahan kepada diajeng.
Makanya ingin minta maaf menjelang bulan Ramadhan."
"Apa itu pak? Maaf pak saya harus pulang karena sudah mau Maghrib."
"Iya diajeng...." Bicaraku terganggu karena sungkan kepada temannya diajeng.
"Begini deh jeng. nanti saja kalau diajeng kemari lagi akan saya haturkan." Tawaku.
"Baik pak, mana sekarang juga sudah sore." Tawanya seraya melontarkan senyum dari pintu.
"Iya diajeng. Makasih ya dan hati2 di jalan." Senyumku mengiringi langkahnya keluar.
Sekira dalam 7 langkah lembut, sosok berbusana merah ayu itu menghilang dibalik tembok.
Meninggalkan sekuntum bunga hati yang bermekaran dengan harum dan segarnya dihati sanubariku.

# posted by emanrais : 9:24 AM 0 comments
Monday, November 21, 2005
Hari2 menjelang datangnya bulan suci Ramadhan 1426H ditandai dengan banyak kegiatan sosial kemasyarakatan. Diawal September datang Oman dan Adi membawa proposal berisi jadwal penyelengaraan kegiatan Ramadhan Mesjid Al-Ikhlas selama satu bulan penuh. Setelah membaca redaksi proposal itu baru yahu kalau Masjid Al-Ikhlas berdomisili pada Jalan Kebon Kacang 31/27. Artinya Fiona tinggal dirumah kost keluarga Hutabarat, tempat dimana Nuri dan Nunik juga kost di lantai 1 kamar 103 (kalau tak salah). Aku tahu ini karena pernah membantu Nuri disaat dia sakit parah yang sempat membuatnya mengalami delirium, mana ibu dan adiknya tinggal di Bogor. Untung juga Nuri gadis yang banyak teman sampai disaat sulit begini jam 23 Nunik datang ke warnet memberitahukan kondisi Nuri.
Kondisi pisik dan psikis Nuri sudah pada tahap kritis dan sering pingsan. Gadis ini memang pengidap gangguan maag kronis yang dialaminya sejak masih SMP di Jambi. Sebagai sulung dari 2 bersaudari gadis perasa 24 tahun ini punya riwayat trauma kejiwaan sebagai "abandoned child-spring syndrome".
Kelihatan sekali kalau gadis ini haus perhatian dan pengakuan dari sesosok bapak.
Setiap jumpa, emosionil gadis ini butuh pelukan dan elusan yang membuat aku merasa risih saja.
Pada ketika dan tempat dan lelaki yang salah, gadis ini dengan mudah bisa jadi korban sosial.
Semoga Allah SWT senantiasa memelihara gadis yang tengah berjuang untuk masadepan yang layak.
Cita2nya ingin membelikan rumah tinggal buat ibu dan Nina, adiknya yang semata wayang itu.

# posted by emanrais : 7:04 PM 0 comments
Hari itu Minggu 2 Okt 2005, aku tengah duduk dimeja kasier mengantikan Jamal dan Wandi yang tengah sibuk membantu para user pc yang tengah berkutat dengan urusannya masing2.
Sekira jam 17 Fiona masuk diiringi seorang gadis kecil berkulit agak gelap.
Keduanya menenteng tas belanja toserba berwarna merah.
Melihatku duduk, diajeng lalu tersenyum dengan manis dan mata berbinar ceria.
"Selamat sore diajeng. Habis ngeborong nih rupanya." Sapaku dengan akrab.
"Nggak kok pak. Cuma belanja aja sedikit." Jawabnya dengan ramah dan wajah ceria.
"Iya dong jeng, kan persiapan untuk menyambut bulan suci." Tawaku dengan senangnya.
"Iya pak." Tawanya seraya menaruh tas belanja dibangku tunggu disamping teman kecilnya yang telah duduk duluan. Gadis itu berumur sekira 17-an. Rambutnya panjang berikal tapi agak kering.
"Maaf pak, saya mau nelepon dulu." Ungkapnya dengan santun.
"Oh monggo diajeng. Silahkan." Jawabku sambil manggut mempersilahkan.
Badan langsing berkulit kuning yang dibalut dengan kemeja merah dan bergaun biru itu lalu masuk ke KBU #2. Kakinya yang bersih menggunakan sendal jepit hitam dengan sedikit hiasan entah merek di talinya. Lenggangnya tampak lembut tanda wanita yang halus budi pekerti. Dari layar monitor diajeng tampak menghubungi sebuah nomor di Cawang. Percakapannya singkat saja sekitar 2 menitan. Kemudian dihubunginya juga sebuah nomor di Ciputat, kali ini percakapan berlangsung agak lama.
Sesekali terdengar suaranya yang renyah merdu yang terdengar sangat nyaman di telingaku.
Begitu diajeng keluar dari KBU #2, teman kecilnya lalu berdiri berikut tas belanja diajeng.
Sambil membayar diajeng tampak selalu tersenyumm manis, agaknya habis menerima kabar gembira.
Cara tertawanya cantik sekali, meskipun wajahnya tetap rada sembunyi yang nampak agak malu2.
"Senangnya hatiku melihat diajeng tampak gembira. Agaknya baru beroleh kabar bahagia."
"Nggak kok pak. Cuma kabar biasa aja." Senyum dengan manisnya sambil menerima kembalian.
"Diajeng, aku ini merasa punya dosa kepada diajeng dimasa lalu........"
"Salah apa pak?" tatapnya dengan heran. Tapi senyumannya itu lho yang agaknya selalu hadir.
"Dulu waktu diajeng nge-print CV dan surat lamaran kerja itu lho."
"Kapan pak?" Wajahnya tampak masih heran.
"Pertengahan Agustus lalu."
"Ohhh... Kenapa pak?" Tatapnya malu2 sambil bersikap siap untuk berangkat.
Karena ada temannya, tentunya aku merasa rikuh dong kalau kujelaskan segala isi hatiku.
"Aku ingin minta maaf kepada diajeng. Tapi ceriteranya nanti aja deh kalau diajeng kemari lagi."
Wajahnya tampak mengambang ragu, tapi sekejap saja lalu tertawa memaklumi.
"Tapi apa dong pak?" Tawanya sambil memegangi pintu sesaat wajahnya terselip diantara kusen kaca.
"Maaf diajeng, rasanya kurang santun kalau kukatakan sekarang." Jawabku juga mengambang rikuh.
"Iya deh pak." Senyumnya seraya berlalu. Lenggangnya ringan dan gesit lalu hilang dibelok kanan.
Duhai Fiona, dengan tulus aku sungguh terpesona kepadamu. Gumamku sambil bersenyum sendiri.

# posted by emanrais : 4:15 PM 0 comments
Keindahan adalah karunia Illahi Rabbi. Keindahan bisa berada dimana saja. Bisa di gunung bisa di lautan, bisa ditengah kulik elang di angkasa raya, bisa di pedesaan, bisa pada seekor jalak yang tengah bertengger diatas punggung kerbau ditengah sawah, bisa juga justru di alam perkotaan.
Jakarta sebagai ibukota Metropolitan tentunya sarang dari keindahan2 manusia ditengah ramainya pembangunan disegala dimensi. Kecuali areal Kebon Kacang yang berada dilingkung keindahan dan kesuraman. Keceriaan dan kemurungan, kegemerlapan dan kekusaman. Areal yang kutinggali sejak tahun 1954 itu dulunya bernama Kebon Sayur. Areal yang dekat dengan kali Cideng yang menjadi saluran limbah air buangan dari kawasan Menteng. Masa itu aku masih berumur 10 tahunan dan bersekolah di kelas 5 SR No. 20, Jalan Asam Lama yang dulunya di zaman Belanda disebut Oude Tamarinde Laan yang sekarang bernama Jalan Wahid Hasyim terletak di belakang Toserba Sarinah.
Setamat SR aku lalu bersekolah di SMPN 8 di Jalan Pegangsaan Barat. Karena sakit berat, sambil tetirah aku lalu bersekolah di SMP PGRI Ujung Berung, Kabupaten Bandung. Ini terjadi pada tahun 1959. Aku kost dirumah uwa Ecoh teteh bapakku di Kampung Cisurupan Desa Cilengkrang.
Karena daerah Ujung Berung waktu itu tak aman dari gangguan gerombolan DI/TII, tahun berikutnya aku bersekolah di SMP Santo Gabriel di Jalan Raya Timur dekat Jalan Bengawan. Lulus SMP tahun 1962 aku kembali ke Kebon Sayur yang waktu itu namanya telah berganti menjadi Kebon Melati I.
Lalu bersekolah di SMA KRIS di Jalan Asam Baru yang dahulunya bernama Nieuw Tamarinde Laan, yang kemudian berganti menjadi Jalan GSS Sam Ratulangie dikawasan Menteng. Waktu itu aku menjadi saksi sejarah pembangunan gedung PT Pembangunan Perumahan yang lebih dikenal sebagai gedung PP, sekaligus pembangunan Wisma Warta dan Hotel Indonesia dalam rangka penyelenggaraan Asian Games 1962. Baru tiga gedung bertingkat itulah yang berdiri di sepanjang Jalan M.H. Thamrin yang pembangunan jalanan itu yang dimulai pada 1953, juga kusaksikan semasa masih berdiam di Kampung Baru sebelum pindah ke Kebon Sayur. Areal bekas Kampung Baru itu sekarang menjadi bank Mitra.

Siapa sangka kalau ditahun 1970 aku bekerja di Hotel Asoka dilokasi bekas Wisma Warta itu.
Dengan modal ijazah SMA 1965 dan bahasa Inggris cas cis cus saja, pertama sekali aku diterima sebagai Kitchen Porter pada Highland Restaurant. Sebulan kemudian oleh John Carl Gilchrist F&B Manager disuruh menjadi Cook Helper. Sebulan lagi disuruh menjadi Assistant Cook. Tetapi 3 minggu kemudian aku disuruh turun untuk menjadi Waiter di Kakatua Coffee-Shop selama 6 bulan yang kemudian dijadikan Junior Captain Waiter. Setelah ikut ujian Serving untuk Captain Waiter yang dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata DKI Jakarta aku diangkat sebagai Captain Waiter sampai saat aku pindah ke pembukaan Hotel Kemang pada tahun 1974. Untuk menambah pengetahuan perhotelan bahan2 masukan aku peroleh dengan menjadi anggota British Council di Jalam Imam Bonjol yang perpustakaannya penuh dengan buku2 segala aspek tentang perhotelan. Aku juga sempat ikut pendidikan kilat di Kursus Perhotelan selama 6 bulan. Sayangnya pada ujian Serving untuk Head Waiter aku tak lulus. Makanya di Hotel Kemang jabatanku juga sebagai Room Service Captain.

Selagi jadi pengelola CV Raisson usaha bersama keluarga diatas rumah warisan, pada medio Agustus 2005 aku sungguh merasa berguncang sanubariku dan terpesona hatiku memandang sesosok keindahan dari seorang Fiona. Sungguh aneh pribadi yang tampil sederhana itu tapi mampu membuatku tak bisa melupakan tampilan yang selalu bermain di pikiranku siang dan malam tak bisa dibendung lagi.
Keterpanaan dan keterpesonaan yang muncul begitu saja jauh dari relung hati sanubari ini tentunya satu karunia Allah SWT yang tak terperi dan sungguh nikmat untuk disyukuri sepenuh jiwani.
Aku sungguh ingin berteman baik denganmu Fiona, agar bisa saling berbincang akan banyak hal dalam kehidupan, untuk saling berbagi pengalaman dari sisi2 kehidupan kita masing2 untuk menjadi cerminan dan bisa ditarik manfaatnya bersama. Untuk bisa saling menjaga dan memperhatikan. Untuk bisa saling memandang ke masa depan individuil dan simultan. Sambil menikmati saat2 bersama, sambil makan bersama. Gak percaya tentunya kalau aku sering memikirkan bagaimana makan malam diajeng ditempat kost. Aku sungguh berharap kita bisa sering jumpa disaat diajeng hadir untuk menggunakan wartel atau komputer. Bahkan aku sering bermimpi punya satu saat diajeng berkenan mencicipi hasil masakan rumah makan Raisson. Iya sih baru mimpi. Entah juga cuma mimpi. Wallahu'alam bishawab. Aku senantiasa berdoa untuk kesehatan kesuksesan kesejahteraan dan kebahagiaanmu Fiona. Sambil berharap bisa mewujudkannya dalam praktek keseharian.