Thursday, January 04, 2007

Rani dan Emil.


Jam 20.59 Rani masuk ke warnet lalu duduk di meja #1. Rani ini pelanggan warnet sejak masih Raisson. Dibelakangnya menyusul temannya, Riri alias Emil yang dulu di Menaragading lalu pindah ke rumah kost Matsani.
Waktu Rani datang minggu lalu, katanya Riri sekarang tinggal di Tanah Abang.
"Eh bapak. Kok? Jadi warnet ini bapak yang punya ya." Sapanya sembari terkekeh bocor.
"Iya Riri." Dia tampak lebih matang dengan rambut yang di ekor kuda.
"Kok pindah sih pak? Kan disana pangsanya lebih bagus." Serbunya.
"Iya sih. tapi disini malahan lebih sejuk dan tenang kok."
"Tentunya dong sejuk. Kan dekat dengan Mila." Gonjaknya dengan bocor.
"Wah gak juga tuh....." Elakku karena tahu perannya saat masih di Menaragading.
"Bapak tahu kan Menaragading itu dimana?" Senyumnya menggodai.
"Iyalah sedari dulu juga aku tahu kok. Sebelah masjid." Jawabku profesional.
"Mila suka nanyain tuh." Cengengesnya.
"Nanya gimana sih Mil? Ke aku gak pernah tuh." Elakku.
Sebetulnya sih gaya ini dah usang kecuali buat basa basi. Meski masih suka ada aja yang make entah dengan maksud apapun. Tapi akunya kayak yang kebal aja kok.
"Mila pernah bilang ke aku. Klo wartel depan pindah kemana ya? Lalu aku jawab wartelnya atau orangnya? Mila bertanya orangnya siapa? Aku jawab, bapak itu. Mila lalu tertawa."
Walah Emil alias Riri ini usil aja. Aku hapal kok sikapnya klo lagi bersama jeng Fiona.
Bahkan waktu minta bantuan bikin ID Yahoo pun dianya bersikap jual mahal aja. jaga jarak gituh.
Iya sih Riri suka memandangi entah menegasi aku, lantas bisik2 yang disambut senyum manis diajeng. Begitu juga dengan beberapa teman dekat atau seiring diajeng saat melintas. Tapi ya itu, klo diajengnya sendiri malahan suka sangar saat berpapasan denganku. Makanya aku suka menghindar.
"Entah juga tuh dengan Mila. Dah beberapa hari dianya gak kelihatan. kayaknya libur panjang lalu mudik ke Pekalongan."
"Kok tahu sih pak. Rupanya bapak masih suka memperhatiin Mila ya?" Kekehnya dengan senang.
Bincang2 sambil aku operasikan pc meja #5 terhenti, saat Maria menghampiri meja #2.
Melihatku menyambutnya, kayaknya agaknya Riri kurang senang deh. Tak lama kemudian dianya bangun dari meja #3 lalu beranjak mke Kasier sambil, menyerahkan uang 50ribuan. Gaya lama buat tukar duit. karena lambat buka Yahoo dan FS, client meja @2 pindah ke meja #4, tepat menjajari aku di meja #5.
"Suka FS juga ya non." Godaku kepada Maria gadis cantik Padang Medan itu.
"Iya pak saya juga suka FS." Senyumnya dengan manis dan ramah.
"Saya kira FS hanya buat para orangtua kayak saya." Godaku.
"Nggak kok pak. Saya juga suka." Tawanya sambil mendelongiku sesaat.
Aku lalu keluar buat duduk ngadem di bangku Rohto. tampak Riri tengah berbincang tentang film bersama Adelia. Saat aku memandangi sosok tampilan cantik sederhana Maria yang serius namun agaknya pemerhati itu. Gak lama kemudian Rani dan Riri keluar.
"Makasih ya Rani. Tadi lancar Yahoo nya?" Sapaku.
"Makasih juga pak. Lancar kok pak meski agak lambat juga. Karena gempa ya pak?" Senyumnya.
Sambil berjalan berdampingan, Riri mengacungkan lengan sambil bicara.
"Kok ke aku gak makasih pak?" Kekehnya.
"Makasih Riri. Masih sering ketemu gak?"
"Sama siapa pak. Mila? Aku sekarang kost di Tanah Abang." Jawabnya melanjutkan jalannya.

No comments: