Friday, April 20, 2007

Tapi apa Ajeng nya mau yah?

Kemarin sore sempet kesel juga sih kepada tim prospek dari Maxgain BEJ.  Mereka masih aja datang juga sementara pikiranku masih dipenuhi janji ketemu personil Bina Wartel yang juga molor janji tarik kabel sejak Selasa 2 hari yang lalu yang katanya wartel langsung bisa operasi. Padahal di jam 12.17 aku dah call Nia buat batalkan janji temu. Masa sih Nia gak sampaikan pesanku kepada Gultom yang bilang klo sampai jam 14.30 tadi Nia belum masuk kantor. Karena dari nada bicaranya aku yakin klo Nia ada di kantor bahkan tengah berada bersama Gultom karena Nia memanggil aku Bapak. Padahal klo lagi gak ada orang Nia memanggil aku Aa. Karena sudah kepalang datang mana dalam hujan gerimis mana make motor lagi, sementara dari Telkom juga belum kelihatan senyumnya commited nya. Dengan nada bariton aku persilahkan Gultom dan Wiro melakukan uji prospek sambil menyerahkan 
data2 tertulis  seperlunya. Ada 10 menitan kami berbincang. Mereka menjamin kalau ada kerugian transaksi Valas, akan kecil saja. "Kami usahakan keuntungan yang lebih besar yang bisa menutupi kerugian itu."
"Jadi terjamin untung ya?"
"Terjamin 100% sih tidak. Tapi ada bukti yang saya bawa klo klien kami dengn investsi USD 20.000 dalam 3 minggu di bulan ini aja bisa meraup keuntungan USD 9.000."
Seraya menyerahkan selembar copy data transaksi.
"Saat2 ini suasana pedagangan lagi bagus sekali buat investsi." Kata Wiro.
"Klo kerugian yng mungkin terjadi kecil saja. Gak mungkin terjadi total-loss dong ya."
"Iya pak. Team kami menjamin hal seperti itu gak boleh terjadi."
Sayangnya mereka gak bisa jawab dengan nyaman ketika kutanyakan kasus Ibis di Bandung yang kebetulan nama Dirut nya sama 
dengan keponakanku. Suwandi Sopian.  
"Pindah alamat kantor berarti ganti personil pak. Misalnya saya menyerahkan kuasa kepada teman sayaini. Semua biaya operasi saya ang tanggung. Dengan perjanjian ada bagian keuntungan akan diserahkan pak Wiro kepada saya."
"Berarti dana Ibis itu masih ada dong ya. Lantas gimana dengan harapan para nasabah untuk pengembalian uang mereka?"
"Ya gak ada pak."
"Gak dikembalikan? Berarti memang penipuan terencana dong ya."
"Iya pak. Karena Ibis gak bergabung dengan kami. Jadi sulit monitornya."
"Yah sama aja bohong dong. Kasihan  para sepuh yang tanam uang akhirnya cuma ditipu aja."
"Begitulah resiko klo tanam uang di organisasi yang gak terdaftar pada kami."
"Akhinya cuma saling lempar alamat buat bikin bingung nasabah ya."
"Iya pak. Klo kami jaga sekali kepercayaan nasabah karena kami pimpinan Fikasa seluruh Indonesia. Klo kami rusak, maka semuanya akan ikut rusak."
"Tapi apa yang bisa kami calon korban lakukan selain berhati hati. Sebab klo sudah jadi korban gak ada jaminan uang kembali. Kayak nasabah Ibis itu. Iya gak?"
"Iya pak." Jawab Gultom lesu lantas terlirik dianya bisik2 ke Wiro saat kubuka situs www.forexnews.com.
"Okay bapak2 makasih atas kedatangannya. Nanti kapan2 saya ke BEJ."
Ujarku sambil bangkit. Tentu saja keduanya juga bangkit meski tampak segan.
Bisa jadi mereka merasa klo misinya kurang berhasil.
Kayaknya aku kudu konsul ke Ajeng deh yang telah pengalaman di Forex.
Tapi apa Ajeng nya mau yah?

Malamnya 19 april 2007 20.27 Gultom kirim sms,
"Selamat malam pak.  Maaf saya lewat sms. Tadi saya lupa member kartunama saya buat bapak. Klo ada hal yang bapak mau tanyakan bisa lewat nomer ini (Gultom BEJ) atau nomer kantor0215150222 ext 280. Atau alamat kami. Gedung BEJ ower 2 Lt 29. Terimakasih."

Kujawab besoknya jam 06.46, "Selamat  pagi pak Gultom. Pesan sudah dimengerti. Makasih."

No comments: