Monday, October 06, 2008

Intan



Selagi abah merenungi reaksi posting pamitan di Goodreads yang sempat menbuat mataku basah. Disekira jam 2045 masuk satu  sosok gadis langsing kuning cantik temannya Ade. Intan.
"Halo beh." Tawanya seraya menyalamiku. "Maaf lahir bathin ya beh."
"Selamat hari raya Lebaran ya Intan. Maafin babeh lho suka rajin godain Intan." Senyumku.
Wajah yang manis itu tampak lesu, saat menaruh satu box kardus kecil di konter kasier.
"Intan baru pulang kerja atau pulang mudik nih?"
"Iya beh baru pulang nih. Mana dah 2 hari gak tidur."
"Dari Yogya?"
"Iya beh. Ini ada sedikit oleh2 buat babeh." Tawanya.
"Hehe makasih ya Intan. Ini tentu  bakpia patuk ya." Senengnya aku merasai lagi bakpia, setelah di tahun 2002 dibawain keluarga Retno Haniani dan di 2007 lalu dibawain oleh neng Wiena yang baru pulang melaksanakan tugas profiling kantor ke Jogya.
"Iya beh. Bakpia patok."
"Kok patok sih? Patuk. Kan produksi rumahan warga di jalan Patuk."
"Patok beh." Tawanya. Dah dulu ya beh. Intan nguantuk banget nih." Resahnya.
"E-eh klo mau langsung tidur, Intan kesini dulu." Godaku.
"Apaan sih beh?" Tengoknya. Dan aku langsung menunjuk ke tengah pipi kiri yang jambrosan.
"Wah sibabeh mah." Tawanya sembari merengut dan langsung balik ke Menaragading.

No comments: