Thursday, February 15, 2007

Enka, Etty, Ajeng.


Jam 20.04. Duduk di anjungan rohto, bincang ma Ade yang baru pulang. Perihal Safety Riding atas pengalamannya disalib orang selagi Ade lagi nyalib. Dari ujung pertigaan KK40 tampak bayangan 4 orang menuju Menaragading. Lenggang salah satu sosok terasa menggetarkan hati. Kian mendekat baru semakin jelas langkah dari Enka, gadis jangkung yang sikapnya langka sapa. Lalu gadis yang di panggil Maman dengan Teh Etty itu klo kata Wandi sebetulnya genduk YK atau Solo. Sambil jalan aja sudah menatapi posisi dudukku sambil sarat dengan senyum ringan.
"Paaak." Sapanya singkat.
"Pulang neeeng." Jawabku normatif sambil menatapi sosok yang menyusul 3 langkah dibelakangnya. Sosok pesona yang berbusana gaun, blazer, tas jinjing, sepatu tinggi dan rambut yang serba hitam kecuali blusnya yang putih tampak melenggang tenang. Pandangannya menunduk tapi seulas senyum manis berkembang dibibir yang sensual itu.
Alhamdulillah, semoga senyum ringan itu memang buatku sebagai apresiasi dari email yang kukirim ke Emil. Atau Ajeng senang aja mendengar aku menyapa teman karibnya. Selagi duduk ditemani Wandi aku merasa klo kaos warna daging kiwi yang kukenakan itu matching dengan kolor sedengkul coklat tua. Tapiiiii.... suwer deh, takutnya senyum Ajeng terbit justru karena melihat seuntai tali kolor putih yang berjumbai di depan kolorku. Tapi gimanapun juga aku senang dong karena dah lama banget gak menikmati segar sejuk senyumnya itu.

No comments: