Wednesday, February 21, 2007

Diplomasi pisang bakar?

19 feb 2007 19.40, selagi mendengarkan Burung Camar Vina Panduwinata ujug2 masuk seorang gadis demplon yang kukira mau ke Internet. Gadis cantik berkulit madu itu langsung mengutarakan maksudnya ingin menyewa pekarangan parkir eks Raisson buat dagang pisang bakar yang rencana peluncurannya 24 feb 2007. Aku tentu tanya siapa dianya dan tinggal dimana lalu prospek bisnisnya dan berapa sewa lahan sebagai kontribusi. Kepingin tahu jati dirinya aja meski gayaku kayak detektif Conan juga.
"Saya tinggal di rumah kosan sebelah masjid itu lho pak." Jawabnya sembari senyum. "Saya juga tahu dulunya ditempat itu ada yang jual Kebab dan Shisha."
"Klo gitu kamu dah lama dong tinggal di Kebon Kacang ini?"
"Iya pak sudah 2 tahunan. Saya kerja di Sarinah."
"Kamar kost kamu dilantai berapa?"
"Tiga pak." Jawabnya ringan sembari tertawa risih. Kok aneh ya?
"Kamu asalnya darimana?. Logat kamu Jawa deh." Kekehku.
"Iya pak papa saya dari Solo. Mama Cina Bandung." Senyumnya tulus.
"Okay gak penting itu. Klo gitu nanti aku kontak yang beli. Tapi berapa kontribusi yang bisa kamu setorkan setiap bulan. Kan kudu bayar listrik."
"Ohh jadi pake listrik juga ya pak. Tadinya saya mau sewa pelatarannya aja."
"Ya iya dong non. Kamu tentu pasang gerobag dorong, menja kursi, tenda."
"Tadinya sih cuma gerobag aja kok pak. Makanya klo bisa sewanya yang murah aja. Namanya juga baru mulai." Tawanya dengan malu2.
"Klo tenda perlu non buat ngadepin kondisi cuaca sewaktu waktu." Sugestiku.
"Iya juga ya pak. Tapi itu sih belakangan aja deh. Penting jalan dulu aja."
"Nanti siapa operatornya?"
"Sudah saya siapkan pak. Saya beroleh dukungan dari teman2."
"Okay nanti saya hubungi orangnya ya. Kamu datang aja kesini. Namaku Eman."
"Oh ini yang namanya pak Eman itu." Selaknya dengan rada taajub atau heran.
"Lho kenapa? Apa yang kamu pernah dengar tentang pak Eman?" Curengku.
"Gak ada kok pak. Maaf pak saya belum memperkenalkan diri. Nama saya Christin." Seraya menyodorkan lengannya sambil menatapi wajahku. Tentu kusambut dengan hangat.
"Gpp kok. Toh nantinya juga bakal kenal. Klo boleh tahu nohape kamu?"
Dia menulis di kertas sejumlah nomer. Lalu kuisikan nohapenya ke hapeku, kemudian kuberikan miscall seraya menggiringnya kepintu keluar.

Jam 19.46 Kukirim sms ke pak Yanto ditembuskan ke Christin. Pak Yanto membolehkan aku berikan nohapenya.
Lalu di 19.58 kukirim sms. "Christin, hub aja pak Yanto di nohape nya ya."
Christin menjawab di 19.54. "Makasih banyak ya pak semoga kita dapat jalan keluarnya. Klo sukses kita traktir pisang bakar dech.=)" Godanya.
Kujawab di 20.08 "Okay Christin. Klo kamu maju, bp ikut senang aja lho."

Sejujurnya dah banyak lho yang menanyakan lahan itu buat banyak macam keperluan. Tapi akunya males aja meladeninya. Cuma buang waktu dan pulsa. Pernah kuberikan nohape pak Yandi kepada peminat lahan rumah makan. Tapi jawabnya terasa asem sepet. Katanya lagi bisniz di Surabaya. Pernah juga kukirim fax dari PLN tapi gak ada tanggapan. Makanya waktu Sumiati sembarangan bilang klo dianya mo nyewa pelataran itu aku cuwek2 aja. Hebat juga kamu ya Christin dah bisa meluluhkan keogahan hatiku. Apa karisma Menaragading? Memangnya apa yang pernah kamu dengar tentangku?

No comments: