Friday, November 24, 2006

Jeng Fiona sakit.



Semalam jumpa Lina disaat dianya melintas. Dtangannya ada sebuah buku dan sebentuk boneka keramik yang kepalanya bergoyang. Kutimang bonekanya dengan tangan kanan seraya aku menanyakan dimana bisa beli minyak Lavender untuk pengharum ruangan warnet. Lavender itu biasa dipakai sebagai aroma-therapy yang berkhasiat untuk penenangan syaraf dan melemaskan jaringan otot untuk mencapai suasana santai (relaksasi).
"Oh ada beh. Teman aku jual sebegini Rp. 800.000. Asli dari luar negeri."
Jawabnya antusias dengan mata berbinar seraya menangkupkan telapak tangannya sejarak 10 sentian.
"Oh ya? Dulu aku ada teman yang kerja di Spa di Sogo yang melayani pemijatan dan pelayanan aroma therapy. Minyak Lavender dalam kemasan 25 ml saja harganya Rp. 125.000,-" Sergapku.
"Walah mahal banget tuh. Klo babeh mau aku juga ada teman yang menjual minyak Lavender asli buatan luarnegeri Rp. 200.000 seliternya."
Hemmmhhh, mana yang benar informasinya nih? Kok kalang kabut begini.
"Eh beh, Fiona lagi sakit lho." Tatapnya sambil tersenyum. Wah mau ngelaba apalagi nih?
"Waaahhhh, pantesin udah lama gak kelihatan. Sakit apa?" Sergapku.
Iya terakhir lihat diajeng melintas itu sekira hari Rabu sore 14 Nop yang lalu. Saat itu diajeng mengenakan busana gaun coklat susu dengan kemeja toska. Langkahnya gemulai bersendal kuning teple. Diajeng melintas dengan tenang sambil lengan kirinya menenteng tas kulit coklat hitam besar. Kayaknya mau belanja deh. Setelah itu aku gak pernah lagi melihat sosoknya.
"Udah 10 hari sakit panas tenggorokannya sakit."
"Klo diajeng mau aku sebetulnya bisa merawatnya sampai Insyallah sembuh."
"Huh mana dia mau. Dia kan marah ke babeh. Pernah aku sebut nama babeh dia langsung marah. Aku bilang klo gak mau kerjasama sama babeh kan bisa sama anaknya. Tapi dianya gak mau dengar."
"Ya sudah jangan lagi sebut namaku didepannya. Kasihan dia, mana cape, mana jauh dari keluarga. Tentunya marah klo mendengar nama yang mengesalkan hatinya disebut. Dah ke dokter belum?"
"Kayaknya sudah. Tapi obatnya dibelikan temannya. Belikan pizza beh. Dia suka banget sama pizza."
"Klo radang tenggorok ya gak boleh makan yang keras2 dan berminyak termasuk pizza."
"Iya. Tapi dia kan kudu makan." Ketusnya.
"Iya tapi makannya yang lembut2 dulu dan jangan pakai bumbu merangsang. Sambal misalnya."
"Iya tapi klo pizza kan boleh. Udah aja beliin seloyang biar senang hatinya." Bujuknya.
"Coba kamu tanya dulu, mau gak diajeng makan pizza. Nanti aku beliin."
"Klo tahu dari babeh mana mau dia bahkan menjadi marah."
"Ya jangan bikin marah. Kasihan. Aku kepingin menjenguknya bisa gak yah?"
"Wah jangan deh. Nanti dianya marah lagi."
"Atau kasih aku nohapenya nanti aku kirim sms."
"Nanti deh aku usahakan. Tapi ngirimnya jangan make hape babeh." Matanya berkilat.
"Kenapa? Kan dia gak tahu nohapeku?"
"Dia tahu beh. Cuma sekarang dia dah ganti nomor." Wajahnya mencoba membaca wajahku.
Iya sih, sebelum hari Raya Ied aku sempat kirim sms ke 08179957xxx atas nama Fiona Iag yang aku temukan diatas secarik kertas 6 bulan lalu di warnet Raison. Aku gak tahu pasti apakah itu nohapenya. Sms terkirim meski gak pernah ada jawaban. Semasa hari Raya aku kirim sms lagi tapi Report nya Pending lalu Not Send. Sekali lagi 2 minggu yang lalu aku kirim sms menanyaklajn khabarnya. Tapi nasibnya sama, Pending lalu Not Send. Apakah dianya ganti nomor ya? Menungku.
"Dah malam ah beh aku ngantuk." Ujarnya seraya berlalu.
"Titip salamku untuknya semoga cepat sembuh ya."
Lina cuma sekedar membalikkan wajahnya lalu meneruskan jalannya ke menara gading.

Sedih dan prihatin mendengar betapa diajeng sudah 10 hari sakit. Mana sendirian lagi. Untung ada teman2nya yang membantunya. Meski ada juga yang kayaknya mencoba kembali memanfaatkan situasi. Klo saja aku boleh merawatnya, diajeng tentu kuberikan demah dengan handuk basah sepanas mungkin yang bisa ditahannya lalu dibelitkan ke lehernya yang jenjang itu. 2 helai handuk basah lainnya di taruh di pundak dan dada atasnya. Lalu biarkan sampai dingin. Diajeng tentu akan longgar nafasnya, suhunya akan menurun bahkan lalu tertidur pulas. Lebih bagus lagi klo telapak kakinya direndam di air panas sambil diuruti sampai ke dengkulnya. Diajeng nantinya akan bangun dengan rasa laparnya. Aku yakin dengan 3 kali perawatan hydro-therapy saja kesehatan pisik dan psikisnya akan jauh membaik. Subhanallah. Klo saja dan andaikan aku beroleh kesempatan berlian itu.

No comments: