Tuesday, April 11, 2006
Frustasi matak emosi
Semalam itu entah karena merasa frustasi, telah membuatku rada menaiki emosi.
Ada user yang menggunakan pc #4, anakmuda gondrong yang mengaku mahasiswa itu main angkat2 CPU justru dipantatnya yang terdiri dari sederet terminal sensitif. Ketika ditegur katanya dia mau menyambungkan USB untuk mengkopi data dari Internet. Aku bilang kalau mau nyambung USB gak perlu ngobok2 pantat, karena pada sisi kiri boks ada 2 terminal USB. Entah karena merasa malu karena ditegor dianya balik marah dengan mengatakan dikampusnya dianya biasa menyambungkan USB dengan cara begitu. Aku jawab kalau dia mau bertanya dulu dengan tak usah mengganggu peralatan warnet.
Dengan muka masam anakmuda yang juga mengaku "anaksini" itu berlalu. Dan benar saja user berikut nya selama 25 menit tak berhasil membuka situs Internet apapun. Baru setelah diperiksa dan di restart, komputer berjalan normal kembali.
Ada lagi pengguna wartel dengan biaya Rp. 2200. Menyerahkan 2 lembar ribuan dan satu koin 500. Ketika kukembalikan 300 dianya menyodorkan koin 200. Maksud baiknya agar aku gak perlu menyerah kan uang kecil yang memang diperlukan untuk operasionil. Tapi karena dilakukannya ditengah 6 pengguna lain yang siap bayar dengan sejumlah struk yang juga kudu di-pilah2. Maksud baiknya justru menjadi gangguan yang serius.
"Memangnya apalagi mas?" Sengorku.
Pria muda bertopi itu lalu menyodorkan perhitungan lisan yang rudet.
Aku bilang, "Biaya 2200 bayar 2500 telah kami kembalikan 300. Klop bukan?"
Tapi dengan "akrabnya" pria itu masih hahahehe sambil bilang, "Easy easy pak..."
Akhirnya pria itu kuusir dengan sopan, "Maaf saya sibuk. Klo anda sudah selesai silahkan keluar." Lalu kulanjutkan melayani pembayaran dari yang lain.
Setelah selesai kupanggil Jamal buat menggantikan, lalu mendekati Mira yang tengah asyik kutak kutik di PC #6 yang sejak tadi permintaan bantuannya belum terlayani.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment